15

2.9K 259 5
                                    

Selama lima hari mereka di desa suci, Helena mampu melewatinya dengan baik. Sheila memang bisa diandalkan. Anak kecil itu tidak banyak menuntutnya. Di pagi hari Sheila akan bermain di halaman depan untuk menanam bunga-bunga. Tak lupa dengan mantra yang ia pakai membuat halaman itu tampak seperti sebuah taman.

Selagi Helena berpuasa, Helena memang tidak diperbolehkan memakan daging. Selama itu Helena hanya mempersiapkan mental dan tenaganya sembari membaca buku petunjuk. Semuanya menjadi lebih mudah karena tidak ada yang menganggu proses pertumbuhannya. Meskipun ada sedikit kendala karena darah vampire di tubuhnya mulai bereaksi lebih. Nafsu makan Helena semakin bertambah. Ya, nafsu makan apabila melihat darah segar. Namun sebisa mungkin Helena menahannya.

"Putri, lihat aku membawa ini" kata Sheila menggendong seekor kelinci di tangannya. Helena menggangguk dan mengatakan pada Sheila bahwa kelinci itu akan dijadikan santapan malam mereka.

Helena menatap ke jendela luar menunjukkan langit yang hampir berubah hitam. Sebentar lagi malam dan tinggal menunggu waktu hingga bulan purnama tiba.

Helena menghela nafas ketika melihat Sheila yang membaca buku di dekatnya setelah mengurung kelinci yang di tangkapnya tadi. "Sheila, apa kelebihan kamu?" Tanya Helena membuat Sheila melupakan bacaannya. Memang seorang penyihir memiliki satu kelebihan namun berbeda dengan penyihir murni yang memiliki kekuatan dahsyat.

"Aku bisa melihat masa depan."

"Benarkah?"

Sheila mengangguk. "Tapi hanya potongan, putri. Aku hanya bisa melihat sebentar."

"Tidak apa-apa."

"Apa putri akan mengurung diri lagi?"

"Ya."

"Aku akan menunggu disini," ujar Sheila tersenyum.

Bulan ke-12 tiba. Hari yang ditunggu-tunggu Helena sekian lama akhirnya datang juga. Sudah dari tadi Helena mengurung diri di kamar. Helena memejamkan matanya ketika cahaya bulan itu merasuk ke tubuhnya. "Arghhh" Teriak Helena kesakitan. Rasanya tubuhnya ditusuk-tusuk oleh pedang. Badannya gemetar merasakan kekuatan asing yang masuk ke tubuhnya. "Arghhh"

"Putri!" Panggil Sheila tak tega mendengar Helena yang kesakitan.

Selama lima belas menit berlangsung, selama itu pula Helena rasanya ingin mati. Tenaganya terkuras habis. Keringat dingin membanjiri. Helena membuka knop pintu melihat Sheila yang beringsut menjauhinya.

"Putri."

Helena menatap Sheila bingung. Anak kecil itu lalu mengambil sebuah kaca dan memberikannya pada Helena. Helena terkejut melihat perubahan yang terjadi padanya.

Alisnya yang lebat dan begitu pas membingkai wajahnya. Bibirnya merah muda tampak merekah bak bunga mawar. Kulitnya putih bersih dan rambutnya lebat dan panjang hingga menyentuh mata lantai. Apalagi warna rambutnya yang awalnya kuning keemasan berubah menjadi abu-abu keperakan. Helena menatap tubuhnya yang berisi di bagian tertentu. Belum lagi lekukan tubuhnya tampak begitu pas. Inilah penampilan witch sesungguhnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Queen And The Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang