Carrie's POV
Pagi ini langit tertutup oleh awan abu-abu gelap. Sepertinya hujan akan segera turun. Tak tahu kenapa hari ini aku bosan sekali. Tadi pagi Alex sudah tak ada di kamarku. Mungkin ia pergi ke kamar Ara untuk menemuinya. Sekarang aku tak peduli bagaimana sakitnya mencintai Alex. Aku hanya memikirkan bahwa aku memang benar - benar mencintainya seberapapun dan sebesar apapun sakitnya. Aku menerimanya sebagai mate sejatiku walau ia tak benar - benar mencintaiku. Dan aku percaya bahwa Moongoddes pasti memberikan yang terbaik bagiku suatu saat nanti walaupun aku harus bersabar terus.
Aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar inapku. Dimana Sam? Aku ingin pamitan dengannya. Mataku celingukan mencari kebaradaannya. Sekian menit aku menunggu, Sam tak kunjung datang. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar saja daripada lama menunggu. Kulangkahkan kakiku menuju danau yang ditunjukkan Sam tempo hari. Kakiku menapak ria dan mulutku tak berhenti bersenandung. Tak tahu kenapa moodku sangat baik hari ini. Kupandang tumbuhan yang basah karena embun dan pohon - pohon yang menjulang tinggi di sekitar danau. Sangat indah.
Kulihat sesuatu yang melompat - lompat di sebrang danau.
Apa itu?
Aku memberanikan diriku menuju kesana. Ketika aku sudah dekat, aku berjalan mengendap - mengendap kearah makhluk tadi dan bersembunyi di semak - semak. Kuberanikan diriku untuk mengintip.
Tak ada apapun.
Aku menulusuri pandanganku ke sekitar. Tiba - tiba..
Hap!
Seekor kucing rumahan melompat ke arahku. Bagaimana bisa kucing rumahan berada di tengah hutan?
Bulunya berwarna coklat keemasan dan terlihat sedikit kotor. Mungkin karena ia hidup di alam bebas. Kuelus kepalanya lembut. Matanya menutup merasakan nyaman.Tiba-tiba ia berlari menjauhiku dan menuju ke arah hutan. Aku mengejarnya melewati rerumputan di sekitar jalan setapak yang kulewati. Hingga kakiku terasa pegal dan memutuskan untuk berhenti.
"Larinya cepat sekali." ucapku bermonolog.
Kuedarkan pandanganku ke arah sekitar. Aku tak mengenali tempat ini. Dimana aku?
Aku pun mulai panik dan berlari ke arah semula. Mataku celingukan berusaha mencari jalan yang tadi kulewati.Tunggu?!
Mana arahku datang tadi?Aku menggaruk kepalaku yang tak terasa gatal sama sekali. Aku berlari dan terus berlari. Aku tak tahu apakah ini keluar dari teritori packku atau tidak. Aku sangat panik hingga sebuah tangan tiba - tiba menyentuh pundaku dari belakang. Tubuhku terlonjak kaget.
"T-tolong jangan sakiti aku.. Aku tersesat." ucapku tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
"Aku tak akan menyakitimu, Bodoh." ucapnya. Terdengar seperti seorang lelaki.
"Hei beraninya kau mengataiku!"
Aku pun membalikkan badanku kasar. Kulihat seorang lelaki jangkung berdiri di belakangku dengan menaikkan alisnya sebelah. Pakaiannya sangat rapi seperti seorang bangsawan. Bangsawan?
Bangsawan mana memangnya?
Yang benar saja.
Tapi aromanya...
Aromanya seperti aroma vampire."Kau..."
"Ya. Aku seorang vampire. Dan aku juga seorang dari keluarga bangsawan." ucapnya memotong.
"Bagaiman.."
"Ya. Aku bisa membaca pikiran." ucapnya datar dan berlagak angkuh. Yang benar saja di tengah hutan ada sebuah kerajaan. Apalagi ia bertemu vampire yang lancang membaca pikirannya. Dasar bodoh!
Lelaki itu melihatku dengan tampang meremehkan. Ia menaikkan alisnya sebelah dan menatapku intens. Aku merasa gusar melihat ia menatapku seperti itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku padanya.
"Bagaimana bisa baumu wangi sekali? Siapa kau?!" ucapnya datar dan dingin. Ah aku jadi teringat Alex. Aku sangat merindukannya.
"Siapa Alex?" tanyanya lagi. Aku hanya diam memandangnya penuh keheranan. Apa ia memang benar - benar dapat membaca pikiranku?
Darimana ia tau Alex?"Bagaimana kau tau nama Alex?"
"Sudah kubilang aku bisa membaca pikiran. Namaku Michael Xavier Shakespeare. Kau bisa memanggilku Mike." ucapnya formal sambil mencium bahu tanganku.
"A em.." Kenapa aku salah tingkah?
"Emm?" ucapnya sambil menyeringai. Aku tak suka seringaiannya!
"Maksudku Aku Carrie Catasthrope. Ah salah. Maksudku Aku Carrie Brian. Salam hormatku." ucap Carrie menutupi kegugupannya.
"Senang bertemu denganmu. Kenapa kau bisa berada disini, Nona?"
"Panggil saja aku Carrie. Aku tersesat karena mengejar seekor kucing tadi."
"Berasal darimana kau?"
"Aku berasal dari Black Moon Pack."
"Kau seorang werewolf?"
"Bukankah seorang vampire penciumannya tajam?"
"Tapi.. aromamu bukan seperti aroma seorang werewolf. Aromamu harum sekali dan semerbak sampai dapat kucium dari jarak 2 km dari tempatku tadi."
"A-aku tak tahu." Mike mengernyit heran melihatku.
Bagaimana bisa Mike mencium aromaku yang katanya sangat harum?
Apa aku memiliki dua mate?
"Yang jelas aku bukan matemu. Yang benar saja." ucapnya dingin. Aku mengercutkan bibirku karena ucapnya. Sangat menyebalkan.
"Bisakah kau mengantarku kembali ke packku?!" ucapku ketus.
"Setelah kau mengataiku menyebalkan?" ucapnya menaikkan alisnya.
"Baiklah... aku minta maaf." Sesuatu menerjangku secepat kilat sehingga aku menutup kedua mataku.
Setelah beberapa detik, kubuka mataku perlahan menyesuaikan sinar yang masuk ke retinaku. Perutku terasa mual."Lain kali jangan sampai ceroboh memasuki wilayahku jika kau tak mau mati kehabisan darah disana." ucap seorang lelaki.. maksudku Mike sekilas lalu pergi meninggalkanku.
Kepalaku pusing. Aku pun berjalan kembali ke kamar inapku dengan sempoyongan.
"Carrie! Darimana saja kau?!"
***
Maaf sedikit absurd😂.
Gatau kenapa hari ini ga mood bgt buat nulis. Otak lagi stuck imajinasi. Jadi maap ya kalo rada-rada gimna gitu😁.Jangan lupa tinggalkan vommentnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I ?
WerewolfCarrie Catasthrope yang mengalami kisah pelik di keluarganya. Ia yang dianggap she-wolf rendahan oleh keluarganya sendiri hanya karena belum bisa berganti shift dengan Andien, wolfnya. Belum lagi ia pun bertemu dengan matenya yang merupakan seorang...