12. Maaf

3.6K 199 0
                                    

Vote and comments !!!

***

Amanda menatap ruang kamarnya, semua tidak berubah. Masih sama seperti dua tahun lalu. Ia tersenyum tipis, ia sangatlah rindu pada kamar ini. Pandangannya menyapu seluruh ruangan hingga akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri.

Tiga puluh menit kemudian ia sudah rapi dengan baju tidur teddy bear-nya yang berwarna coklat. Kakinya melangkah kearah kasur king size lalu menjatuhkan diri. Matanya terpejam, disertai nafas yang teratur. Sungguh kali ini Amanda merasakan nyaman.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, Amanda hendak membuka matanya tapi ia urungkan. Derap langkah kaki menghampirinya. Duduk disampingnya sambil membelai lembut kepalanya yang terbalut hijab biru dongker itu.

"Mam kangen kamu, nak. Maafkan Mam dan Pap !"ucapnya lirih, Amanda berusaha untuk tidak tegang. Ia mendengar nada penyesalan dalam kalimat itu.

"Mam dan Pap tidak bermaksud untuk mengucilkanmu, mengabaikan atau apapun itu. Jika kamu tahu keadaan yang sebenarnya dulu."cerita Nyonya Arrasyeed dengan senyum tipis disertai air mata yang berjatuhan sampai mengenai pipi Amanda.

"Kamu tahu sayang, dulu keadaan sangatlah mendesak. Sehingga kami memutuskan tidak terlalu fokus mengurusimu. Apalagi saat itu kakakmu akan masuk SMA dan juga adikmu yang baru lahir. Tapi kami mungkin salah mengambil keputusan hingga kamu pergi dari rumah." lanjutnya, Amanda masih memejamkan matanya sambil mendengar cerita tersebut. Jujur ia hatinya sesak mendengar Ibunya yang bercerita dengan menangis.

"Kamu tahu sayang, Pap mu sangatlah terpukul setelah kejadian kamu yang pergi dari rumah. Ia menyalahkan diri atas kepergian kamu. Ia sempat drop beberapa bulan setelah kejadian itu. Maafkan Mam dan Pap sayang. " ucap Nyonya Arrasyeed lalu mencium kening Amanda.

Amanda yang mendengar itu semua seketika dadanya merasakan sesak yang amat dalam. Perasaan bersalah menyeruak dalam rongga hatinya. Meskipun masih ada sedikit rasa benci dalam hatinya, namun perasaan bersalahnya lebih besar dari pada rasa bencinya. Dan ia baru menyadari, selama ini ia hidup dalam kesalahpahaman. Ia benar-benar merasa bersalah saat ini.

"Kamu tahu nak, Pap mu selama ini berusaha mencarimu. Ia bahagia saat kamu ditemukan oleh Rizky. Sekali lagi maafkan Pap dan Mam nak."lirih Nyonya Arrasyeed. Air matanya berlinang membasahi wajah yang mulai keriput itu.

"Ars nggak bakal maafin Mam kalo Mam masih nangis." tegas Amanda, kata-kata itu meluncur seketika. Ia bangun dari tidurnya dan secepatnya memeluk tubuh ibundanya. Merasakan kembali kehangatan yang sempat hilang. Nyonya Arrasyeed tersentak mendapat respon seperti itu dari anak keduanya. Ia tersenyum disela-sela tangisannya.

Amanda mengeratkan pelukannya, sungguh ia sangat rindu Bundanya ini. Dia begitu merasa bersalah saat ini. Terlebih pada Ayahnya itu, Tuan Arrasyeed.

"Ars kangen Mam, Ars nggak bakal kabur lagi. Ars akan tinggal disini."lirihnya dalam pelukan itu.

Dan dimalam beratapkan bintang ini keduanya saling melepas rindu yang tertahan sejak lama. Bahkan semesta merasakan bagaimana perasaan antara anak dan ibu itu.

***

Suasana pagi di kediaman Arrsayeed ini begitu ramai. Kursi meja makan yang biasanya kosong kini kembali terisi penuh. Ditambah dengan kehadiran seorang cucu yang cantik dan cerewet itu meramaikan meja makan yang biasanya sepi. Kehangatan kembali tercipta dalam kediaman ini.

Amanda duduk disebelah Rizky, ia memangku Kaela yang sekarang sedang memakan buah apelnya.

"Kaela turun dulu yah sama bunda sini, Aunty mau makan dulu."ucap kakak perempuannya, Kaela mengangguk pelan lalu turun dari pangkuan Amanda.

Amanda meminum susu coklat kesukaannya, lalu memakan nasi goreng buatan Ibunya yang baru ia rasakan lagi setelah dua tahun ini. Ia menikmati makan paginya kali ini. Rizky yang ada disampingnya tersenyum bahagia.

Tuan Arrasyeed datang dengan wajah cerahnya, ia duduk dibangku tunggal miliknya. Tak lama dari itu Nyonya Arrasyeed menghampirinya dan menyiapka sarapan pagi suaminya itu.

Amanda menyelesaikan makannya dengan cepat, lalu ia menatap Ayahnya. Ayahnya makan dengan tenang sesekali bertanya tentang perkembangan bisnis bersama kakak iparnya.

"Pap.. Ada yang ingin Ars bicarkan. Bisakah nanti setelah sarapan temui Ars ?"tanya Amanda menatap Ayahnya, mendadak ruang makan menjadi hening. Tuan Arrasyeed yang dipanggil 'Ayah' pum merasakan kehangatan dalam hatinya, ia menatap Putri keduanya.

"Pap tunggu diruang kerja Pap Ars !"jawab Tuan Arrasyeed dengan senyum tipis terpancar diwajahnya. Amanda mendadak lega mendengar jawaban Ayahnya itu.

***

Amanda membuka pintu ruang kerja Ayahnya dengan pelan, ia melihat Ayahnya sudah duduk dekat lemari buku. Ia segera mendekati Ayahnya.

"Pap.." panggil Amanda, Tuan Arrasyeed menoleh ia mendekati Putrinya. Ia menatap Putrinya yang tak pernah ia temui dua tahun ini. Dan sedetik kemudian ia merengkuh Putri keduanya itu ke dalam pelukannya.

Amanda tersentak saat ia dipeluk Ayahnya, bahunya terasa hangat oleh air mata Ayahnya. Ia tertegun mendengar Ayahnya yang berulang kali melafalkan kata 'maaf.'

Amanda membalas pelukan Ayahnya, "Ars udah maafin Pap, Pap jangan menangis lagi. Ars juga minta maaf "lirih Amanda yang dibalas anggukkan oleh Ayahnya.

Tuan Arrasyeed menguraikan pelukannya lalu menghapus air mata Amanda yang masih mengalir.

"Maafkan Pap, tinggallah lagi bersama kami Ars "pinta Tuan Arrasyeed. Amanda hanya mengangguk lalu ia memeluk lagi Ayahnya.

Sungguh sekarang rasa rindu ia terobati dan rasa benci itu hilang begitu saja seperti asap. Ia sangat bersyukur akhirnya ia bisa merasakan lagi kehangatan yang dulu pernah hilang.

***

Yasfa menatap handphonenya, dari semalam ia menanti kabar dari Amanda. Namun sampai saat ini ia belum mendapat kabar sama sekali.

"Abang, ayo makan Yasha udah nunggu sama Ayah diruang makan" ucap Bundanya, Yasfa mengangguk lalu beranjak dari kamarnya. Sejenak ia menatap fotonya dan Amanda yang tergantung didinding kamarnya.

'Gue harap lo baik-baik aja, dan cepet Kasih kabar sama gue Ars'

Yasfa lalu keluar dari kamarnya, bergabung di meja makan dengan anggota keluarganya yang lain. Yasha yang melihat Abangnya baru turun itu memberenggut kecil.

"Bang Yasfa lama, aku kan lapar" protesnya membuat Yasfa terkekeh. Ia mencubit pelan pipi adiknya itu.

"Maafin Abang yaa, weekend nanti kita jalan-jalan bareng Teh Ars deh "ucap Yasfa yang disambut anggukan antusias dari Yasha.

Setelahnya sarapan pagi pun dimulai, sesekali Ayahnya bertanya tentang sekolahnya atau pun tentang Amanda. Yasfa menjawab semua pertanyaan dari Ayahnya itu. Kadang juga Bundanya ikut berbicara.

"Yasfa keatas dulu Bun, Yah " pamitnya lalu mengecup pipi Yasha dan juga Bundanya.

***

With love
💞💞
Mrs. Typo

Amanda [ Selesai ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang