"Anda benar juga. Tapi...," pandangan Len teralih ke Rin yang masih berdansa dengan Kaito, "Kita tidak bisa menentang permintaan sang ratu. Ini mutlak."
*****
Len saat ini tengah berada di ruangan Rin, menyiapkan baju tidur untuk Rin. Ia tahu pasti sangat melelahkan penobatan itu.
"Terima kasih telah menyiapkan baju tidurku, Len."
"Tidak perlu berterima kasih, ini sudah menjadi tugasku sebagai pelayanmu. Aku pergi ke kamarku dulu ya Rin, Mimpi indah," ucap Len tersenyum dan menutup pintu kamar Rin.
Setelah menutup pintu kamar Rin, Len memikirkan perkataan minister tadi.
‘Mungkin benar, tetapi tak ada yang bisa kita lakukan jika ini adalah permintaan ratu. Permintaan ratu adalah mutlak,’ batin Len.
Len pun melangkah menjauhi kamar Rin menuju ke kamarnya untuk berganti baju.
*****
Len menatap ke arah taman yang dulu menjadi tempat terakhirnya bertemu dengan Rin. Taman itu sama sekali tak berubah...
"Hei Len, Tehku habis. Bisa kau tuangkan lagi?" Pinta Rin.
"Ah, tentu." Len pun menuangkan Teh di dalam teko yang sedari tadi di pegangnya ke cangkir.
Ya, Len dan Rin tengah berada di balkon kamar Rin. Len mendampingi Rin menikmati makan siangnya.
"Hei Len, hanya firasatku saja atau memang menu kali ini lebih sedikit dari biasanya?" Tanya Rin.
"Benarkah? Aku lihat sama saja porsinya Rin," balas Len bingung.
"Tidak! Ini sedikit!"
"Tidak apa-apa Rin. Lagipula kau tidak pernah menghabiskan seluruh makan siangmu, dan lagi, jika kau selalu memakan yang manis-manis, kau nanti bisa gemuk," ucap Len.
"Pokoknya tidak mau tahu! Aku biasa memakan dengan porsi yang telah kutentukan sendiri! Orang kurang ajar mana yang berani mengurangi porsi makanku!" Rin memukul kipasnya ke meja.
Len terdiam melihat Rin yang marah seperti itu.
****
Saat Len kembali ke kamarnya, dia menemukan di atas tempat tidurnya terdapat botol kaca kecil yang di dalamnya terdapat gulungan kertas. Tidak ada siapa pun yang mengirimkan surat dalam bentuk seperti ini kecuali Rin.
Len segera mengeluarkan kertas itu dan membaca isinya.
Untuk : My servant
Aku tahu siapa yang mengurangi porsi makanku tadi. Orang itu adalah Minister! Kurang ajar sekali dia. Len, kuperintahkan padamu untuk membunuhnya! Siapa yang berani menentangku, akan tamat....
Queen Rin.
Seketika, Len menjatuhkan botol kaca yang dipegangnya ke lantai setelah membaca pesan dari Rin.
Dirinya? Harus membunuh minister yang telah melatihnya sedari kecil? Hei, mimpi apa dia semalam!
Tetapi Len ingat, dia tidak bisa menentang perintah dari Rin, dia sendiri yang berkata bahwa, perintah Rin adalah mutlak. Dan dia harus melaksanakan itu.
Len mengambil pisau kerajaan Evilania yang diberikan kepadanya beberapa minggu lalu.
Ia menyelipkan pisau itu ke belakang punggungnya dan melangkah ke ruangan minister.
Tok tok tok!
Saat sampai, Len mengetuk pintu ruangan minister.
"Siapa?" Tanya minister dari dalam.
"Ini aku minister, Len!" Sahut Len.
"Ah, Len. Masuklah," ucap Miniater.
Len segera masuk ke ruangan minister dan menutup pintunya kembali.
"Ada apa Len?" Tanya minister sambil tersenyum.
"Aku, ada keperluan dengan anda," ucap Len mendekati minister.
Minister menaikan alisnya bingung, "keperluan apa?"
"Melenyapkan siapa pun yang berani menentang ratuku." Len mengangkat pisaunya dan menancapkannya langsung ke jantung minister.
Minister mati seketika di tempat.
Air mata yang ditahan oleh Len pun keluar sudah..
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena