Rembulan di Langit

47 9 1
                                    

Created by almendes22

Seorang anak remaja berumur 17 tahun sedang duduk di salah satu kursi di meja kantin sekolahnya. Ia duduk bersama kedua sahabatnya yang sedang bercanda ria. Tetapi tidak dengannya.

Dia Langit Altair. Salah satu remaja laki-laki yang dikagumi oleh siswi sekolahnya. Memiliki warna mata hitam legam, rahang yang kuat, tinggi badan yang melebihi kedua sahabatnya, dan alis yang tebal adalah alasan nya dikagumi.

Langit sedang melihat, tidak. Ia memperhatikan seorang gadis yang sedang memasuki kantin sendirian. Ia tidak mengetahui nama gadis itu. Yang ia tau, gadis itu selalu memasuki kantin sendirian. Tanpa teman atau siapapun.

'Apakah dia gak punya teman?' Batin Langit berbicara.

Padahal kalau bisa dilihat, gadis itu sangatlah cantik. Rambut panjang sepunggungnya itu digerai. Ia memiliki wajah campuran.

Langit terus memperhatikan gadis itu sampai kedua sahabatnya menatap aneh pada sikapnya yang jarang sekali melamun.

"Woi, Lang. Ati-ati kesambet lu. Ngeliat apaan sih?" Ini adalah suara I Made Denis. Atau biasa dipanggil Denis

Denis adalah sahabat Langit yang sangat genit. Ia biasa menggoda anak perempuan di sekolahnya. Ia berasal dari Bali dan sering mengajak mereka berdua untuk jalan-jalan ke Bali. Gratis.

"Tau lo Lang. Habis kemasukkan jin yang di gudang sekolah, ya?" Dan ini adalah suara Christian Mikael. Ia sering dipanggil Mike oleh kedua sahabatnya.

Mike ini keturunan Cina. Dia juga sering mentraktir mereka tapi jika di luar sekolah. Karena kalo di sekolah, biasanya Langit yang membayar makanan mereka.

"Gue pergi sebentar. Nih duitnya bayarin."

Tiba-tiba Langit bangkit dan memberikan uang berwarna biru ke mereka berdua. Ia lalu keluar dan dihadiahi tatapan bertanya oleh kedua sahabatnya.

"Mumpung gocap, jajanin lagi aja udah." Mike bangkit dari kursinya lalu diikuti Denis.

Langit mengikuti ke arah gadis itu berjalan. Gadis itu terus berjalan sampai ke koridor yang lumayan sepi. Langit melihat bahwa gadis itu membuka pintu yang Langit tak tau pintu apa itu.

Langit mengikuti gadis itu masuk dan melihat bahwa ada taman disini.

"Sejak kapan ada taman disini?" Langit berbicara sendiri seperti orang gila.

Dia berjalan mendekati gadis itu yang sedang duduk di kursi panjang. Ternyata ada juga beberapa murid yang duduk disini. Sekitar 5, itu pun dihitung dia dan gadis ini.

Ia duduk di samping gadis itu membuat gadis itu kaget. Ia melihat wajah Langit dan terpesona mungkin. Terlihat dari tatapannya yang terlihat seperti memuja.

"Lo liatinnya biasa aja dong. Berasa mau makan gue aja." Suara Langit membuat gadis itu tersadar. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Langit bisa melihat dengan jelas bahwa pipi gadis itu merona. Menggemaskan sekali. Pikir Langit.

"Gue Langit Altair. Panggil Langit. Kelas 11 IPA 1. Nama lo siapa? Gue sering ngeliat lo di kantin. Cuma gak pernah liat lo di koridor IPA."

Gadis itu mendongak menatap Langit. Ia tersenyum karena Langit Altair, laki-laki yang dia suka mengajaknya berkenalan.

Sebetulnya Bulan sudah dari lama mengetahui Langit. Ia menyukai Langit saat pertama kali ia melihat langit sangat mempesona dengan bola basket di tangannya.

"Gue tau kok siapa lo. Nama gue Rembulan Cahaya Nabillah. Panggil aja Bulan. Gue 11 IPS 3."

Langit ber-oh ria. Ia kembali menatap Bulan dengan tatapan menggodanya.

Hostoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang