Twins

19 2 5
                                    

Nama Pengarang : Clarissa AnastasyaTema : Merajut Asa bersama ScrittoreJudul : TwinsGenre : Teen FictionRate : R - Restricted


***

Valerie Orecklin dan Vanessa Orecklin.

Kembar, tapi tak sama. Banyak kesamaan dan perbedaan pada mereka. Kesamaannya antara lain yaitu wajah mereka, sama. Tidur di kamar yang sama, manci di kamar mandi yang sama, belajar di kelas serta sekolah yang sama, dan sama-sama disayang oleh orangtua mereka. Perbedaannya antara lain yaitu sikap mereka, pergaulan mereka, dan tingkat keahlian dan kepintaran mereka.

Valerie pintar. Sangat pintar, bahkan bisa dibilang jenius. Tapi, ia tak menunjukkannya pada muka umum. Sikap Valerie juga bisa dibilang nakal, aneh, gila, bar-bar, dan jahil. Pergaulannya bisa dibilang sangat bebas. Ia berani melawan kedua orangtuanya. Keahliannya banyak, salah satunya adalah ia bisa memasak, mandiri, dan ia juga cantik. Dan yang paling penting, ia tidak suka diatur.

Berbeda dengan Vanessa. Gadis cantik, ramah, periang, serta idaman para guru dan lelaki ini sopan, pintar, dan patuh. Ia rangking 1 berturut-turut dari kelas 1 SD hingga XI SMA. Pergaulannya sangat jauh dari kata 'bebas'. Ia tak berani melawan orangtuanya. Dan keahliannya banyak, yaitu melukis, bernyanyi, memasak, dan pandai berdandan. Dan satu hal yanh paling penting, dia perempuan lemah.

"Van."

"Hm?"

"Gue mau pergi."

"Kemana, kak? Ini juga udah malem," tanya Vanessa bingung.

"Lo nggak usah kepo. Ini urusan orang besar," ketus Valerie.

Vanessa mengangguk. "Tapi, aku bilang apa ke mama sama papa, kak?"

Valerie mendengkus.

"Ya mana gue tahu! Pikir sendiri, lah. Emang gue apa yang ngomong," kesal Valerie.

"Tapi--"

"Percaya, kok! Mama sama papa bakal percaya sama lo," potong Valerie cepat.

Valerie pun bangun dari kasur dan memakai jaket serta topinya.

"Hati-hati, kak," peringat Vanessa sambil melambaikan tangannya yang dibalas dengkusan oleh Valerie.

***

Sudah lebih dari setengah jam Afni menatap Valerie yang masih tetap fokus pada layar komputer serta dokumen-dokumen yang menumpuk di meja kerjanya.

"Kalo kerja itu nggak usah terlalu keras. Sakit jantung baru tau rasa," gerutu Afni ketika Valerie sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari layar komputer.

"Lo denger gue nggak?"

Valerie mengangguk. "Hm."

"Pengen gue bakar rasanya dokumen-dokumen yang numpuk itu. Sekalian gue banting ma komputernya," geram Afni.

Valerie tetap terdiam sambil sesekali menatap salah satu dokumen yang ia pegang.

"Vale. Laper."

"Hm. Minta makan sana ke bawah."

"Vale. Ngantuk."

"Tidur aja."

"Vale. Deadline."

"Apaan, tuh?" tanya Valerie.

"Kepo."

"Gak usah ngomong lagi! Rusuh banget, nih, anak."

"Emang susah ngomong ma sapi bego," ketus Afni sambil tiduran di sofa ruangan Valerie.

"Itu semua buat apaan, sih? Unfaedah banget nih, anak," gerutu Afni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hostoire CourteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang