Kyū

134 15 3
                                    

"Diem woi, kerjain lagi sono," teriak Pak Wadi kembali.

Kelas kembali hening karena sibuk melanjutkan tugas. Namun, ada seseorang yang menatap sinis ke luar jendela. Fita.

***
"Kalian tuh sudah kelas 12. Masih mau contekan lagi? Kali ini bapak akan bebaskan kalian, namun jika kalian kembali mencontek, tak segan-segan bapak menghukum kalian. Mengerti?" omel Pak Wadi. Nisa yang tertunduk mengangguk lemah. Aldi yang berada di samping Nisa hanya bergeming di tempat.

"Woi Aldi, ngerti nggak?" katanya sambil melotot.

"Iya pak saya ngerti," katanya pelan tanpa melihat Pak Wadi.

"Ya udah, silahkan pulang ke rumah masing-masing," Aldi dengan cepat menggendong tas nya lalu pergi.

"Permisi pak," kata Nisa berpamitan lalu bergegas keluar dari kantor guru.

"Huh, mereka seperti kita dulu ya," kata Pa Wadi kepada dirinya sendiri lalu ia tersenyum sambil memandang sebuah foto yang berada di mejanya. Foto pernikahannya.

***
"Di, tungguin,"kata Nisa sambil berlari mengejar Aldi. Aldi terus saja melangkah dengan cepat.

Pada akhirnya, Nisa tidak dapat mengejar Aldi karena Aldi sudah lebih dulu pulang dengan motornya.

***
Nisa yang kesal karena ia ditinggal Aldi, langsung menuju parkiran untuk mengambil sepedanya. Ternyata sudah ada yang menunggunya sedari tadi. Fita dan anak buahnya. Ralat, hanya dengan Kanaya.

"Nyari perhatian lagi, hem?" katanya dengan sinis. Nisa tidak mengerti apa yang salah dengan dia sehingga Fita membencinya.

Dengan tergesa Nisa berbalik badan dan berlari. Namun ternyata, Ulan menghadangnya dan melemparkan seember penuh air bekas pel-an.

Nisa pun basah kuyup dengan bau khas pel-an yang menyengat. Seluruh tubuhnya benar-benar basah saat ini.

"Hahahaha rasain tuh. Masih berani pdkt-in Aldi hah?!" kata Fita sambil tertawa terbahak-bahak. Begitu pula dengan Ulan dan Kanaya.

Nisa mulai ketakutan dan bersiap untuk menangis.

***
"Hahahaha rasain tuh. Masih berani pdkt-in Aldi hah?!"

Reyhan yang mendengar itu merasakan suatu keganjilan. Seperti suara yang ia kenal. Ia pun bergegas menuju suara itu.

Ternyata, pemilik suara itu adalah Fita. Reyhan kaget melihat Nisa yang basah kuyup. Ia segera berlari ke arah Nisa dan memberikannya jaket yang ia pakai.

"Apa-apaan nih?" teriak Reyhan kesal. "Emang lo kira Nisa ini mainan?!" sahutnya sewot.

"Ngapain lo di sini. Ganggu aja," kata Fita acuh terhadap pertanyaan Reyhan.

"Lo tau kan bullying itu ngelanggar peraturan sekolah. Gue bisa ngelaporin lo ke pihak sekolah," kata Reyhan dengan nada mengancam.

"Buktinya emang ada?" kata Fita meremehkan.

"Walaupun ga ada bukti, Nisa bisa angkat bicara sebagai korban," kata Reyhan tegas.

Fita dan teman-temannya merasa kesal karena gertakkan Reyhan. Fita pun menghentakkan kakinya dan berbalik pergi dari parkiran. Diikuti Ulan dan Kanaya.

Sepeninggalan mereka, Reyhan segera membawa Nisa ke samping mobilnya. Nisa masih kelihatan ketakutan karena peristiwa tadi.

"Nis, kamu gapapa?" tanya Reyhan pelan.

"I-iya."

" Yuk aku anter pulang," kata Reyhan sambil memapah Nisa. Ia menuntun Nisa masuk ke mobilnya. Setelah itu ia menaiki sisi lain mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar area sekolah.

###

Yewyew. Tes tes. Ehem. Yak, kembali lagi dengan saya. Nah saya ga telat lagi kan :'). Harusnya up besok ini :') sorreh por TYPO. Yak jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT nya ya 👣😉

17Ags17-22Ags17

Piano dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang