Roku

132 13 12
                                    

"Diii, maafin Nisa ya."

"Gue ga tau bakal bisa maafin lo atau enggak," jawab Aldi sekenanya.

"Oh gitu ya," jawab Nisa tertunduk. Lalu ia kembali menengadahkan kepalanya. Lalu mengambil hadiah yang ia taruh di atas meja Aldi.

"Di, ini ada hadiah buat lo sebagai tanda minta maaf nya Nisa. Di terima aja ya walaupun Aldi ga mau maafin Nisa. Tapi Nisa tetep berusaha sampe Aldi mau maafin Nisa," Nisa menyodorkan hadiah itu lalu tersenyum manis. Tapi sayang, senyuman itu sama sekali tidak meluluhkan Aldi.

Aldi pun segera mengambil hadiah itu dan mengusir Nisa.

"Udah kan? Sana pergi," Nisa pun segera pergi dari tempat duduk Aldi menuju ke kursinya. Aldi hanya menatap Nisa yang kembali ke tempat duduknya.

***

Waktu pulang sekolah sudah tiba. Aldi membereskan bukunya dengan cepat. Sampai sebuah suara menegurnya.

"Di, mo kemana lo?" tanyanya.

"Gue pengen balik Kan," orang yang di panggil 'Kan' itu mengangguk.

"Gue boleh ikut ya?"

"Ya udah. Tapi ga ada acara nebeng-nebeng ke gue. Gue tau tadi pagi lo berangkat pake motor. Jadi lo bawa motor lo sendiri," dia hanya tertawa mendengar apa yang Aldi katakan.

"Dih ketauan. Lo tau aja gue pengen nebeng, hehehe," jawabnya disertai cengiran tanpa rasa bersalah.

"Udah buru." Mereka pun bergegas keluar kelas dan menuju parkiran.

***

Mereka pun sampai di rumah Aldi dan  disambut oleh Feby, ibunya Aldi.
Orang yang ikut bersama Aldi menyalimi Feby, melangkah masuk, dan berjalan mengikuti Aldi. Ternyata, Aldi berjalan ke ruangan yang menjadi saksi bisu kejadian tempo hari.

Aldi menaruh tas nya di sudut ruangan dan mulai berjalan ke tengah ruangan. Orang itu masih setia mengikuti Aldi sampai ia akhirnya berdiri terdiam.

"Arkan," kata Aldi pelan. Orang yang dipanggil Arkan itu pun melihat Aldi.

"Lo masih inget kan kejadian dua tahun yang lalu," katanya. Setelah itu ia duduk di kursi piano tersebut.

"Gue ga bakal lupa kejadian itu Di."

Aldi tersenyum simpul mendengarnya. Ia pun segera memainkan sebuah lagu. Kiss The Rain. Lagu yang menyiratkan kesedihan.

Malam setelah kejadian itu, Aldi segera mengganti dawai pianonya. Pecahan vas bunga nya pun sudah ia buang. Buktinya sekarang ia sudah dapat memainkan lagu yang sedih ini.

Arkan tahu bagaimana sifat Aldi. Arkan tahu bahwa sekarang Aldi sedang sedih. Sedih karena masa lalunya.

***

Pada saat yang bersamaan, Nisa, Firda, dan Diva sedang jalan-jalan di suatu pusat perbelanjaan. Diva meminta izin untuk pergi ke toilet dan menitipkan tas nya pada Nisa. Sedangkan Firda sedang berkeliling mencari makanan ringan.

Nisa bosan menunggu mereka. Sudah hampir 15 menit mereka belum kembali. Akhirnya Nisa mengobrak-abrik isi tas Diva. Tanpa sengaja Nisa melihat sebuah notifikasi di ponsel Diva. Akhirnya ia mengeluarkan ponsel itu dari dalam tas.

Terlihatlah notifikasi dari seorang yang bernama 'Didi'. Didi?, ucapnya dalam hati. Mungkinkah...

"Ehem. Memasuki privasi orang tanpa izin sudah termasuk pelanggaran hukum, Nis." Nisa kaget dengan Diva yang tiba-tiba muncul. Ia segera menyerahkan ponsel dan tas Diva kepadanya.

Setelah menerima kedua barang itu, Diva langsung duduk di samping Nisa. Lalu ia membuka ponselnya. Nisa segera dirundung rasa bersalah.

"Div, maaf ya udah ngeliat ponsel Diva," Diva yang awalnya memperhatikan ponsel kini tengah memperhatikan Nisa.

###

Saya ga tau pengen ngomong apa, jadi selamat baca📖 jangan lupa vote dan commentnya😙 saya pengen ngedate dulu sama kudo-kun, dadah👋

21Jun17

Piano dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang