Vote and comments !!!
***
Amanda mengusap keringat yang bercucuran di pelipisnya. Sudah dua jam ia bermain basket, sekedar untuk menghilangkan kebosanan yang melandanya. Suasana lapang basket indoor ini hening, membuatnya bebas untuk melakukan apapun.
Amanda tidur terlentang pinggir lapang dengan nafas putus-putus. Dia memejamkan matanya, berusaha keras mengalihkan pikirannya. Yasfa Dinata, nama seseorang dari masa lalunya itu terus menghantui pikirannya.
Yasfa, dia tahu siapa orang itu bahkan dia sangat kenal dengannya. Kenapa Tuhan mempertemukannya lagi ? Seseorang dari masa lalunya yang amat berharga itu kembali. Mengupas kembali tentang perasaan yang dulu ia miliki.
Amanda bangkit dari tidurnya, ia duduk bersila menatap bola basket yang ada dihadapannya.
"Kenapa kita harus ketemu lagi sih Yas ?"gumamnya kecil tanpa sadar bahwa seseorang yang ia sebut berada dibelakangnya.
"Karna gue udah janji sampai kapan pun gue nggak bakal ninggalin lo, kalau pun gue pergi pasti bakalan balik lagi sama lo. Itu janji gue. " Ucap Yasfa membuat Amanda membeku. Amanda bangkit lalu berbalik menghadap Yasfa.
Yasfa tersenyum lembut kearah Amanda, dia memajukan badannya mempersempit jarak yang ada. Tangannya merengkuh badan Amanda hingga wajah Amanda membentur dada bidangnya. Amanda tersentak kaget, mendongkakkan wajahnya.
Yasfa menunduk menempelkan keningnya ke kening Amanda. Dia menatap sendu, memancarkan kerinduan yang ia alami selama dua tahun ini. Amanda balik menatap Yasfa sendu, ia rindu pada orang ini.
"Nggak mau bicara hmm ?" ucap Yasfa pelan membuat Amanda meneguk air liurnya sendiri. Dia mengerjapkan matanya pelan.
"Gue kangen lo tau. Dua tahun gue cari lo dan akhirnya gue nemu lo." lanjut Yasfa sedetik kemudian dia memeluk erat Amanda seakan-akan tidak mau kehilangan. Amanda memejamkan matanya, menghirup aroma Yasfa yang sudah lama tak ia rasakan. Begitu pun Yasfa dia menghirup aroma khas Amanda yang begitu menenangkan.
Lama-kelamaan tangisan kecil dari Amanda terdengar. Dia menangis dalam pelukan hangat Yasfa. Yasfa menguraikan pelukannya, menatap Amanda lalu menghapus air mata yang ada dipipi Amanda.
"Jangan nangis. Gue sakit liat lo nangis kayak gitu !" ucap Yasfa tersenyum lembut. Amanda mengangguk pelan, dia menatap mata hitam kecoklatan milik Yasfa.
"I miss you !"ucap Amanda pelan lalu memeluk Yasfa dengan erat. Yasfa tersenyum pelukan hangat Amanda.
"I miss you too !" balas Yasfa, lalu mengecup pelan hijab hitam yang Amanda kenakan. Sedetik kemudian Amanda melepaskan pelukannya, dan berlari menjauhi Yasfa.
Yasfa menatap kosong punggung Amanda yang semakin menjauh. Sejujurnya dia sangat merindukan sosok Amanda. Sangat rindu.
"Kenapa harus ngehindar sih Ars ?" ucapnya menatap pintu yang kini tertutup.
***
Sejak kejadian di lapang basket itu, keduanya- ralat lebih tepatnya Amanda menghindar dari Yasfa ataupun teman-teman Yasfa. Terhitung seminggu terakhir ini Amanda jarang keluar kelas, dia lebih memilih ke ruangannya dan perpustakaan sekolah.
Amanda berjalan di koridor yang sudah sepi ini, bel sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu. Hari rabu ini dia berjaga pagi. Sekedar informasi saja setiap harinya anggota komite kedisiplinan akan berjaga digerbang sekolah dengan sift pagi, siang dan sore. Dan sekarang ini dia berjaga pagi, dari jam 07.00 sampai jam istirahat tiba.
"Amanda !" Amanda menoleh kebelakang, terlihat Mrs. Anna yang berjalan kearahnya.
"Iya Miss, ada apa ?"tanya Amanda dengan sopan. Mrs. Anna meyerahkan setumpuk lembaran kertas.
"Tolong berikan kertas ini ke kelas XI IPS 5 ya, Miss ada keperluan sebentar. Dan oh ya tolong beritahu ketua kelasnya bahwa Miss tidak masuk sekarang dan tugas ini dikumpulkan. Terimakasih." ucap Mrs. Anna lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Amanda menatap kertas ditangannya, membolak-balik kertas itu lalu mengangkat bahu.
"Ips 5 yak ?? Ketemu mereka dong semoga dia nggak dikelas yang sama."gumamnya pelan lalu pergi ke koridor XI IPS.
***
Suasana kelas IPS 5 ini sangat tidak kondusif. Teriakan terjadi dimana-mana, suara nyanyian terdengar samapi keluar kelas. Tapi tidak dengan Yasfa, dia sedang tertidur dengan earphone yang menempel dikedua telinganya.
Suara ketukan dari arah pintu menghentikan semua aksi para murid IPS 5 ini. Murid lelaki maupun perempuan duduk manis dibangku masing-masing. Kenan selaku ketua kelas ini berjalan pelan kearah pintu. Dengan slow mention dia membuka pintu membuat murid yang lain penasaran tak menentu.
Kriekkk... Wajah Amanda terpampang didepan pintu. Kenan dan yang lain menghela nafas lega.
"Yahh gue kira Mrs. Anna taunya si kecan"
"Yaampun ternyata Amanda toh sia-sia dong gue pake dasi"
"Amboi dah itu mah si cantik atuh"
"Yuhuu Miss berarti kagak ada sek-asekk lahh"
Semua murid dikelas bersorak gembira karna guru sejarahnya tidak masuk. Amanda menatap datar Kenan.
"Tugas dari Miss, kerjain terus kumpulin. Miss nggak bakal masuk. "Ucapnya to the point. Lalu pergi begitu saja. Yasfa yang sadar bahwa itu Amanda langsung mengejarnya.
Yasfa mencekal tangan Amanda, Amanda menoleh. Matanya membulat menatap Yasfa. Dia menatap cekalan pada tangannya. Mencoba melepas cekalan tangan Yasfa.
Yasfa mempererat cekalannya yang tanpa sadar membuat Amanda kesakitan dan meringis kecil. Sontak dia mengendurkan cekalannya.
"Maaf Ars !"gumamnya pelan. Lalu menarik tangan Amanda.
***
Suasana UKS ini hening, Yasfa fokus dengan tangan Amanda yang sedang ia obati. Dengan telaten ia menepelkan plester berwarna putih itu dipergelangan tangan Amanda.
"Selesai !"ucapnya pelan, lalu membereskan P3K yang tadi ia gunakan. Amanda hanya mengamati setiap gerik yang Yasfa timbulkan.
Yasfa kembali ketempat semula, mengambil posisi berhadapan dengan Amanda. Amanda refleks menundukkan kepalanya. Yasfa tersenyum lembut, dia mengangkat dagu Amanda dengan tanganya.
"Jangan menghindar lagi. Gue cape nyari lo terus !"ucap Yasfa menatap sendu Amanda. Matanya berkaca-kaca. Amanda hanya diam tidak membalas perkataan Yasfa, dia hanya menatap mata coklat kehitaman itu dengan dalam. Menyiratkan sarat kerinduan yang sangan dalam.
Setitik air mata tumpah dipipi Amanda, ia rindu dengan baik lelaki dihadapannya tapi sekarang keadannya sudah berbeda. Sangat berbeda.
Yasfa membelakkan matanya, dengan cepat ia menghapus air mata yang mengalir dikedua pipi Amanda.
"Jangan nangis, gue nggak suka liat lo nangis." ucapnya lalu menarik Amanda kedalam pelukannya.
****
Bryan Domani as Kenan
With love
💞💞
Mrs Typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Roman pour Adolescents#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...