11

2.9K 253 2
                                    

Selama Helena berada disini dan menjadi Ratu di Hallstatt tak pernah sekalipun Helena menghadiri perjamuan. Bukannya Helena tidak pernah diundang, justru dengan statusnya sebagai wanita nomor satu di Hallstatt banyak sekali yang mengundangnya. Mulai dari kalangan bangsawan bahkan kalangan menengah ke bawah. Tak hanya itu saja, Helena bahkan disibukkan untuk mengunjungi beberapa daerah yang terkena bencana beberapa saat yang lalu.

"Yang Mulia, kalau Anda bersedia kita bisa makan di kediaman saya," ajak seorang wanita bangsawan dengan harap-harap memohon. Di sebelahnya ada seorang wanita muda yang Helena yakini adalah anaknya. Bahkan hingga saat ini, banyak sekali yang meminta dirinya untuk memperkenalkan Lady muda menemui pasangannya. Namun, hingga sekarang pun Helena tidak pernah menepati janjinya karena ia sendiri tidak ingin mengenal jauh keluarga-keluarga bangsawan itu. Mereka semua bermuka dua.

"Lady Harley, bagaimana dengan kediamanmu?" Tanya seseorang mengalihkan pertanyaan pada seorang Lady yang sedari tadi hanya diam.

Helena diam memperhatikan mereka. Meski ia baru berada di lingkungan ini, Helena pernah mendengar gosip dari pelayannya. Helena tahu kalau para bangsawan itu sedang menyudutkan Lady Harley, seorang lady dari sebuah desa kecil nan jauh. Banyak yang mengatakan kalau suaminya telah berselingkuh dengan temannya sendiri.

Lady Harley tergagap ketika seseorang menyindirnya. "Dengan senang hati," jawabnya dengan senyuman lebar.

"Apa di rumah ada suamimu? Suamiku ingin berbincang dengannya lain kali."

Helena memperhatikan saat para bangsawan semakin menyudutkan Lady Harley. Sebagai seorang putri kerajaan, Helena tidak pernah membiarkan hal ini terjadi. Lagipula di setiap perjamuan, Helena lebih memilih menjauh dari pergaulan wanita bangsawan. Bagi Helena apa yang mereka bicarakan tidak berguna. Hanya untuk memamerkan kekayaan suami mereka.

"Lady Harley, lain kali saya akan mengundang Anda berkunjung istana. Saya membangun sebuah rumah kaca di dekat hamparan bunga, aku harap kamu menyukainya," kata Helena mengundang iri para wanita bangsawan yang lain. Helena tidak bodoh kalau para wanita itu sedang membicarakannya. Lagipula Helena sudah terbiasa dengan hal tersebut. Dari lahir ia sudah biasa menjadi pusat perhatian.

Lady Harley mengangguk dengan senyum yang tak pernah lepas dari Helena. Bahkan saat Helena menjauh dari tempatnya, senyumnya tidak memudar.

Helena melihat sekeliling pesta untuk mencari Alfonso. Malam ini ia begitu lelah dan ingin pulang untuk beristirahat. Mencari tongkatnya yang sampai sekarang tidak ketemu telah mencuri tenaganya. Belum lagi ia harus berdebat dengan Alfonso tentang peraturan yang pria itu buat.

Helena mendekat pada Alfonso yang sedang berbicara dengan para pria bangsawan. Helena bisa melihat kalau pria bangsawan itu tampak mencuri perhatian Alfonso namun sang empunya tidak bergeming sama sekali. Helena tersenyum remeh.

"Yang Mulia Raja," panggil Helena sopan membuat semua yang berada di sekitarnya menoleh. Begitupula dengan Alfonso yang menatap Helena tajam. Hah, Alfonso selalu saja melakukan hal itu padanya.

"Ada apa, istriku?" Ingin rasanya Helena memutar bola mata sekarang mendengar Alfonso yang memanggilnya begitu mesra. Berbeda sekali kalau sudah di istana. Jangan harap mendengar Alfonso memanggilnya istriku, sayangku, seperti itu. Bahkan kalau Alfonso mau, ia bisa memanggilnya binatang di depan para tamu.

"Aku rasa sebaiknya kita pulang, Yang Mulia," Alfonso mengangguk ketika melihat waktu yang semakin malam. Masih banyak yang harus ia urusi selain datang di perjamuan ini.

"Baiklah," Alfonso pun pamit kepada para pria bangsawan dan menterinya yang masih berkumpul disana.

Kepergian Raja dan Ratu tidak membuat pesta menjadi sepi. Bahkan menjadi lebih liar dibanding tadi.

Queen And The Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang