Tidak ada waktu lagi bagi Helena untuk bersantai ketika ia mendengar kabar kalau pesulap dan serigala itu sudah memasuki permukiman. Helena harus melindungi istana ini jika tidak ingin terkena ilmu sihir. Helena tidak akan secemas ini jika itu bukan pesulap. Pesulap adalah makhluk peniru yang kejam. Bahkan kaumnya saja hampir punah karena dibunuh untuk diserap kekuatannya oleh pesulap.
"Witch, tidak ada waktu lagi!" Ujar Windy panik berputar-putar di hadapannya. Udara semakin panas membuat Helena tidak dapat berpikir jernih.
"Witch," panggil Windy lagi dengan nada mendesaknya.
"Diam!" Jawab Helena kesal karena ia belum bisa memikirkan cara bagaimana melindungi istana ini. Setidaknya ada satu tempat yang belum terkena ilmu sihir. Helena tidak tahu lagi kalau seluruh Hallstatt terkena pengaruh sihir hitam.
Melihat kemarahan Helena, Windy pun segera pergi. Acqua yang sedari tadi diam pun akhirnya angkat bicara. "Anda harus membuat perlindungan, witch. Dengan darah Anda," kata Acqua mencoba memberi saran.
Helena menatap Acqua berbinar lalu pergi keluar istana. Ia membuat semacam perlindungan agar tidak ada yang mendekat saat dia sedang melindungi istana ini. Helena mengambil cawan emas seperti yang pernah digunakan saat penobatannya dahulu. Helena melukai tangannya dan menampung darahnya di cawan. Helena harus segera melakukannya dengan cepat jika tidak ingin pesulap itu mencium bau darahnya dan mulai menyerang tanpa sempat ia membuat pelindung.
"Acqua!" Lalu Acqua pun memberi air pada darah yang sudah di tampung oleh Helena. Helena segera mengelilingi istana dengan meneteskan darahnya setelah diberi mantra perlindungan dibantu dengan Windy yang mulai menyebarkan bau darahnya dengan angin.
Helena terduduk lemas setelah melaksanakan tugasnya. Wajahnya pucat pasi melebihi kulit vampire pada umumnya.
Alfonso yang sedang memerintahkan pasukannya pun pergi keluar istana ketika mencium darah istrinya memenuhi seisi istana. Alfonso segera melesat ke arah Helena yang hampir tak berdaya.
"Wanita gila! Kenapa kamu melakukannya, bodoh?!" Bentak Alfonso tak percaya apa yang dilakukan istrinya.
Alfonso segera memeluk Helena dan meletakkan wajah istrinya di lekukan lehernya."Minumlah jika kau masih mau hidup, Helena." Tanpa banyak bicara, Helena pun menancapkan taringnya dan mengisap darah Alfonso untuk mengisi tenaganya.
"Kontrol dirimu, sayang," ujar Alfonso memeluk pinggang Helena erat. Helena melepas taringnya dan merasa sedikit lebih bugar ketimbang tadi. Alfonso segera membawa Helena ke kamar.
"Tidak, Al. Tidak ada alasan untukku istirahat. Pesulap itu sudah memasuki istanan," tolak Helena keras.
"Biar aku yang mengurusnya," kata Alfonso tidak senang istrinya membantah.
"Tidak, kalian memerlukanku, Al," geleng Helena lagi. Ya, mereka memang membutuhkan Helena untuk memimpin perang kali ini. Mereka tidak akan berhasil tanpa ada seseorang yang memiliki kekuatan yang sama dengan lawannya. Apalagi kedudukan Helena lebih tinggi dari pesulap. Terlebih untuk para bangsa immortal. Helena merupakan witch murni kerajaan yang juga memiliki darah vampire dalam tubuhnya.
****
Helena memperhatikan setiap orang yang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Helena mengerti kalau mereka sedang gelisah saat ini. Perang ini terjadi secara mendadak. Padahal yang mereka tahu para serigala dan pesulap itu masih berada di perbatasan dan tidak melakukan pergerakan apa-apa. Namun ketika mendapat kabar jika pesulap dan serigala itu sudah memasuki permukiman, mereka terkejut. Bukanny mereka takut, tapi mereka baru saja ingin membuat perlindungan setelah baru mendapat pencerahan apa yang akan mereka lakukan. Tentu saja harus dipikirkan karena ini merupakan perang besar dan tentunya harus memiliki strategi yang matang.
"Apa yang akan kita lakukan, Yang Mulia?" Tanya Pangeran Hector yang cemas.
Helena masih tak menjawab. "Yant Mulia," panggil Hector lagi. Mendengar namanya kembali dipanggil, Helena terkesiap.
"Ah, itu---percayakan saja padaku. Urusan bertarung aku serahkan pada kalian. Aku akan membantu kalian di belakang, memastikan pesulap itu tidak menganggu," kata Helena yang diangguki mereka semua.
"Tapi kalau pesulap itu ternyata memakai sihir hitam bagaimana, Ratu?" Tanya kepala keamaan kerajaan yang tidak Helena ingat namanya. Hanya wajahnya saja.
"Pasti, pesulap itu memakai sihir hitam. Tenang saja, bagian pesulap serahkan padaku dan kalian sisanya," kata Helena lagi.
"Witch, witch," panggil Acqua membuat Helena menatapnya gelisah. Ia tahu bahwa Acqua akan membawa kabar buruk.
"Ada apa, Acqua?" Tanya Helena yang tak sadar berbincang dengann Acqua secara langsung dihadapan semua orang yang ada disana. Padahal biasanya ia akan berbicara dengan Acqua berdua saja dan melalui ikatan batin mereka.
"Pesulap itu membuat pelindung di wilayah barat, witch. Jumlah mereka banyak dan mereka juga membawa pasukan fairy," ujar Acqua membuat mereka menegang.
"Apa itu benar?" Tanya Queen Jeny yang menggebrak meja besar berlapis kaca itu.
"Acqua, tunjukkan padaku," perintah Helena yang langsung diangguki Acqua. Tak lama disana muncul sebuah layar yang menunjukkan pasukan serigala dan pesulap itu yang sedang menuju kemari. Benar apa yang dikatakan Acqua, disana ada fairy yang harusnya tidak ikut juga.
"Bagaimana bisa, Acqua?" Acqua terdiam. Helena menatapnya tajam.
Tak lama angin berhembus kencang di ruangan itu. "Windy!"
"Witch, sepertinya fairy itu dihipnotis," ujar Windy membuat Helena membulatkan matanya. Sekuat apa pesulap itu hingga membawa makhluk nan suci itu ke arena perang?
"Lalu bagaimana ini?" Tanya Quewn Jeny khawatir. Kalau begini, mereka akan kalah bahkan sebelum berperang.
"Aku akan mematahkan sihir itu namun karena serigala makhluk yang kebal dengan sihir aku akan membuat ramuan, setidaknya akan memberi efek untuk mencegah kerusakan jika pesulap itu beraksi," ujar Helena lemah. Sejujurnya ia pun tak yakin dengan semua ini. Apalagi ia adalah witch murni, penjaga perdamaian.
"Judy, kau akan membuat ramuan itu," kata Helena tiba-tiba membuat sang empunya gemetar karena mendapat tugas yang sulit. Tahu bahwa Judy ketakutan, Helena mencoba tersenyum. "Tenang saja ada Windy, Emy dan Greena yang akan membantumu." Judy mengangguk paham.
"Disini, siapa yang bisa membantuku agar Fairy itu terpisah?" Tanya Helena. Tanpa menunggu lama, Ollie pun mengangkat tangannya membuat Helena tersenyum lebar.
"Baiklah, Ollie aku percayakan padamu. Acqua, bantu Ollie. Mengerti?" Acqua mengangguk mantap.
"Aku ikut," ujar Sara yang sedari tadi diam. Biasanya gadis ini akan bermain-main dengan Helena. Entahlah mungkin ia sudah bosan.
"Baiklah, Ollie dan Sara akan mengurus Fairy itu. Kalian bawa mereka terpisah dari pesulap, setelah itu aku akan mengambil bagianku dan Judy setelah kamu membuat ramuan itu, pastikan mereka meminumnya walau setetes. Setidaknya kita bisa mengurangi kerusakan yang ditimbulkan pesulap." Mereka yang diberi tugas mengangguk paham.
"Scott, sudah kamu siapkan semuanya?" Kali ini Alfonso yang angkat bicara.
"Sudah, Yang Mulia. Mereka sudah siap di titik penyerangan."
"Witch!" Panggil Terra yang tiba-tiba datang.
"Ada apa, Terra?"
"Aku merasa mereka semakin dekat."
Helena menghembuskan nafas. "Aku tahu."
"Baiklah. Perang dimulai," kata Alfonso tajam dan dingin. Matanya berkilat merah darah. Taringnya perlahan muncul dan kukunya memanjang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And The Dark
Fantasy[TAMAT] Helena adalah harapan orang tua dan rakyatnya agar bisa membebaskan mereka dari kaum penghisap darah menjijikan itu. Namun, takdir berkata lain. Helena dengan mudahnya tertangkap dengan makhluk yang amat dibencinya. Sedang mencoba membuat...