5 : Rin Coronation

490 55 1
                                    

"Jadi Rin, kau akan dinobatkan sebagai ratu jika telah mendapatkan pelayan pribadimu bukan? Kau sudah mendapatkannya. Kau akan dinobatkan menjadi ratu," ucap Len.

"Tapi aku takut. Bagaimana jika aku tidak bisa memimpin rakyat dengan benar? Bagaimana jika aku malah membuat kekacauan? Dan lagi umurku baru empat belas tahun...," jelas Rin menunduk.

"Hei, sejak kapan kembaranku yang satu ini pesimis?" Len menangkupkan kedua pipi Rin dengan kedua tangannya, mengangkat kepala Rin agar tidak menunduk. "Tenang saja oke? Semua akan baik-baik saja. Jika ada yang menentangmu, aku akan melindungimu, bahkan jika itu termasuk mengorbankan nyawaku."

"Ba-baiklah. Aku akan menerima penobatan itu, tapi kau berjanji ya akan selalu berada di sisiku?" Rin mengangkat jadi kelingkingnya.

"Aku berjanji." Len mentautkan kelingkingnya dengan kelingking Rin.

"Baiklah! Untuk penobatanku ayo adakan pesta besar-besaran!!!" Ucap Rin bersemangat.

****

Suara lonceng-lonceng berbunyi. Sudah waktunya untuk penobatan ratu baru....

Rin berada di ruangannya bersama Len yang tengah merapikan bagian bawah gaunnya.

"Selesai. Kembaranku yang manis ini terlihat sangat cantik. Pergilah, aku akan menyaksikanmu saat kau dinobatkan," ucap Len.

"Terima kasih, Len."

Rin pun melangkah dengan perlahan menuju altar penobatan. Dirinya sangat gugup, dia berusaha sekuatnya menyembunyikan kegugupannya dengan tetap bersikap tenang.

Di tengah altar, ia bertemu seseorang yang akan menobatkanya. Rin mengangkat tongkat emas dan perlengkapan lainnya.

Seseorang itu membacakan kata-kata yang sama sekali tidak ia mengerti. Saat telah selesai membacakannya, Rin dipasangkan Mahkota khas Evilania. Dengan ini Rin resmi menjadi ratu kerajaan Evilania.

Semua pun bertepuk tangan dan bangkit dari tempat duduk mereka. Menikmati hidangan yang tersedia di sana.

Rin pun menaruh perlengkapan penobatan dan berdiri sembari melihat orang-orang yang berdansa.

"Yang mulia, tampaknya anda sangat tenang tadi," ucap Len menghampiri Rin. Dia memang menggunakan bahasa formal jika berada di tempat umum.

"Kau bercanda? Aku hampir pingsan saking gugupnya!" ucap Rin berbisik pelan ke Len.

Len yang mendengar hal itu pun lantas terkekeh.

"He-hei Len," panggil Rin.

"Ada apa yang mulia?" Sahut Len.

"Siapa dia?" Tanya Rin menunjuk kecil ke arah lelaki berambut biru yang tengah berjalan-jalan mengelilingi ruangan.

Len melihat lelaki itu dan pandangannya beralih ke Rin, dia melihat muka Rin yang agak memerah.

"Dia pangeran Kaito dari kerajaan Shaoi, umurnya 18 tahun. Ada apa? Apakah yang mulia jatuh cinta pada pandangan pertama, eh?" Tanya Len sedikit terkekeh.

"A-apa? Tidak kok! Aku hanya, hanya...." Rin kehabisan kata-kata. Dia tak bisa menyangkal bahwa sepertinya ia jatuh cinta kepada pangeran Kaito.

Kaito menghampiri Rin dan Len serta memberikan salam hormat yang dibalas pula oleh Rin dan Len.

"Maukah kau berdansa denganku untuk dansa pertamamu sebagai ratu, yang mulia?" Tawar Kaito seraya mengulurkan tangannya.

Rin mengangguk dua kali, "Tentu." Ia membalas uluran tangan Kaito. Mereka berjalan ke tengah ruangan dan berdansa bersama.

Len yang asik memperhatikan mereka pun didatangi oleh minister.

"Ah, Minister. Kukira Anda tidak akan datang," ucap Len.

"Tentu saja aku akan datang. Mana mungkin aku melewatkan penobatan sang ratu," ucap Minister, "Tapi Len."

"Ya?"

"Bukankah hidangan ini terlalu berlebihan?" Tanya minister.

"Maksud Anda?" Tanya balik Len.

"Maksudku, lihat semua hidangan ini. Ini terlalu banyak. Apalagi jika melihat keadaan sekarang ini, disini sedang musim panas. Para petani akan susah mendapatkan bahan pangan, tapi dengan entengnya diadakan pesta besar-besaran," jelas minister.

"Anda benar juga. Tapi...," pandangan Len teralih ke Rin yang masih berdansa dengan Kaito, "kita tidak bisa menentang permintaan sang ratu. Ini mutlak."

Bersambung...

Story Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang