10 : Brioche

356 40 0
                                    

"Kita sampai Len!" Ucap Miku menunjuk ke arah toko kue--rumahnya.

"Ah, terima kasih telah mengantarkanku," ucap Len.

"Sama-sama," ucap Miku.

Mereka pun memasuki toko kue itu.

"Okaa-san, Okaa-saaan!!" panggil Miku saat memasuki toko kue itu.

"Miku-chan? Tumben kau pulang lebih cepat saat bersama pangeran Kaito." seorang wanita paruh baya keluar dari dalam ruangan.

"Em... ini Len, dia adalah pelayan pribadi ratu dari kerajaan sebelah. Aku pulang lebih cepat karena mengantarnya kemari," jelas Miku.

Len meringis mendengar penjelasan Miku, ia merasa jika dirinya itu merepotkan.

"Begitukah? Wah, aku tersanjung atas kedatanganmu kemari," ucap ibu Miku. Lantas, dirinya mendekati Len. "Ada perlu apa kau kemari anak muda?"

"Eng... sebenarnya aku berniat untuk membeli kue di sini," ucap Len.

Len sibuk mencium aroma dari kue-kue yang baru saja matang dan masih hangat, baunya sangat menggugah selera.

"Oooh. Kau ingin membeli kue apa?" Tanya ibu Miku.

"Ah, itu...." Len berfikir sejenak, "aku ingin membeli kue yang kata orang-orang sekitar rasanya sangat enak itu."

"Eh?" Ibu Miku memiringkan kepalanya bingung.

"Brioche," ucap Miku saat keluar dari suatu ruangan dan membawa nampan berisi segelas teh, "orang-orang bilang, kue brioche yang ibu buat sangatlah enak."

"Begitukah? Jadi, Len ingin membeli kue itu?" Tanya ibu Miku.

"Iya. Aku ingin membeli itu, untuk sang ratu," ucap Len, "Ratu yang menyuruhku kemari."

"Baiklah akan aku ambilkan," ucap ibu Miku, "kau ingin berapa?"

"Eng... mungkin sebungkus cukup," ucap Len menimang-nimang.

"Baiklah," ucap ibu Miku. Dia pun memasuki sebuah ruangan, sepertinya dapur.

"Duduklah Len," ucap Miku tersenyum sambil menaruh segelas teh yang berada di atas nampan yang di pegangnya sedari tadi.

"Ah tidak, tidak apa-apa. Aku tidak ingin merepotkan," ucap Len.

"Tidak apa-apa, duduklah. Kau tidak merepotkan kok! Aku selalu diajarkan untuk bersikap baik kepada siapa pun, jadi kau sama sekali tidak merepotkan," ucap Miku.

Len duduk di kursi sebelah Miku.

"Jadi, kau ke sini atas perintah Ratu?" Tanya Miku memulai pembicaraan.

"Iya begitulah," ucap Len.

"Kudengar keadaan Evilania sedang tidak baik saat ini," ucap Miku, "mungkin karena minister andalan kerajaan Evilania tewas?"

"Mungkin. Aku sama sekali tak tahu menahu tentang keadaan Evilania saat ini. Aku jarang keluar dari istana, aku mempunyai kewajiban untuk melindungi ratuku," ucap Len tersenyum.

"Begitu ya...," gumam Miku.

"Hei Miku," panggil Len, "Pangeran Kaito itu benar-benar tunanganmu kah?"

"Tentu saja. Memangnya kenapa?" Tanya Miku bingung.

"Tidak, hanya saja...." Len mengantungkan kata-katanya.

"Hanya saja apa?" Tanya Miku.

"Aku mempunyai firasat buruk tentang ini," ucap Len pelan.

"Eh?" Miku ditambah bingung karena pernyataan Len yang menurutnya misterius.

"Ini pesananmu Len," ucap ibu Miku keluar dari dapur sambil membawa kantong kertas berwarna coklat.

"Ah terima kasih." Len berdiri dari kursinya.

Dengan segera, ia mengambil kantung berisi pesanan ratunya dan berlalu pergi setelah membayar kue itu dan berpamitan.

Rin pasti akan mengomel ngomel karena aku terlalu lama batin Len.

Ia pun segera menaiki kereta kudanya dan pergi menuju kerajaan Evilania.

*****

Tok tok tok!

Len mengetuk pintu kamar Rin dengan perlahan. Setelahnya, ia mendengar Rin berkata "masuk!"

Len pun membuka pintu kamar Rin dan menemukan jika Rin tengah memandangi burung peliharaannya.

Len pun menghampiri Rin dan menepuk pelan pundak kiri Rin. Rin yang sedang melamun pun spontan memutar badannya ke belakang dan menemukan Len tengah berdiri menghadapnya sembari tersenyum.

"Len! Kau lama sekali!" Gerutu Rin.

"Maaf, maaf. Tadi aku sempat tersesat. Tapi aku membawakan pesananmu kok!" Ucap Len menunjukkan kantung yang ia bawa.

"Waaah!" Mata Rin pun berbinar cerah. "Terima kasih Len!"

"Oh iya, itu burung peliharanmu?" Tanya Len yang di jawab anggukan Rin, "Siapa namanya?"

"Len Kagamine Evilania! Aku membelinya saat merindukan dirimu dahulu," ucap Rin sembari menyengir.

Len pun terkekeh karena burung itu diberi nama sama dengan namanya.

"Baiklah kalau begitu ...," Len mengeluarkan sangkar burung yang di dalamnya juga terdapat burung, dirinya sempat membeli burung itu tadi sebelum benar-benar pulang. "Aku beri nama dia Rin Kagamine Evilania!"

Len mengeluarkan burung itu dari sangkarnya dan memasukkan burung itu ke dalam sangkar yang terdapat burung milik Rin.

Mata Rin pun berbinar kembali, "Yee! Akhirnya Len dan Rin bersama!"

Len pun terkekeh melihat sikap Rin yang seperti itu, tak mencerminkan sikap ratu sama sekali jika Rin ada bersamanya, berdua.

Bersambung...

Story Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang