"Kurasa aku harus menyelidikinya."
Carrie's POV
Pagi ini, mataku terbuka. Tak mendapati tanganku atau kaki yang dirantai seperti hari sebelumnya. Kukerjapkan mataku menyesuaikan sinar yang menembus. Kuedarkan pandanganku. Seperti mengenal kamar ini..
"Kau sudah sadar?" suara seseorang dari kanan ranjangku mengagetkan. Mataku memincing melihat ke arah orang tersebut.
"Mike?"
Ia mendekat ke arahku berbaring. Luka ini masih terasa sangat perih. Bibirku merintih merasakan sakit pada bagian yang terkena cambuk tempo hari.
"Maafkan Keylaa."
Keylaa? Mataku memicing menanyakan ke Mike.
"Dia adikku." ucapnya dan kemudian menundukkan kepala.
"Apa alasannya menyiksaku?"
"Ceritanya panjang. Sebaiknya kau istirahat dulu." katanya sambil menyelimutiku.
"Aku penasaran."
"Biar kuceritakan besok. Sekarang istirahatlah." Ia pergi meninggalkan kamarku yang memikirkan sejuta pertanyaan kenapa adiknya memukuliku hingga aku merasa tubuhku hancur dan membuat Andien meninggalkanku berjuang sendiri merasakan sakit.
Tak berapa lama kemudian mataku benar - benar kantuk dan mulai terpejam.
Semua menghitam. Aku terus masuk ke dalamnya. Semakin dalam. Sesuatu mendorongku hingga aku terjatuh dalam kegelapan. Kuedarkan pandanganku. Sesuatu berada di sana. Sepercik cahaya melalui retinaku membuat pikiranku sedikit terkendali.
"Siapa disana?"
Tak ada jawaban.
"Kumohon bantulah aku melewati kegelapan ini. Bantulah aku untuk kembali."
"Tenanglah." Aku terkejut. Terdengar suara seseorang. Begitu lembut dan menenangkan hati.
"Siapa kau?"
"Aku?" Malah balik bertanya. Bahkan aku tak dapat melihat wajahnya. Keningku mengkerut memikirkan kemungkinan siapa wanita ini. Berjuta pertanyaan memasuki rongga-rongga otak sialan. Membuat pening.
"Aku akan membantumu keluar dari sini. Ikuti aku."
Kuikuti jalannya, membuatku bingung setengah mati. Untuk apa aku kesini? Di tempat gelap dan terasa sesak. Aku merasakannya walaupun aku tak melihat apapun disini kecuali cahaya dari wanita itu yang belum jelas wajahnya pula.
Cahaya mulai menghampiri jalan kami. Akhirnyaa..
Tidak, tidak. Wanita itu.
"Apa yang kau lakukan?!" teriakku. Paru-paruku sesak. Tak ada oksigen. Aku berlari sekuat yang kubisa. Seekor cheetah mengerjarku dari belakang. Larinya hampir sampai pada kakiku. Sementara jantung memompa secepat kuda. Kakiku benar - benar kebas.
"Aaargghhhhh..."
-L-
"Aaargghhhhh..."
Mataku terbuka begitu saja. Cahaya menembus retinaku tanpa permisi. Ya Tuhan, kepalaku seketika begitu berat.
"Hey, kau sudah sadar?" Suara ini.
"Alex..."
"Kau tak apa? Apa perlu kupanggil dokter?" Aku menggeleng tak apa. Ku taruh kembali diriku ke bantal empuk putih.
Tunggu!
"Dimana aku?"
"Kau sekarang di rumah sakit."
"Dimana Mike? Dia berjanji akan menceritakan tentangnya padaku." Ucapku lemah.
-L-
Alex's POV
"Dimana Mike? Dia berjanji akan menceritakan tentangnya padaku." Masih saja memikirkan bajingan itu.
"Keylaa?"
"Huh?" Bahkan suaranya masih lemah. Tubuhnya benar - benar mengenaskan. Apa yang dilakukan dua bajingan itu?! Ini memang salahku. Seandainya Ara tak kembali, mungkin tak akan terjadi hal ini padanya. Sungguh bodoh otakku ini.
"Istirahatlah. Aku tau kau masih merasa tak baik. Aku tak mau kau sakit terlalu lama."
"Kenapa? Karena akan merepotkanmu? Tak apa aku disini sendiri. Aku terbiasa, Lex."
"Dimana kau belajar mengatakan sarkasme? Apa dari kekasih vampirmu?" Balasku sarkastik.
"Kekasih? Bahkan mungkin tak ada yang peduli padaku setelah kau menemukan kekasih Angelmu yang menawan itu."
"Cukup!"
"Bahkan aku telah menyelamatkanmu! Sudahlah aku tak mau ribut denganmu. Aku mau kau secepatnya pulih. Maaf aku selalu kasar padamu. Maaf pula karena aku selalu menyakitimu. Istirahatlah."
Aku meninggalkannya. Nafasku masih tersengal berusaha meredam emosiku yang selalu tak bisa terkendali. Kenapa ia berubah seperti ini?
"Arrghhhh.." Aku mengacak rambutku frustasi. Tanganku mengepal kuat. Apa Carrie akan memaafkanku?
Dasar bodoh kau Alex!
Kau bodoh!"Kau memang bodoh!"
"Diam!" Teriakku menggelegar. Meluapkan semua emosiku. Aku berlari menuju perbatasan. Kulihat para rogue berusaha menerobos wilayahku.
Mataku memerah Joe mengambil alih tubuhku sepenuhnya. Menerjang rogue sialan itu. Tak ada ampun. Kucabik, kurobek tubuhnya. Beraninya!
-L-
Carrie's POV
""Bahkan aku telah menyelamatkanmu! Sudahlah aku tak mau ribut denganmu. Aku mau kau secepatnya pulih. Maaf aku selalu kasar padamu. Maaf pula karena aku selalu menyakitimu. Istirahatlah."
Air mataku tergantung siap untuk jatuh kapan saja. Ia melesat pergi. Hatiku tergores lagi. Bahkan lebih sakit daripada ketika Keylaa menyiksaku. Hingga akhirnya air mataku pun tak dapat terbendung lagi. Bibirku terisak berusaha menah suara. Tapi malah semakin keras. Ini benar - benar menyakitkan. Bahkan aku ingin pergi lagi dari sini.
"Andien.. kembalilah."
Tak ada jawaban. Kemana sebenarnya Andin? Sudah berbulan-bulan ia tak dapat dihubungi. Menambah perih di benakku. Tak ada yang menyayangiku di dunia ini. Kupukul dadaku keras. Aku tak dapat menahan ini sendiri terus menerus.
Terlintas di pikiranku untuk pergi dari sini. Mungkin ide yang bagus. Aku melepaskan infus yang tersambung pada nadiku secara paksa. Darah mulai mengalir karenanya. Ku lepas semua alat - alat medis ini.
"Untuk apa semua ini! Bahkan tak ada yang membutuhkanku disini." Gerutuku sambil menahan sakit dan sesak. Ini tak sebanding!
"Luna, apa yang Anda lakukan?" Seorang dokter memergokiku . Kupercepat melepaskan alat sialan ini.
"Luna, tolong jangan lakukan ini. Ini bahaya bagi kesehatan anda."
Dokter ini mulai memegangiku. Aku memberontak."Suster ambilkan obat penenang." Mendengar apa yang akan dilakukannya. Aku menjadi kalap.
"Cukup!" Teriakku refleks dengan menutup mata. Kubuka mataku. Semua hancur. Apa ini? Apa yang terjadi padaku? Pening luar biasa menyerangku begitu saja. Hingga kakiku tak dapat menopang tubuhku lagi. Kegelapan perlahan menyelimuti pengelihatanku.
***
Assalamu'alaikum Reader tercintahh yang masih setia nungguin aku.. ehh ceritaku maksudnya..
Saya ngaret banget ngelanjutin nih cerita. Tapi saya nggak tega ngegantungin reader saya yang saya cintai *bruhhh..
#apesih thor..Ah sudahlah ya..
Happy reading!!! Maaf kalau kelamaan updatenya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I ?
WerewolfCarrie Catasthrope yang mengalami kisah pelik di keluarganya. Ia yang dianggap she-wolf rendahan oleh keluarganya sendiri hanya karena belum bisa berganti shift dengan Andien, wolfnya. Belum lagi ia pun bertemu dengan matenya yang merupakan seorang...