Vote and comments !!
****
Dia berdiri menatap ratusan siswa yang mengikuti upacara bendera hari ini. Meneliti setiap siswa yang melanggar aturan. Sosok yang paling dingin di Sevit ini sangat disegani oleh setiap siswa dan siswi. Jabatannya sebagai Komite Kedisiplinan ini membuatnya lebih disegani. Tidak satu pun siswa maupun siswi yang berani berhadapan dengannya. Gadis berhijab yang bersifat dingin dan mempunyai mulut yang pedas itu sangatlah berbahaya.
"Manda !" kata seorang lelaki berambut cokelat gelap itu. Ya, dia Amanda Putri Ketua Komite Kedisiplinan yang besifat dingin dan mempunyai mulut pedas itu. Amanda menoleh menatap lelaki berambut coklat gelap itu seolah bertanya 'ada apa ? '. Lelaki itu menghampiri Amanda berbisik sesuatu yang membuat wajahnya datar menjadi lebih datar. Entah apa yang dibisikkan oleh lelaki itu tapi sepertinya itu masalah yang cukup penting.
"Siapa saja yang terlibat ?" suara dingin itu terucap dari bibir Amanda membuat Alex-nama lelaki itu- bergidik ngeri.
"Anak kelas 11 Ips dan sebagian dari kelas Ipa, tapi yang lebih mendominasi adalah kelas Ips !" jawab Alex. Jawaban yang Alex membuat Amanda menghela napas.
"Beri tahu untuk seluruh anggota komite dan semua siswa kelas 11 sepulang sekolah berkumpul di aula !" kata Amanda dengan tegas. Alex menggangguk dan berlalu dari hadapan Amanda.
"Menyusahkan saja !" gumamnya pelan lalu meninggalkan lapangan upacara.
***
Keadaan kelas 11 Ipa 7 ini begitu hening hanya ada suara goresan kecil dari pensil, hari senin minggu ini semua siswa diwajibkan melukis untuk pengambilan nilai praktek dari pelajaran Seni Budaya. Bisa dibilang kelas ini adalah kelasnya orang-orang berpengaruh di Sevit. Rata-rata siswa dan siswi disini sangat tenang dalam masalah belajar, tapi jika sedang tidak ada pembelajaran kelas mereka ini bagai pasar loak yang ada di Jakarta.
"Diberitahukan kepada seluruh anggota Komite Kedisiplinan dan seluruh siswa kelas Ipa dan Ips kelas sebelas harap berkumpul di Aula setelah pulang sekolah. Sekali lagi Diberitahukan kepada seluruh anggota Komite Kedisiplinan dan seluruh siswa kelas Ipa dan Ips kelas sebelas harap berkumpul di Aula setelah pulang sekola. Sekian dan terimakasih! "
Pengumuman disusul dengan bel pulang sekolah itu terdengar dari speaker yang terpajang di sudut kelas itu membuat siswa maupun siswi menjadi ribut, bertanya apakah yang terjadi ? Hingga membuat seluruh siswa Ipa dan Ips berkumpul.
Jingga yang kebetulan ketua kelas 11 Ipa 7 memerintahkan untuk segera ke Aula, semua siswa langsung bergerak cepat menuju Aula.
***
Di aula ini sudah terdapat 20 anggota Komite Kedisiplinan termasuk dengan Amanda. Mereka berdiri menatap siswa sambil berpangku tangan didada. Berisik itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana sekarang ini. Tetapi belum satupun dari Komite Kedisiplinan berbicara. Lama-kelamaan ruangan menjadi hening tidak satupun berbicara hanya ada suara helaan nafas dari sebagian siswa yang merasa bingung dengan apa yang terjadi.
Zidan -wakil ketua komite- maju kedepan menatap siswa dari ujung ke ujung, dia menelisir semua siswa.
"Lo pada pasti bingung kenapa cuma kalian yang kumpul disini nggak sama kelas bahasa !" kata Zidan dan semua menggangguk setuju. Amanda berdecak pelan,menurutnya Zidan terlalu bertele-tele.
"Yang meresa ikut tawuran tadi pagi berdiri jangan jadi pengecut! " Tegas Amanda dengan suara dingin dan wajah datar andalannya. Zidan terkejut namun bisa mengatasi keterkejutannya. Tidak satupun yang berdiri mereka mingkem mendadak bisu dan tuli. Brakk!! Kursi yang berada disamping Amanda terjatuh dengan keras.
"Lo semua pengecut ! Cuma ngaku dan disuruh berdiri doang nggak bisa ? " tanya Amanda dibumbui dengan kata-kata pedas yang dia miliki. Anggota Komite dan sebagian siswa lain terkejut. Seketika ruangan menjadi rusuh dengan suara siswa yang terkejut.
'Ampun dah si Manda ngagetin'
'Woy ngaku da ngaku kumaha sih jadi kababawa kan'
'Ngaku cepetan dong gue mau pulang nih'
Mungkin seperti itulah beberapa gumamman dari siswa-siswa yang terkejut. Satu persatu dari mereka berdiri. Amanda menghela nafasnya.
"Yang merasa tidak ikut tawuran boleh keluar, diharapkan jujur oke kalau kagak jujur lo semua bisulan segede kentang !" kata Annisa bisa dibilang dia paling konyol diantara komite yang ada. Satu persatu berjalan santai keluar. Mereka bersyukur karena tidak akan mendapat omongan pedas dari Ketua Komite.
Sekitar 80-an siswa berada di aula ini tidak mengeluarkan suara, mereka diam siap mendengar omelan pedas dari Ketua Komite.
"Gue nggak tahu permasalan awalnya gara-gara apa sampai-sampai tadi pihak polisi datang kesekolah dan untung yang jaga cuman anak-anak komite !" kata Amanda menatap mereka yang terkejut mendengar pihak polisi datang. Amanda menghela nafas lalu memberi isyarat kepada Zidan untuk melanjutkan.
"Lo semua nggak tahu kalau tadi Manda sama Alex mohon-mohon supaya masalah ini nggak dibawa ke jalur hukum !" kata Zidan menatap mereka yang lagi-lagi terkejut.
"Kepala sekolah belum tahu ada masalah ini so diantara kalian jangan ada yang bocor dan ini kesempatan terakhir kalian. Kalau ada masalah yang sama lagi, kami Komite nggak bakalan bantu kalian lagi !" kata David dengan tenang, membuat mereka-80 siswa tadi- menghembuskan nafas dengan lega.
"Kalian bisa pulang dan sebagai hukuman masing-masing dari kalian diberi point 30 atas tindakan pelanggaran aturan nomor 12, membolos dari sekolah !" kata Zidan lalu mereka dipersilahkan untuk pulang.
***
Amanda berdiam diri diruangannya, menatap kosong jendela ruangannya. Kriet.... Pintu terbuka menyadarkan Amanda dari lamunannya. Dia menoleh menatap seseorang yang masuk itu.
"Ada apa ?" suara dinginnya memecah keheningan. Orang itu menghelas nafas menatap sendu Amanda.
"Sampai kapan ? Lo tahu Om sekarang lag-" belum sempat selesai berbicara Amanda memotong pembicaraan.
"Jangan bahas dia !" dinginnya melebihi yang tadi auranya menjadi lebih gelap. Orang itu lagi-lagi menghela nafas.
"Sampai kapan pun gue nggak bakalan ketemu sama dia. Bilangin sama dia gue udah nggak ada !" lanjutnya dengan bibir bergetar. Lalu pergi meninggalkan orang itu."Sampai kapan Ars?" gumam orang itu menatap sendu kearah pintu.
****
With love
💞💞
Mrs Typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Teen Fiction#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...