"Kurang ajar! Tidak tahu diri!" Bentak Ratu Clara pada anak buahnya, Anne.
Anne terdiam. Badannya gemetar ketakutan. Peluh membanjiri tubuhnya. Kepalanya mendadak pusing seperti ditimpa barang yang beratnya ratusan ton.
"Maafkan saya, Yang Mulia." Anne menjawab tertatih. Ini memang salahnya. Salahnya karena Jasmine, budaknya itu ketahuan. Padahal Anne yakin kalau Jasmine tidak akan ketahuan tapi apa? Justru Jasmine sudah masuk perangkap musuhnya dan ia tidak tahu sama sekali kabarnya. Itulah yang membuat sang ratu marah padanya. Tidak, ini bukan salah ia sepenuhnya tapi salah si peniru busuk itu!
"Keluar!" Ratu Clara berbalik pergi menuju singasananya setelah memberi 'hadiah' atas kecerobohan bawahannya. Ia ratu yang baik, bukan?
Anne bangkit berdiri pelan-pelan. Tulangnya remuk karena dilempar ke dinding, belum lagi dengan kekuatan sang ratu membuatnya semakin perih dan sakit. Untuk sekedar melangkahkan kakinya saja ia harus menahan kesakitan luar biasa.
Mata Anne tak sengaja bertatapan dengan manik mata milik Amber. Sialan! Wanita itu yang membuatnya dalam kondisi seperti ini! Jika saja Amber tidak gegabah, ia tidak akan terkena amukan Ratu Clara! Amberlah yang membuat rencana menggunakan 'fairy'nya gagal dan dianggap tidak becus. Kurang ajar!
Amber terdiam. Ia bahkan tidak peduli dengan Anne yang berjalan sambil menahan sakit, ia tak peduli dan tidak berniat menolong sama sekali. Amber dengan wajah songongnya melangkahkan kakinya menuju Ratu Clara yang sekarang duduk di singasananya. Untuk menyapa saja ia enggan, apalagi untuk menoleh pada Anne walaupun hanya sekilas.
Anne mengepalkan tangannya. Amarah itu---api itu tidak pernah kunjung padam. Kebencian itu sama sekali tak surut. Semakin besar dan berkobar, membara dalam jiwa dan raganya. Amber---wanita sialan--yang menjadikan adiknya sebagai kelinci percobaan dan jangan lupakan wanita jalang itu juga merebut Ralph darinya.
Liat saja kau, Amber! Kau akan merasakan nerakamu sebentar lagi!
Amber menunduk hormat pada Ratu Clara. Berkat beliau, ia sudah pulih dari waktu yang diprediksi. Meski tidak sepenuhnya sembuh, namun ia masih bisa berjalan dan sesikit berlatih. Itu masih mending daripada hari sebelumnya ia hanya berbaring dan tidak melakukan apapun. Apalagi rasa rindunya pada Ralph waktu itu tak tertahankan.
"Bagaimana keadaanmu, Amber?" Tanya Ratu Clara menatap anak buahnya penuh kasih sayang. Bukan rahasia umum lagi jika Amber menjadi anak emas sang ratu. Ratu Clara tidak memiliki anak. Ia masih senang melajang di usianya yang sekarang.
"Sangat baik, Yang Mulia."
Ratu Clara mengangguk. "Amber, pelajarilah sihir hitam, kuasai mantra festroyer dan eksplozio."
"Apa itu Ratu?"
Ratu Clara tersenyum sinis. "Mantra festroyer adalah mantra penghancur, penghancur besar yang mengerikan. Sekali kau mengucap mantra, mantra itu langsung bekerja menghancurkan segala yang ada disana, tidak pandang tempat, bahkan jika memang sang ilahi menghendaki tanah pun ikut retak dan membelah dan disanalah penyihir sialan bau itu terjatuh, membusuk disana, dijadikan makan hewan hahahah." Ratu Clara tertawa terbahak-bahak himgha mengeluarkan air mata. Amber yang melihatnya pun ikut tertawa apalagi membayangkan penyihir jelek itu mati di tangannya.
Tawa Amber berhenti, ia menatap Ratu Clara serius. "Mantra eksplozio itu apa, Ratu?"
Sekarang gantian Ratu Clara yang tertawa nyaring. Tawanya mengisi ruangan, bahkan di sudut matanya terlihat air mata. "Festroyer akan bekerja lebih sempurna jika dilakukan bersama eksplozio Ledakan besar itu akan terjadi dan mampu memuluhlantakkan suatu daerah." Ratu Clara tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And The Dark
Fantasy[TAMAT] Helena adalah harapan orang tua dan rakyatnya agar bisa membebaskan mereka dari kaum penghisap darah menjijikan itu. Namun, takdir berkata lain. Helena dengan mudahnya tertangkap dengan makhluk yang amat dibencinya. Sedang mencoba membuat...