Carrie's POV
Aku berlari dan berlari. Aku tak ingin disini lagi. Aku tak ingin di pack ini lagi. Aku terlalu sakit. Masa laluku, keluargaku bahkan mateku, dan semuanya. Terlalu sakit untuk diingat. Aku marah. Marah pada diriku sendiri. Aku lemah. Tak ada yang peduli. Apa peranku disini?! Apakah hanya sebuah pion yang disaat dibutuhkan saja dipanggil dan kemudian dibuang?
Oh Goddes..
Apa aku sebegitu buruknya?
Bukannya aku tak mensyukuri apa yang kau beri, tapi..
Kurasa ini terlalu menyakitkan bagiku.Terdengar bunyi gemertak pada diriku. Rasa ngilu pun mulai menyelimuti tubuhku.
Carrie!! Aku bisa mengambil alih tubuhmu. Akhirnyaa.. Maaf tadi aku tak bilang dulu. Aku hanya mencobanya dan ternyata berhasil. teriak Andien di pikiranku.
Tak apa, Andien. Sebaiknya kau percepat larimu. jawabku dingin lalu memutuskan mind-link.
Andien berlari sangat cepat. Aku tak tahu ia akan membawaku kemana dan aku pun tak ingin bertanya tentang itu. Suasana hatiku begitu kacau. Untuk berbicara pun rasanya begitu sulit. Amarahku membuncah begitu saja. Mengalir dan terus meninggi. Sulit dikendalikan. Perasaanku seakan hanya dianggap angin lalu semata. Tak hentinya air mataku mengalir.
-L-
"Siapa yang berani - beraninya memasuki wilayahku tanpa izin?! Seorang wolf pula!" Rutuk seorang pemuda.
Pemuda tersebut mengikuti arah Carrie berlari dari belakang. Ia tak ingin langsung menyerang lawan begitu saja. Diselidikinya wolf tersebut yang merupakan Carrie untuk mengetahui motifnya karena telah memasuki wilayahnya tanpa izin.
Andien berhenti di pojok tebing yang di bawahnya merupakan jurang yang begitu curam. Ia melolong pilu menyalurkan kemarahannya dan Carrie karena merasa telah dikhianati. Bahkan tak terlihat Alex mengejarnya. Begitu sakit menerima kenyataan tersebut. Ia begitu frustasi. Ia melolong sekali lagi. Kali ini lebih keras dan penuh akan kemarahan.
Pemuda yang mengikutinya mendengar lolongan tersebut. Terdengar begitu pilu. Didekatinya wolf tersebut. Harum itu. Harum yang tercium olehnya empat hari lalu.
Seperti aroma gadis itu. batinya.
Dilihatnya wolf tersebut mulai limbung. Beberapa detik kemudian wolf tersebut berubah menjadi seorang perempuan. Perempuan yang merupakan Carrie itu pun limbung dan meringkuk di tepi tebing. Ia telanjang karena pakaiannya telah robek ketika berganti shift dengan Andien tadi.
Pemuda itu pun segera berlari menuju gadis tersebut. Segera dilepasnya jaket yang melekat ditubuhnya melihat Carrie dalam keadaan telanjang bulat. Hawa dingin tak begitu mengganggu kulit pucatnya karena ia merupakan seorang vampire.
Ada apa denganmu, gadis kecil? batinnya.
Pemuda tersebut menggendong Carrie ala bridal style dan membawa Carrie ke kastilnya.
-L-
Carrie's POV
Sinar matahari menilisik memasuki indera pengelihatanku. Aku mengedip-kedipkan mataku menyesuaikan cahaya yang masuk. Kutelusuri pandanganku ke sekitar tempatku berbaring. Ranjang ini berwarna merah marun dengan selimut yang begitu tebal. Dindingnya bercat Jingga gelap dengan cahaya sangat minim yakni dari sinar matahari yang lewat melalui jendela yang terbuka sedikit. Gordennya begitu besar berwarna coklat menghiasi jendela - jendela besar di sisi kanan tempatku berbaring. Yang jelas kamar ini begitu mewah seperti kamar yang berada di sebuah mansion. Bukan. Ini bukan kamarku dan Alex.
Dimana aku? batinku bertanya - tanya.
"Kau berada di kastilku, gadis kecil." ucap seseorang dari arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I ?
WerewolfCarrie Catasthrope yang mengalami kisah pelik di keluarganya. Ia yang dianggap she-wolf rendahan oleh keluarganya sendiri hanya karena belum bisa berganti shift dengan Andien, wolfnya. Belum lagi ia pun bertemu dengan matenya yang merupakan seorang...