Len melangkah dengan gontai menuju ke kamar Rin. Dirinya yang sudah sangat lelah karena pekerjaan-pekerjaannya terpaksa harus memaksakan dirinya untuk melangkah ke kamar Rin.
Karena jika dirinya tidak menghampiri Rin, mungkin Rin akan ngamuk besar....
Tok tok tok
Len mengetuk pintu kamar Rin dengan pelan, setelah mendapat izin untuk masuk, Len pun membuka pintu kamar Rin dan segera masuk ke dalam sana.
Rin menoleh ke arah pintu ketika pintu itu terbuka, ia melihat Len di sana. Dengan wajah super cemberut dan kusut, ia menghampiri Len.
Len yang melihat Rin pun mengernyitkan dahi heran, "kau kenapa Rin?"
"Baca ini," ucap Rin seraya menyerahkan surat kabar yang tadi pagi datang.
Len yang penasaran pun lantas segera membaca surat kabar yang disodorkan oleh Rin. Betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah Miku di sana dengan judul 'Negeri hijau hancur, seluruh rakyat negeri hijau musnah, tetapi jasad tunangan pangeran Kaito, Hatsune Miku, Tidak dapat ditemukan di mana pun'
Len membulatkan matanya, lantas kembali melihat ke arah Rin yang masih setia dengan wajah cemberutnya itu.
"Bagaimana bisa dia tidak ditemukan di mana pun?! Padahal aku yakin jika aku telah membakar habis negeri hijau hingga menjadi abu!" Ucap Rin kesal.
"Dan lagi ... para prajurit juga telah membunuh setiap orang yang memiliki rambut berwarna hijau ... Bagaimana bisa dia lolos dan tidak terbunuh?!"
Len dapat melihat raut wajah Rin yang benar-benar memperlihatkan betapa kesalnya Rin saat ini. Yang bisa Len lakukan hanyalah diam, meski di dalam dirinya ia mengutuk siapa pun si pembuat surat kabar ini.
"Hei Len," panggil Rin memecahkan diamnya Len. "Aku mau ... Kau cari gadis itu dan bunuh dia." pandangan Rin menajam.
Mendengar perintah yang keluar dari mulut manis Rin, muka Len pun memucat. Usaha Len untuk menyembunyikan Miku agar tak terbunuh ... Hanya memperpanjang hidup Miku, sialnya malah berbalik ke Len yang harus membunuhnya, dengan kedua tangannya.
"Ri-Rin bilang apa ta-tadi?" Tanya Len dengan tubuh bergemetar.
"Aku bilang ...," Rin mengeluarkan aura gelapnya, "cari dan bunuh gadis itu Len. Aku tidak mau tahu, kau tidak kuperbolehkan kembali ke istana jika belum membunuh gadis itu."
"Baiklah...." Len keluar dari kamar Rin setelah mengiyakan perintah Rin. Dirinya, mau tak mau harus membunuh Miku, gadis yang ia cintai, walau hatinya saat ini tengah hancur.
Len pun melangkahkan kakinya, ketempat di mana dirinya menyembunyikan Miku, sumur tua yang berada di dekat negeri hijau, hanya itu satu-satunya daerah yang paling tersembunyi.
Saat sampai di sana, Len melongok ke dalam sumur dan melihat jika Miku masih berada di sana.
Miku yang merasa tertutup cahaya pun melongok ke atas, sesosok bayangan hitam yang dilihatnya. Ia takut, sungguh. Tapi saat dirinya memperhatikan lebih detail, itu mirip seperti bayangan tubuh Len.
"Le-Len? Itukah kau?" Tanya Miku memastikan dengan mata menyipit guna menghindari silaunya cahaya.
"Ya Miku, ini aku Len. Aku akan mengeluarkanmu dari sana, tunggu sebentar," balas Len. Miku pun menghela nafas lega karena itu benar benar Len.
Len menarik tali sumur itu dengan tangan yang bergemetar. Dia tak sanggup, tentu saja. Siapa yang sanggup membunuh seseorang yang dicintainya?!
Tapi demi Rin, Len rela melakukan itu semua, Len rela mengotori tangannya dengan darah jika itu demi Rin.
Miku keluar setelah Len selesai menarik tali itu hingga ember yang dinaiki Miku berada di atas.
"Len terima ka--akh!" perkataan Miku terhenti saat dirinya merasakan sakit yang luar biasa dari punggungnya.
Itu ulah Len. Len yang langsung menusuk Miku sebelum Miku sempat berterima kasih kepada Len.
Len menangis dalam diam, dengan Miku yang berada di pelukannya. Sementara Miku yang masih bernafas, ia tersenyum dan menepuk pelan pundak Len. Ia tau jika ini bukan kemauan Len, ini kemauan ratunya, saudari Len sendiri.
Miku pun menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Len yang saat ini tengah menangis, membasahi pundak Miku dengan air matanya.
Len pun menaruh perlahan raga tak bernyawa itu bersandar di sumur tua itu.
"Maafkan aku, Miku...," ucap Len berbisik di telinga Miku.
Len pun segera beranjak dari tempat itu meninggalkan jasad Miku yang tengah tersenyum seraya berusaha untuk menghapus air matanya, dirinya harus terlihat kuat dimata Rin. Harus...
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena