26

2.8K 227 6
                                    

Alfonso akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di Morako dalam waktu singkat. Seperti yang ia perkirakan, hanya dalam waktu 2x24 jam ia sudah bisa kembali ke Hallstatt. Untungnya Scott sudah merangkum masalah-masalah yang sedang terjadi di Morako dan saat itu juga Alfonso langsung membahasnya dengan pejabat agar segera membahasnya. Tidak perlu memakan waktu lama, mereka sudah mendapat beberapa kesepakatan dan salah satunya masalah penting yang terjadi Morako seperti masalah kurangnya pupuk dan irigasi sudah bisa ditangani.

“Apa yang kamu lakukan, Scott?” Tanya Alfonso menatap Scott yang terlambat datang. Ya, mereka sudah sampai di Hallstatt tadi malam dan Alfonso pun kembali melakukan rutinitasnya setelah sarapan.

Scott menunduk takut. “Maafkan atas keterlambatan saya, Yang Mulia.”

“Katakan yang jelas!” Alfonso memang tidak menyukai seseorang yang membuang waktunya.

“Maafkan saya, Yang Mulia. Sebelum kemari saya menemukan ini,” kata Scott memberi anak panah yang pernah ia lihat sebelumnya. Panah Ralph Bruce, si anjing bau itu.

Mata Alfonso berkilat tajam, menatap Scott dengan matanya yang menyalang merah. “Sudah ada 12 korban, Yang Mulia.”

“Rupanya Ralph masih senang bermain-main,” ujar seseorang yang baru masuk. High King Chale.

“Ayah? Ada apa?”

“Tidak, ibumu hanya ingin bertemu menantu kesayangan.”

“Lalu apa kamu akan membiarkan ini terus menerus, Alfonso?” sambung Chale lagi. Alfonso menghembuskan nafas kasar.

“Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Ayah. Jika dibiarkan akan lebih memakan korban jiwa,” kata Alfonso mengepalkan tangannya. Menunjukkan kemarahan yang siap diledakkan.

“Benar, kita tidak bisa menunggu lama. Sudah beberapa bulan setelah perang itu terjadi dan kita tidak bisa membiarkan mereka menyerang kita duluan.”

“Kita akan mengadakan rapat. Panggil mereka, Scott!” perintah Alfonso yang langsung dilaksanakan oleh Scott. Alfonso dan Chale pun lebih dulu menunggu di ruang rapat.
Tak lama, mereka sudah duduk di tempatnya masing-masing minus Helena. Entahlah Helena lebih suka mengurung diri di kamar sekarang dan jarang berinteraksi dengan orang luar. Alfonso tidak tahu apa yang terjadi setelah mereka pulang jalan-jalan di Morako saat itu.

“Yang Mulia Ratu tidak ada disini, Yang Mulia?” Tanya Pangeran Hector meneliti satu persatu wajah yang berada di ruangan.

“Yang Mulia sedang beristirahat,” balas Charles, pengawal yang dikhusukan untuk menjaga Helena.

“Kita mulai rapat ini sekarang!” Suara Alfonso membuat suasana semakin tegang. Gurat serius di wajah mereka amat kentara. Tidak bisa dibohongi jika mereka was-was dengan apa yang akan terjadi.

“Mungkin Jasmine mengetahui hal ini, Yang Mulia.” Judy angkat bicara.

Mereka mengangguk membenarkan. Jasmine adalah kunci.

“Bawa Jasmine kemari.” Scott memerintahkan prajurit untuk membawa Jasmine sekarang.

Jasmine datang dengan kedua tangan yang dipegang erat oleh prajurit. Ringisan kesakitan terdengar, namun mereka tidak begitu mempedulikannya. Meski Jasmine adalah kunci, namun pengkhianat tetaplah pengkhianat. Walaupun, Jasmine sudah menyerahkan hidup dan matinya pada Helena.

“Katakan, siapa yang menyuruhmu melakukan itu, Jasmine?” Tanya Judy tak sabar.

Jasmine diam.

“Katakan!” bentak Sara.

Queen And The Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang