Mata Helena berbinar senang ketika memasuki wilayah Morako. Desa ini hanyalah desa kecil dan terpencil. Jarang sekali yang berkunjung ke daerah ini karena wilayahnya yang jauh dari hiruk piruk kota. Namun, pastinya sesuatu yang tidak pernah dijamah seorang pun, membuat desa kecil ini indah dan masih terjaga kelestariannya. Surga tersembunyi.
“Indah sekali,”gumam Helena ketika melihat hamparan sawah yang menghijau. Helena tak pernah menyangka jika para vampire itu masih menyisakan ciptaan Tuhan tanpa merusaknya. Tangan-tangan jahil manusia saja bisa merusak apalagi mahkluk seperti vampire. Benar-benar hebat.
Dalam rombongan kali ini, Alfonso tidak membawa begitu banyak pengawalnya. Lagipula ia tidak terlalu memerlukannya. Alfonso hanya berjaga-jaga saja jika ada sesuatuyang menghalangi jalannya kesana dan membuat Helena dalam bahaya. Tentu saja, Alfonso sudah memikirkannya dengan matang. Ia juga tak lupa membawa serta pelayan untuk melayani Helena disana. Ya, mereka akan menginap barang satu atau dua hari disana, tergantung seberapa cepat ia bisa mengatasi masalah yang terjadi Morako.
“Masih kuat?” Tanya Alfonso membantu Helena turun dari kereta. Mereka masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk sampai ke sungai.
Helena mengangguk. Tangan Alfonso menggandeng tangan Helena erat. Perasaan itu kembali lagi dan Helena tidak bisa menyangkalnya lagi. Meski tangan Alfonso dingin, entah bagaimana Helena merasakan kehangatan yang menyusup ke relung hatinya.
“Yang Mulia, kami sudah menyiapkan perahunya,” lapor salah satu pengawal. Alfonso mengangguk dan membantu Helena menaiki perahu.
“Hati-hati, Ratu,” kata Alfonso ketika Helena membuat perahu itu bergoyang karena gerakannya yang terburu. Suara aliran sungai terdengar, membuat Helena merasa senang. Air sungai itu jernih dan Helena bisa melihat ikan-ikan disana. Perahu yang mereka naiki berjalan dengan hati-hati sesuai arahan Alfonso.
“Aku baru tahu kalau Morako bagian dari Hallstatt. Ini begitu mengaggumkan,” kata Helena tersenyum lebar ketika perahu itu telah sampai di tepi sungai. Alfonso kembali membantu Helena turun dan tetap menggandeng tangan istrinya bahkan saat mereka menaiki kereta yang telah disiapkan dari Morako untuk menyambutnya.
Alfonso terdiam. Hallstatt merupakan negeri yang sebenarnya pada hakekatnya hanyalah negeri yang hampa dan kelam tanpa menyisakan karya pencipta tetap ada. Penduduk Hallstatt pada dasarnya adalah orang-orang yang ambisius. Mereka berlomba-lomba membuat bangunan untuk mereka tinggali, menggusur beberapa lahan yang dari awal sudah diperuntukkan untuk pertanian, namun rupanya yang mereka tidak begitu mempedulikannya. Selagi ada darah, mereka tidak perlu hasil pertanian. Bagi mereka, darah adalah makanan terzelat yang tidak ada saingannya.
Mengingat tentang Morako, tentu saja tanah surga ini ia dapat dengan hasil ‘rampasan’ tetapi tidak seperti yang lainnya yang ia dapat dengan cara memaksa dan membantai penduduk yang membangkang, tanah Morako tetap terjaga kesuciannya, tanpa ternoda oleh darah. Alfonso mendapatkannya karena Raja Morako sendirilah yang memberikan sendiri padanya.Waktu itu, Raja Morako sedang terlibat perjanjian dengan kerajaan lain yang isinya sangat merugikan Morako sendiri. Demi tanah airnya, Raja Morako pun melakukan pemberontakan namun sebelum itu meskipun berat hati, Raja Morako meminta bantuan pada Alfonso. Ia percaya jika Alfonso bisa membantunya. Lagipula tidak ada pilihan lain demi menjaga tanah suci leluhurnya dan para rakyatnya. Alfonso menyetujuinya dengan berbagai pertimbangan. Ia menumpas habis lawan Raja Morako sedangkan sang raja sendiri ditemukan tewas karena serangan yang dilakukan diam-diam oleh musuh.
“Kamu mau beristirahat dulu?” Tanya Alfonso ketika mereka telah sampai di istana. Bahkan hingga sekarang istana itu masih berdiri kokoh meski tidak ada yang menduduki singasana karena tanpa perlu diberitahu pun, Alfonsolah yang memilikinya. Morako hanya bagian kecil dari Hallstatt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And The Dark
Fantasy[TAMAT] Helena adalah harapan orang tua dan rakyatnya agar bisa membebaskan mereka dari kaum penghisap darah menjijikan itu. Namun, takdir berkata lain. Helena dengan mudahnya tertangkap dengan makhluk yang amat dibencinya. Sedang mencoba membuat...