Helena diam dan hanya mendengarkan ocehan para wanita bangsawan. Ia bosan karena yang mereka bicarakan sangat tidak berbobot. Tak hanya itu, para ibu pun tak mau kalah juga. Mereka mencoba menarik perhatiannya agar mau mencarikan jodoh yang pas untuk anak mereka.
Kalau begini, Helena lebih memilih mengurungkan dirinya di kamar daripada harus ikut menghadiri pesta.
"Yang Mulia, ini anak saya Lady Charlotte. Ia akan mengikuti season musim ini," ujar Lady Charlette menunjuk anaknya.
Helena menatap Lady Charlotte. Dia adalah gadis yang cantik. Helena yakin kalau ia akan menjadi gadis tercantik saat debutnya nanti. Lady Charlotte tersenyum sopan dan menundukkan kepalanya malu karena kelakuan ibunya.
"Jika Yang Mulia tak keberatan, bisakah Yang Mulia membantu Charlotte menemukan jodohnya?" pinta Lady Charlette semangat.
Helena ingin menolak karena ia tak memiliki kenalan satupun sekarang. Ia hanya mengenal Emy, Greena, Raja sialan dan Charles. Selebihnya tidak ada.
"Ah ya nanti saya akan membantu," ujar Helena membuat Lady Charlette tersenyum senang dan wanita bangsawan lainnya berdecak iri. Bukan tanpa alasan Helena membantunya, menurutnya Lady Charlotte ini memiliki kemampuan khusus selain penampilannya yang menawan.
"Yang Mulia Raja.."ucap mereka menunduk sopan ketika Alfonso mendekat. Helena yang masih menganalisa Lady Charlotte pun tidak menyadari keberadaan raja di sampingnya.
Alfonso mengangguk hormat dan meletakkan tangan Helena ke lengannya. Helena tersenyum manis meninggalkan kumpulan wanita bangsawan itu.
"Yang Mulia, suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan Anda langsung di pesta kecil saya," ucap Pangeran Arkin mengecup tangan Helena hangat lalu membungkukkan badan sopan.
Helena tersenyum. "Anda terlalu merendah," kata Helena tertahan karena tidak tahu dengan pemuda di depannya ini.
"Maafkan saya karena tidak memperkenalkan diri. Saya Arkin, Prince of Floure." Helena mengangguk.
"Pesta Anda sangat menarik, Pangeran. Saya senang karena Anda mengundang saya,"ujar Helena sopan dengan senyuman manisnya. Beginilah ia dulu dididik. Hingga ia tahu caranya bersikap pada anggota kerajaan.
"Kalau begitu, maukah Anda berdansa dengan saya, Yang Mulia?" pinta Arkin berani menjulurkan tangannya.
"Tentu." Helena menyambut uluran tangan Arkin dan mulai berdansa.
Alfonso menyipit tajam ke arah Arkin dan Helena yang sedang berdansa. Tentuya ia tak senang kalau Helena harus dekat dengan pria yang bagi Alfonso sangat mencurigakan. Awalnya memang Alfonso tidak tertarik bekerja sama dengan Pangeran Arkin tapi mau bagaimana lagi kalau wilayah Arkin merupakan penghasil beras nomor satu. Padahal bisa saja ia membantai Kerajaan Floure namun mengingat hubungan baik ayahnya, High King Chale dengan ayah Pangeran Arkin menunda niatnya.
Acara selesai dan sekarang mereka kembali ke istana. Seperti awal perjalanan, tak ada yang berbicara. Helena tak sudi kalau ia harus berbicara dengan raja yang sudah membabat habis keluarganya.
Jangan munafik, Helena!
Helena berjalan ke kamarnya diikuti Emy dan Greena serta para pengawal. Alfonso sudah tidak ada disana dan tiba-tiba menghilang. Helena penasaran namun mencoba tak ia pedulikan. Buat apa memperhatikan raja sialan itu? Tidak ada gunanya.
Dibantu Emy, Helena mengganti bajunya. Emy menyisir rambutnya agar membuat Helena nyaman saat tidur nanti. "Emy, waktu aku berjalan-jalan aku melihat sebuah kebun tadi," kata Helena mengingat kebun bunga yang pernah ia lewati. Ia hanya penasaran kenapa kebun itu ada di istana. Tempat itu terlihat berbeda dengan tempat lainnya di istana yang gelap dan tak berkehidupan. Hanya di kebun itulah Helena bisa merasa hidup dan tentunya menyegarkan matanya karena selalu melihat pemandangan lahan kosong layaknya gurun pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And The Dark
Fantasy[TAMAT] Helena adalah harapan orang tua dan rakyatnya agar bisa membebaskan mereka dari kaum penghisap darah menjijikan itu. Namun, takdir berkata lain. Helena dengan mudahnya tertangkap dengan makhluk yang amat dibencinya. Sedang mencoba membuat...