Di Balik Kata PASKIBRAKA

17 1 0
                                    

Rizza

PASKIBRAKA. Menjadi anggota PASKIBRAKA memanglah sesuatu ekistensi yang tak mungkin tidak diimpi-impikan oleh siswa maupun siswi. Bukanlah hal mudah menjadi anggota dan mengemban tugas untuk mengibarkan bendera pusaka Merah-Putih saat upacara hari kemerdekaan maupun upacara hari-hari besar negara.

Berbagai seleksi yang harus dilakukan dimulai dari seleksi di Sekolah, kemudian jika lolos akan melakukan seleksi di kecamatan. Terus hingga mengikuti seleksi di tingkat provinsi dan jika lolos maka itulah yang akan menjadi perwakilan daerahnga untuk mengibarkan sang saka di Istana Merdeka.

Dikarantina selama kurang lebih satu bulan, tidak berhubungan dengan keluarga juga teman yang ada di daerah masing-masing tentu saja menjadi tantangan paling berat selain menghadapi berbagai syarat dan latihan kecakapan seorang anggota PASKIBRAKA.

Tanpa ponsel, anggota PASKIBRAKA benar-benar seolah dalam perasingan dari dunia luar. Hidup mandiri di karantina. Di mana segala kebersihan, kerapihan akan terus dinilai.

Setiap hari latihan. Peluh dan terik matahari sudah menjadi teman sehari-hari. Bentakan pelatih, yel-yel penyemangat, canda tawa bersama teman sudah menjadi asupan tiap harinya. Menangis karena dimarahi pelatih bukanlah suatu ciri anggota PASKIBRAKA, namun menangis karena merasa bersalah barulah itu yang dinamakan PASKIBRAKA.

Hingga berhasil mengibarkan sang saka merah putih adalah kepuasan dari yang namanya perjuangan dan pengorbanan.

Kemudian menurunkan kembali, mengembalikannya lagi ke Monumen Nasional adalah keberhasilan ekstra dari seluruh angan yang dipendam selama ini.

Tangisan haru tak mungkin tidak terpecahkan saat seluruh agenda tujuh belas Agustus selesai. Saling memeluk satu sama lain, teringat akan segala bentuk momen di mana saat mereka dipertemukan, latihan-berjuang bersama, susah-senang bersama, hingga kini harus kembali dipisahkan karena jarak dan waktu.

Hanya satu dari sepersekian kenangan yang mereka rajut, sebuah pengalaman luar biasa yang tak semua orang miliki. Mereka, Merah-Putih 2017, dengan segala perjuangan dan pengorbanan untuk mengibarkan sang pusaka Merah Putih.

=END=

Hostoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang