"Rin...," panggil Len.
Saat ini Rin dan Len tengah berada di ruang kamar Rin. Dan, Len tahu apa kondisi Rin sekarang.
Seakan-akan, ada yang menyayat hati Len saat melihat kembaranya menangis. Rin menangis sambil memegang liontin kalung yang di dalamnya terdapat foto Kaito.
"Ne, Len...," panggil Rin, masih dalam tangisannya.
"Ya, Rin?"
"Siapa gadis itu?" Rin sesenggukan.
"Gadis penjual kue di alun-alun kerajaan Midori. Tunangan pangeran Kaito, Hatsune Miku," ucap Len menunduk seraya mengenggam tangannya erat.
"Tunangan ... pangeran Kaito...." Rin yang tangisnya tadi telah reda kembali menangis.
"Rin hanya perlu meminta dan aku akan mengabulkannya," ucap Len berusaha meredakan tangis Rin.
"Be-benarkah?" Ucap Rin memastikan.
"Ya...."
"Se-sekarang sudah tidak ada harapan untuk mendapatkan pangeran Kaito ...," Rin kembali sesenggukan, "tapi, jika gadis itu tidak ada maka masih ada kesempatan, 'kan?"
Len diam menunggu kalimat lain yang terlontar dari bibir Rin. Rin berbalik menatap ke arahnya, menatapnya dengan mata yang tengah berlinang air mata, walau Rin telah berhenti menangis.
"Ne Len," panggil Rin. Len memfokuskan pandangannya ke arah Rin, walau ia telah menduga-duga apa yang akan Rin minta. Membunuh, Miku. Itu yang ada di pikiran Len.
"Hancurkan Negeri hijau beserta rakyat rakyatnya, termasuk si gadis hijau itu," ucap Rin pelan, dengan mata penuh dendam.
Len yang mendengar permintaan Rin pun lantas membulatkan matanya. Jauh dari ekspetasinya. Kenapa Rin sampai ingin menghancurkan negeri itu....
"Rin kau gila?! Kau ingin memusnahkan rakyat-rakyat tak berdosa di sana?!" Protes Len pelan.
"Kau berani menentang permintaanku Len?" Mata Rin berubah menjadi tajam, "apa karena si gadis hijau itu? Kau bertemu dengannya saat aku menyuruhmu membelikan kue dan kau jatuh cinta padanya?"
Len terdiam seribu bahasa. Apa yang diungkapkan Rin, semuanya benar, dan Len tak bisa menyangkal hal itu.
"Hancurkan negeri hijau itu Len," ucap Rin.
Len pun kembali menghadap Rin dan terkejut melihat kembarannya kembali menangis.
"Ka-kau bilang akan mengabulkan apa pun permintaanku, jadi kabulkan yang satu ini! Apa cuma gara-gara gadis hijau itu kau melanggar janjimu?" Tanya Rin dengan berlinang air mata. Len hanya tidak tahu ... tangis Rin yang ini, hanyalah sandiwara belaka....
"He-hei Rin, jangan menangis. Aku tidak akan melanggar janjiku padamu," ucap Len seraya memeluk Rin pelan, seakan Rin adalah benda rapuh. Len menutup matanya, berusaha menenangkan diri dan dapat melaksanakan permintaan Rin.
"Ka-kalau begitu, kita adakan rapat hari ini! Nanti siang! Kumpulkan para menteri di ruang rapat!" ucap Rin.
"Baik...."
****
Di ruang rapat, Rin terlihat berjalan dengan anggun layaknya seorang ratu sambil membawa sebuah pisau yang di pegang di tangan kanan dan kirinya. Saat dirinya sampai di kursinya, dia menusuk peta yang ada di hadapannya dengan pisau yang dibawanya, tepat di daerah negeri hijau.
"Malam ini, kita akan menghancurkan negeri hijau. Bunuh seluruh rakyat di dalamnya, bakar semuanya sampai tak ada mayat yang akan dikenali," ucap Rin, dengan mata yang tajam. Menunjukkan sifat evilnya.
"Ta-tapi ratu--"
"Ada apa perdana menteri satu? Kau berniat menentang permintaanku?" Rin memotong pembicaraan perdana menteri satunya. Setelah Rin berkata begitu, Len dengan sigap berdiri dari tempat duduknya dan mengacungkan pisaunya tepat di hadapan muka perdana menteri satu.
Perdana menteri lainnya pun menengguk salivanya sendiri ketika melihat dua kembar jahat itu. Pasrah, mereka hanya bisa menuruti kemauan sang Ratu.
Rin menyeringai, "Bagus. Kita bakar seluruh kawasan negeri hijau saat para rakyat tengah tertidur. Bunuh semua orang yang memiliki rambut berwarna hijau, Jangan sampai ada satu pun yang tersisa!"
"Baik, Ratu!"
Seringai Rin pun makin melebar. Jika dirinya berdua dengan Len saja saat ini, mungkin dirinya sudah tertawa dengan jahatnya.
Ah~
Benar-benar kembaran yang jahat,
'Kan?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena