26

9.9K 633 47
                                    


Mendung menyelimuti cakrawala pagi ini. Burung - burung masih bersembunyi di peraduannya. Pagi ini Carrie terbangun pagi sekali. Entah kenapa ia menjadi gelisah mengenai sesuatu yang akan dibicarakan oleh Ayahnya kemarin. Ia rasa ini merupakan hal yang sangat penting, sehingga ibu tirinya kala itu pun tak diizinkan mendengar.

Apa ini mengenai masa laluku? batin Carrie bertanya-tanya.

An. Kau mendengarku? mind-link Carrie kepada wolfnya.

Tentu. Aku pun penasaran. Aku berfikir ini ada hubungannya dengan yang dikatakan Moongoddes saat itu.

Ah ya! Mengenai Ayah kita bukanlah Ayah kita.

Ya! Aku masih memikirkannya hingga saat ini.

"Selamat pagi, Carrie." intrupsi Alex dari lantai 2.

-L-

Carrie's POV

"S-Selamat pagi, Lex." Aku gugup setengah mati. Setelah kejadian kaburku kemarin, baru kali ini Alex menyapaku hangat. Bahkan saat menjemputku dari Gold Moon Pack pun tak ada percakapan berarti yang terdengar.

"Mengapa kau melamun pagi-pagi sekali?"

"Uhmm hanya.." Aku bingung akan menjawab apa.

Aku tak mungkin menceritakan rasa penasaranku kepadanya. Bahkan kami sudah tidak sekamar seperti dulu lagi. Alex di kamarnya, Aku di kamar tamu dan.. Ara pun di kamar tamu juga. Mungkin Alex ingin bersikap adil kepada Aku dan Ara. Sebenarnya aku sangat merindukan pelukannya saat tidur seperti dulu. Walaupun aku mendapat wajah lembutnya hanya ketika malam tiba. Aku pun bingung dengannya. Mungkinkah ia menjadi pribadi dingin karena ia dulu ditinggalkan Ara?

"Hey! Kemarin kau kan yang mengajari Ara memasak?"

"Y-ya. Kenapa?"

"Resepmu memang enak."

"Aku pernah membatkanmu nasi goreng itu ketika dulu kau sakit."

"Benarkah? Aku tak mengingatnya."

Tentu saja karena masakanku kemarin ada Ara yang membantuku. Sehingga kau mengingatnya. Sebesar itukah cintamu kepadanya, Lex?

"Hai, Sayang. Carrie. Selamat pagi." suara Ara mengintrupsi perbincangan kami.

"Selamat pagi, Ara." jawabku padanya.

"Selamat pagi, Sayang."

Bahkan Ara mendapat panggilan 'Sayang'.

"Kalian sudah sarapan? Jika belum mari ke meja makan. Perutku sudah berbunyi sedari tadi." ucap Ara sambil memanyunkan bibirnya.

"Jika kau lapar, mengapa tak bilang dari tadi?" tanya Alex.

"Aku tak ingin membangunkanmu. Hehe."

Membangunkanmu?

Apa mereka tidur berdua?

Hatiku tergores kembali. Bahkan luka kemarin belum sembuh. Aku menahan sekuatnya agar aku tak menangis. Ini menyakitkan. Bahkan lebih baik aku disiksa oleh gadis vampire itu setiap hari daripada harus menyaksikan ini.

-L-

Author's POV

Sarapan pagi selalu berada dalam kecanggungan sejak Ara berada di mansion tersebut. Lexi selalu menatapnya sinis dan risih. Bagaimana tidak, Alex mengabaikan Lunanya terang-terangan demi gadis yang bukan takdirnya. Bahkan disaksian oleh semua yang berada di mansion tanpa wajah tak bersalah. Bahkan Samuel pun menatap iba kepada Carrie. Sedangkan Carrie diam, menahan semua gejolak yang ada di hatinya agar suasana tetap baik-baik saja. Carrie berpikir ia bisa memaklumi hubungan mereka karena Ara memang bertemu dengan Alex terlebih dahulu walaupun hatinya seakan menjerit meminta keadilan. Ia menahannya sampai selama ini. Sendirian.

Who Am I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang