25. Re:Brithday

443 45 5
                                    

Gelap.

Dia ... ada di mana?

"... Ugh...," erang Len.

Len mencoba menggerakkan tangannya, tetapi tidak bisa. Ia merasakan sesuatu yang mengikat kedua tangannya, begitu pun dengan kakinya.

Gelap ... gelap sekali. Sampai-sampai ia tidak bisa melihat keadaan sekitarnya. Sejauh mata memandang, hanya warna hitam yang dilihatnya.

Ini ... di akhirat, 'kah?

Tidak, ini bukan akhirat. Len tahu itu. Lalu di mana dia?

"Badanku ... sakit semua." Len perlahan membangkitkan tubuhnya, membuat bunyi seperti tulang yang remuk.

Len memperhatikan sekitar. Tidak ada yang bisa dia lihat selain kegelapan di sekitarnya, juga tidak ada suara apa pun. Saking heningnya, mungkin Len bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.

Len memeluk tubuhnya sendiri, dingin tiba-tiba menyerang dirinya. Apa ... yang terjadi?

Ah ... dia ingat.

Kalau tidak salah, Len sudah mati oleh guillotine itu. Lalu dimana dia? Ini bukan akhirat. Kalau pun memang akhirat, seharusnya ada orang--atau siapapun, di sini.

Len mendongak, menatap ke atas. "Tunggu ... apa, itu?"

Mata Len menyipit berusaha memperhatikan lebih jelas apa yang ada di atas sana. Sebuah ... lubang. Lubang yang sangat besar.

Len terbelalak begitu ia mendengar sebuah suara. Ia tahu, suara siapa itu. Suara mengerikan yang sangat tidak ingin Len dengar lagi.

"Laki-laki yang jahat akan menjadi tua. Kau akan jauh dariku, bila meninggalkan ruangan ini."

Tidak! Kejadian itu ..., Semuanya, berputar kembali di memori Len. Semua, momennya di Evilania. Terus-menerus berputar layaknya kaset rusak.

Kejadian itu ... Rin, Meiko, Kaito, ... Miku. Semuanya. Darah, darah dari 'mereka' yang Len bunuh, terputar ulang, lagi dan lagi.

Len dapat melihat rantai yang membelenggunya. Warnanya, mengingatkannya pada seseorang.

Warna rantai yang membelenggu kedua tangannya, mengingatkannya pada Meiko. Gadis tangguh itu, warna merah.

Sementara rantai di kakinya mengingatkan Len pada Kaito, pemuda yang sangat mencintai Miku, warna biru.

Siapa yang menyebabkan semua ini? Sudah jelas jawabannya. Mungkin ... Len harus diberi hukuman sebelum ke akhirat, nanti.

Ada lubang kunci.

Ada lubang kunci di tengah-tengahnya. Untuk ... apa?

Len menutup telinganya begitu mendengar suara nyanyian. Sebuah nyanyian, yang begitu indah, tetapi di saat yang bersamaan juga terdengar begitu menyeramkan.

"Lapis Lazuli...."

Satu kalimat yang berhasil ditangkap Len. Siapa ... yang menyanyikan lagu menyeramkan itu?

"Ini benar-benar merusak mentalku." Len jatuh berlutut. Kepalanya terasa pening, bahkan sampai ingin pecah.

Suara Miku yang menggema dan terus mengucapkan kalimat yang sama berulang-ulang, tercampur dengan nyanyian yang entah siapa penyanyinya.

"Cukup ... tolong."

Bruk.

Len pingsan.

Bersambung...

Story Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang