22. Church

388 45 1
                                    

Malam itu, hampir tengah malam, Rin keluar dari rumahnya. Ia melangkah menuju suatu tempat. Desiran ombak begitu mengalun di tengah malam yang dingin.

Tubuhnya terselimuti jubah hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya, ia terus berjalan. Dingin tak begitu di hiraukannya.

Gereja. Nama sebuah tempat yang berada di depan Rin saat ini. Rin menarik nafasnya sejenak, kemudian memasuki gereja itu dengan perlahan.

Ia memegang knop pintu gereja dan membukanya, takut-takut jika masih ada seseorang yang berada di dalam gereja.

Tak ada orang. Wajar karena ini mungkin hampir memasuki waktu tengah malam. Namun itulah yag di harapkan Rin, tak ada seorang pun di dalam gereja.

Rin membuka tudung kepalanya, terlihatlah rambut pendek pirang madunya. Ia melangkah menuju altar.

Disanalah ia jatuh terduduk, air mata mengalir kembali di wajahnya. Untuk sekian kalinya, ia mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya.

"Ya tuhan..." tangan Rin bersatu dan mengepal kuat, memohon kepada tuhan.

"Aku tahu aku telah berbuat hal yang sangat salah selama ini, aku tahu kau membenciku. Aku tahu aku tak pantas di maafkan karena telah membunuh minister kerajaanku, padahal niatnya baik, untuk membagikan jatah makananku kepada rakyatku.

"Aku juga telah membunuh Hatsune Miku, gadis dari negeri Midori, juga membunuh rakyat-rakyatnya. Aku pun telah membunuh para gadis berambut hijau, hanya karena ingin pangeran Kaito melirikku. Aku tahu dosaku telah sangat besar, para rakyat marah padaku.

"Saudaraku, Len. Ia rela mengorbankan nyawanya hanya untukku, ia mati di tangan para rakyat yang marah padaku. Aku sama saja membunuhnya! Aku membunuh saudaraku sendiri! Aku memang tak pantas di maafkan. Tapi ku mohon... aku ingin memperbaiki kesalahanku, aku ingin menjadi lebih baik..."

Tangisan Rin makin menjadi-jadi. Ia bodoh telah membunuh banyak orang tak bersalah, ia bodoh saat itu dirinya lari, dam Len yang menggantikan posisinya. Ia bodoh ketika dirinya tak bisa melakukan apa pun saat guillotine itu bergerak.

Ia bodoh saat mempercayai bahwa janji jika Len akan kembali, ia bodoh telah haus akan cinta. Rin menyesal, sungguh.

Tapi apa yang bisa di lakukannya? Semuanya telah terjadi, ia tak bisa memperbaiki semuanya, nasi telah menjadi bubur, ia tak bisa membuat orang-orang yang terbunuh hidup kembali.

Tanpa Rin sadari, Haku tadi melihatnya tengah melangkah ke suatu tempat. Karema rasa penasarannya, Haku pun memutuskan untuk mengikuti Rin, hingga Rin masuk ke dalam gereja.

Haku kaget bukan main mendengar pengakuan dosa yang Rin perbuat. Bagaimana bisa...? Rin adalah gadis mungil yang lucu, tak mungkin Rin melakukan semua itu.

Bagaimana mungkin,

Orang yang beberapa hari ini dekat dengannya adalah dalang dibalik musnahnya rakyat midori, matinya sahabatnya...

Bagaimana mungkin orang yang beberapa hari ini dekat dengannya,

Adalah, gadis jahat yang sesungguhnya.

Bersambung...

Kombeek~
Kalian heran g, gw g kasih author note di capther-capther sebelumnya?
Gw g ada ide buat ngoceh :'v juga, gw lagi sibuk revisi cerita sebelah, sumpah salahnya banyak banget :'v (lirik pren or lop)
Gw g pande soal begituan soalnya, hampir nyerah bahkan :'v (ngapa jadi ngomongin lapak sebelah)

Ya syudah, daripada tambah ngaco mending gw izin kabur ae :v

-Hazel

Story Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang