Len membuka matanya, masih sama. Dirinya masih berada di tempat yang sama.
Sebenarnya ini tempat apa? Apa yang harus Len lakukan agar keluar dari sini?
"Lubang yang sama," ucap Len begitu mendongakkan kepalanya.
Tetapi ... ada yang berbeda.
Di sana, di lubang kuncinya, terdapat sebuah kunci. Apa ... itu?
"Apa yang harus kulakukan...." Len menutup matanya. Ia membuka matanya kembali begitu mendengar sebuah nyanyian, sama seperti tadi.
Bedanya, nyanyian itu menenangkannya. Membuat Len merasa tenang dan nyaman. Siapa ... yang menyanyikan lagu itu?
"Rin?" Len bergumam. Benar, suara itu sedikit mirip dengan kembarannya; Rin. Tetapi, Len juga tidak yakin apakah benar Rin?
Sampai Len menyadari, alunan lagu yang sedari tadi Len dengar, memiliki sebuah makna. Makna yang sangat dalam. "Dunia ... yang baru? Ini hanya sebuah mimpi buruk?"
Bagaimana pun, mau dikata mimpi pun, Len benar-benar merasa seperti nyata. Sangat nyata untuk disandingkan dengan mimpi.
Len hanya berdiri, diam di tengah ruangan serba gelap itu. Lagu yang sedari tadi mengalun tiba-tiba berhenti, membuat suasana mendadak hening.
Cahaya dari atas membuat Len sedikit menyipitkan matanya saat mendongak, berusaha melihat apa yang tengah bersinar di atas sana. Setitik cahaya, berwarna kuning kejinggaan. Len baru menyadarinya, lubang kunci yang tadinya terlihat kosong, sekarang tengah diiisi oleh sebuah kunci.
"Apa, bagaimana bisa?" Len bergeming saat cahaya kuning kejinggaan itu mendekatinya, sebenarnya dia kebingungan.
Len mengulurkan tangannya, menyentuh cahaya itu. Ah, itu bukan sekedar cahaya. Ada beberapa kalimat yang tertulis di cahaya itu, membuat Len penasaran akan bacaannya.
Dalam diam, ia membaca rentetan kalimat-kalimat itu. Sampai pada bagian akhir, Len tertegun.
"Rin? Kau... mengirimkan sebuah permohonan, dengan cara seperti diriku dulu?" Len tersenyum kecil, rupanya Rin tidak benar-benar melupakan apa yang pernah dilakukannya; melempar botol berisi prrmohonan ke arah laut.
‘Permohonan untuk dilahirkan kembali dan menjadi kembar lagi, ya...,’ Len membatin. Ia tertawa kecil, Rinnya itu memang lucu, berkata tidak ingin membuat permohonan, tetapi sekalinya membuat malah sedikit tidak wajar.
Mana bisa, 'kan, meminta menjadi kembar lagi di kehidupan selanjutnya?
Krek.
Len menoleh dengan cepat ke atas, terbelalak saat kunci itu berputar, tidak seperti posisi tadi.
Jangan-jangan...
"Ini bukan berarti aku memaklumi kejahatanmu."
Miku muncul dengan wujud sedikit transparan, pakaiannya berganti dengan pakaian modern. Len yang melihat hal itu lantas terkejut, memandang tak percaya ke arah Miku transparan itu.
"Setelah ini, kau akan terlahir kembali, Len."
Suara dengusan napas terdengar, disusul dengan kemunculan Meiko juga memakai pakaian yang modern. Meiko melemparkan senyum kecil saat Len memandangnya kebingungan.
"Harapan Rin benar-benar akan terwujud?" gumam Len, berarti dirinya juga akan terlahir kembali? Di dunia modern seperti mereka? Lalu bertemu Rin. Len tersenyum kecil.
"Hari ini adalah hari kelahiran barumu."
Kali, suara bass yang terdengar. Tidak perlu Len tebak lagi, suara bass Kaito yang satu ini tidak akan ia lupa. Dan benar saja, Kaito muncul dengan pakaian modernnya.
"Lewat sini, Len. Ini hanya kesempatan seumur matimu, jika kau tidak juga beranjak maka tidak akan ada lagi."
Mereka bertiga menunjuk ke salah satu arah. Diam-diam Len meringis mendengar ucapan mereka, kesemparan seumur mati, huh?
"Tunggu apa lagi?"
Keadaan yang tadinya serba hitam, kini berubah drastis menjadi serba putih, dibarengi dengan Miku, Meiko, dan Kaito yang menghilang.
Len tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, ia pun berlari sekencang yang ia bisa. Gila saja, masa iya dia mau tinggal di ruangan hitam entah apa itu?
Len menghentikan larinya saat ia tepat berdiri di hadapan pintu kayu berwarna coklat. Ia mengatur napasnya yang masih satu-dua akibat berlari, sampai ia mendengar sayup-sayup suara seseorang.
"Ayo Rin, akan kuperkenalkan kau pada seseorang."
Len tersenyum, dengan perlahan ia membuka pintu kayu tersebut.
"Namanya adalah,"
Klek.
Pintu terbuka sepenuhnya oleh Len, menampakkan pria berjas entah siapa juga Rin yang menatapnya terkejut.
"Len Kagamine."
Tanpa bisa ditahan, air mata Rin turun, begitu juga dengan Len. Perasaan bahagia membuncah dalam diri mereka berdua. Pun Rin, ia tidak menyangka harapannya dulu benar-benar terkabulkan.
"Len."
~❇~
Akh, satu part lagi dan Story ini tamat. Kungerasa bersalah udah nelantarin nih cerita, duh.. :'v *sungkem*
Capther selanjutnya, udah ending. Dan percayalah, mungkin itu panjang nggak tau pake banget apa nggak. Nggak niat bikin (2) nya :< biarkan capther nanti tydac terduakan.
Bye-bye? In Next capther~
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena