24. Brioche (2)

427 45 2
                                    

Haku berkedip beberapa kali, lantas menurunkan pisau yang hampir ia tusukkan ke tubuh Rin.

Apa yang dia lakukan? Dia tidak boleh melenyapkan seorang pun hanya karena sebuah dendam sahabat.

Haku menurunkan pisaunya, dengan segera membuang pisau itu ke laut. Rin yang mendengar suara jatuh pun lantas menoleh kebelakang, dilihatnya Haku yang melihatnya dengan tatapan, um ... menyesal?

Rin tidak tahu apa yang terjadi? Ia berdiri, memandang Haku sekali lagi. "Um ... Haku?"

Haku pun dengan segera tersadar, pandangannya kembali seperti semula ketika kembali menatap Rin.

Tidak, Rin tidak boleh tahu. Rin tidak boleh tahu jika beberapa saat yang lalu Haku baru saja hampir melenyapkannya.

"Ayo pulang, Rin. Angin pagi ini dingin dan bajumu basah. Nanti kau akan sakit." Haku melemparkan senyum hangat ke Rin.

"A-ah, baiklah." Rin juga dengan segera mengangguki ajakan Haku. Dingin yang tadi tidak dirasakan oleh Rin pun menyerangnya, lantas Rin merapatkan jubah hitamnya.

"Ayo, kita pulang..."

***

"Haku!!"

Haku menoleh, menatap Rin yang berlari mendekat ke arahnya. "Ada apa, Rin?"

"Ajarkan aku membuat brioche!" Rin mengepalkan kedua tangannya, menatap Haku dengan penuh minat.

Haku berkedip dua kali, "Eh? Tapi ... aku baru saja selesai membuatnya." Telunjuknya menunjuk ke arah beberapa brioche yang berada di atas nampan.

"Ah...." Rin menghela nafasnya kecewa.

Padahal, Rin sudah berusaha datang secepatnya, tetapi apadaya Haku sudah selesai. Rin hanya ingin membuat brioche, ia ingin bisa membuat brioche.

Brioche adalah kue yang paling Rin suka. Jika dulu, Len lah yang membuatkannya untuknya, tetapi ... Len sekarang tidak ada.

"E-eh, ano ... mungkin kita bisa membuat beberapa. Tapi," Haku mengelus tengkuknya, "hanya satu atau mungkin dua, oke?"

Rin mendongakkan pandangannya, menatap Haku dengan mata berbinar.

"Oke!"

Haku tersenyum, kembali mengeluarkan bahan-bahan yang tadi dipakainya.

"Tuang tepungnya."

.

"Uwaa!! Bagaimana ini?! Tertuang semua!!!"

.

"Jangan banyak-banyak!!"

"Tsumimaseeen!!"

.

"Perlahan, tuangkan perlahan. Tidak! Tidak!!"

.

"Haku, ini tidak mau diaduk!!"

.

"Gunakan perasaanmu, gunakan!!!"

.

"Doushi yo?!!"

.

Rin mengusap keningnya yang penuh keringat, sesaat kemudian ia berkecak pinggang, setidaknya brioche miliknya akhirnya selesai.

Yah ... walau pun bentuknya jauh dari kata sempurna, sih.

Haku yang melihat Rin pun menyunggingkan senyum tipis, dalam hati bersyukur Rin tidak mengetahui apa yang Haku hampir lakukan padanya.

"Ayo kita makan!!"

Haku dan Rin memakan brioche mereka, sesekali bercanda gurau soal ini dan itu.

Oh, dan ngomong-ngomong ...,

Sewaktu Haku melihat Rin di pantai tadi malam, ia seperti melihat ilusi seorang laki-laki, tengah memeluk Rin dari belakang.

Entah Haku tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi Haku yakin ada ilusi di sana. Keyakinannya diperkuat ketika ilusi itu lenyap bagaikan uap yang terbawa angin.

Kira-kira, siapa ya?

Bersambung...

Masa penyorotan Rin udah abis(?) Capther berikutnya bakal ganti yang disorot si Len~

Story Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang