Hachi

118 11 11
                                    

"Hari ini kita akan mengadakan ulangan. Silahkan simpan buku kalian dan siapkan selembar kertas kosong," kata Pa Wadi.

"Apa?!"

"Pa kok gitu si pa."

"Pa materinya banyak pa."

"Saya belom belajar pa."

Protes bersahut-sahutan mulai meramaikan kelas. Ada yang memukul meja, berteriak-teriak, ada juga yang tidak peduli. Bahkan ada yang dengan sigapnya menyiapkan selembar kertas kosong.

"Tidak ada protes. Silahkan sediakan selembar kertas. Bapak akan segera mendikte soalnya. Soalnya hanya diucapkan sebanyak dua kali," tegas Pa Wadi.

Mereka dengan kecepatan kilatnya segera menyiapkan selembar kertas setelah Pa Wadi mulai mendiktekan soalnya.

Nisa yang berada sebaris dengan Aldi dengan dipisahkan dua siswa, melihat Aldi yang menggaruk-garukkan kepalanya sambil melihat 10 soal yang Pa Wadi berikan. Ia langsung melemparkan segumpal kertas kepada Aldi. Beruntung Pa Wadi sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Kertas itu mengenai kepala Aldi.

Aldi kaget karena kertas itu mengenai kepalanya, segera memungut kertas itu. Yang berisi, 'Di, ada soal yang susah ga? Mau aku bantuin?'.

Aldi yang tau dari siapa surat itu berasal merasa geram. Ia berbalik dan melihat Nisa yang cengengesan. Ia kembali menghadap depan lalu menyimpan surat itu di lokernya.

Nisa yang merasa gagal, kembali melemparkan gumpalan kertas dan mengenai bahu Aldi. Aldi kembali memungutnya dan membacanya, 'Di beneraaan. Ada soal yang susah gaaaa? Nisa siap bantu nih.'

"Ehem." Sayangnya Pa Wadi melihat Nisa melemparkan gumpalan kertas.

"Aldi, tolong maju dan bacakan surat yang ada di tanganmu itu."

Aldi dan Nisa kaget dengan ucapan Pa Wadi. Kertas yang dipegang Aldi mulai bergetar. Seisi kelas mulai berbisik-bisik.

"Ma-maju pa?" Ia gelagapan sampai-sampai kertas yang ia pegang terjatuh.

"Bukan. Mundur. Ya majulah, ayo buruan," katanya sambil bercanda walaupun candaannya itu tidak lucu.

Aldi pun segera mengambil kertas yang terjatuh lalu maju sebelum Pa Wadi kembali mengomel.

"Itu kertas satu lagi nya enggak dibawa Di? Kasian atuh ditinggalin, atit," tuh kan mulai ngelawak lagi. Aldi hanya menatap Pa Wadi seolah-olah berkata 'ini guru ato si kaleng si? Garing amat.'

Dengan kesal, Aldi kembali ke kursinya dan mengambil kertas yang ia tinggalkan di lokernya.

Aldi membacakan sambil mengira-ngira cara bicara nisa kalau ia bicara secara langsung.

Sekelas pun langsung berisik karena isi surat itu.

"Woi berisik woi. Aldi dan Nisa silahkan keluar. Pulang sekolah segera temui bapak di kantor. Yang lain buru kerjain soalnya," kata Pa Wadi sambil menenangkan murid kelas XII A yang mulai menjadi-jadi.

Aldi keluar dengan langkah gontai diikuti oleh Nisa. Nisa hanya menunduk karena takut Aldi semakin marah dengannya.

Aldi duduk di lantai koridor sambil menenggelamkan mukanya dengan lengan. Ia sudah lelah berbicara lagi.

"Di?" Tanya Nisa di samping Aldi.

"Dii?" Kembali ia memanggil Aldi.

"Aldi!" Ia pun teriak karena Aldi tak menjawab apapun. Namun Aldi masih bergeming.

"Woi itu yang di depan kalo mau pacaran ga usah di koridor," teriak Pa Wadi dari dalam kelas. Kelas kembali ribut mendengar Pa Wandi yang menyindir mereka berdua.

"Diem woi, kerjain lagi sono," teriak Pa Wadi kembali.

###

Hello, it's meh. PARAAAAH INI TELAT BERAPA MINGGU TOLONG 😂😂 LEBIH DARI SEBULAN, saia lagi buntu ide tolong :')Oh iya, part ini bukan ngejelek-jelekin seseorang ya😂 cuma bercanda doang, jangan di masukin ke hati, oke😃. Jangan lupa vote dan commentnya ya😉 sori por tipo okeh.

SELAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA KE-72 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

24Jun17-17Ags17

Piano dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang