Vote and comments !!!
***
Riz kembali ke kelas setelah ia bilang pada Amanda bawah ada barang yang tertinggal. Dengan gerakan cepat ia melangkah ke arah kelas, masuk dalam kelas ia tidak menemukan handphone dan juga earphonenya.
"Kok nggak ada ya ? Tadi gue simpen dimana sih ? Ya ampun ceroboh banget sih gue !" gumamnya sambil memukul kepalanya pelan. Sejenak ia memikirkan dimana ia meninggalkan handphonenya itu.
"Oh iya gue kan tadi ke ruang ganti basket yah, ampun dah kok bisa lupa sih ?" keluhnya lalu berjalan dengan cepat menuju ruang ganti baju basket indoor yang ada digedung samping.
Setelah sampai ia segera membuka lokernya dan menemukan handphone beserta earphone nya. Ia bernafas lega, tak bia dibayangkan jika handphone ini hilang pasti ia akan dimarahi oleh Nyonya Arrasyeed.
"Untung ketemu nih handphone kalo nggak duh bisa di damprat mama dong gue " gumamnya kecil lalu keluar ruangan.
Riz membuka ponselnya sesekali sambil bersiul, ia tersenyum lebar saat melihat foto wallpapernya dengan Dennisa yang diambil saat liburan semester lalu. Tapi sedetik kemudian senyumnya memudar
"Kapan yah gue nembak dia ?" gumamnya kecil sampai tak sadar bahwa ia sudah sampai di parkiran.
Matanya mengedar mencari kakaknya, " Lah Ars kemana yah ? Kok nggak ada sih ?" katanya sambil mengedarkan pandangannya lebih teliti.
Tak lama dari itu sebuah pesam muncul, pesan dari Amanda
Line
Amanda Putri
Gue balik duluan sama yasfa
16.09Lo hati hati di jalan dan jangan kelayapan dulu langsung pulang
16.09Riz menghela nafas lega setidaknya kakaknya sudah aman bersama Yasfa. Dengan cepat ia menghampiri letak mobilnya lalu pulang menuju rumah.
***
Amanda menatap Yasfa yang sekarang masih diam, fokus pada jalan yang cukup ramai ini. Ia menghela nafas, Yasfa-nya itu pasti marah besar atas kejadian ini. Tangannya terulur memegang bahu Yasfa, dengan sorot lembut Amanda menatap Yasfa yang sekarang menoleh padanya. Mereka berdua telah sampai di kediaman Amanda.
"Jangan emosi, biar nanti Papa aku aja yang urus semua ini. Oke ?" kata Amanda lembut dan hati-hati membuat amarah Yasfa sedikit melunak.
"Aku cuma khawatir aja, dia udah keterlaluan Ars" lirih Yasfa debagn mata sendu
Amanda tersenyum lembut sambil memegang tangan Yasfa, " Aku udah nggak papa Yas, aku tau perbuatan Celine kali ini keterlaluan banget. Jadi aku serahin semuanya sama Papa, biar orangtua aja yang urus" kata Amanda membuat Yasfa sedikit mengerti
"Jangan bikin aku khawatir lagi oke " pinta Yasfa dibalas anggukan kepala oleh Amanda, sedetik kemudian Amanda berada dalam dekapan Yasfa.
"Jangan buat aku takut lagi Ars, jangan bikin aku khawatir lagi" gumam lirih Yasfa tepat disamping telinga Amanda.
Amanda hanya mengangguk sambil mengusap punggung Yasfa pelan, setelah itu merengangkan pelukan.
"Aku masuk dulu, ah ya jangan sampai Riz tau yah, kamu tau dia kalo marah kayak apa ?" kata Amanda dan dibalas anggukan setuju dari Yasfa
Yasfa sendiri tahu bagaimana Riz menjaga kakaknya itu, dia tau sendiri bagaimana Riz jika marah jika menyangkut keluarganya. Bahkan saat Amanda pergi dari rumah pun dia sempat kalap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Teen Fiction#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...