Vote and comments !!!
****
Jum'at pagi ini Dennisa berangkat kesiangan, tadi malam ia begadang sampai jam dua pagi karena tugas antropologi dan juga proposal bisnis prakarya. Sialnya hanya dia yang kesiangan hari, matanya menatap bendera dengan satu tangan di kening. Keringatnya bercucuran, sepertinya matahari pagi ini senang dengan ia yang terlambat.
'Demi apapun ini bel istirahat lama amat sih ?'
Ya beruntung baginya karna pagi ini lapangan tidak dipakai untuk olahraga, setidaknya ia tak akan malu. Tapi mana mungkin Dennisa malu, ia bahkan lupa malu itu seperti apa.
Dua jam berjemur dilapang akhirnya bel istirahat berbunyi, Dennisa segera menepi ke pinggir lapang dan duduk dibawah pohon rindang meluruskan kakinya.
"Sialan dua jam berjemur kaki gue pegel banget " gerutunya sambil memijit kakinya pelan. Ia membuka tasnya dan mengambil air mineral yang selalu dibawakan Bundanya.
Siswa dan siswi mulai keluar dari kelasnya, Dennisa berdiri lalu menggendong tasnya, belum sempat berjalan suara tepuk tangan membuatnya menoleh.
Prok
Prok
Prok"Jadi begini kelakuan si nomor satu di angkatan Bahasa ? Kesiangan ?" ejek Annisa diikuti dua temannya yang terkekeh sinis
Dennisa menghela nafas, jujur saja ia sangat lelah dan sekarang si Ratu nyinyir itu ingin cari masalah dengannya ? For your information Dennisa seram kalau marah.
'Ngapain juga ini ratu nyinyir datang segala'
Dennisa hanya menatap datar lalu melangkah pergi, hal itu membuat Annisa menggeram. Lagi dan lagi ia selalu diacuhkan oleh Dennisa, itu membuatnya semakin membenci Dennisa.
"HEY NUMBER ONE !! GUE BELUM SELESAI BICARA, TERNYATA SI NOMOR SATU DI ANGKATAN BAHASA NGGAK SESOPAN YANG GUE KIRA" Annisa berteriak saat Denniaa sudah berada ditengah lapang menuju koridor, hal itu membuat perhatian semua orang tertuju pada mereka.
Dennisa menoleh kearah Annisa yang sedang berjalan ke arahnya, " Mau lo itu apa sih hah ? Gue nggak pernah cari masalah sama lo sebelumnya !" dengan nada datar ia berkata pada Annisa
Annisa berdecak sinis, " Lo lupa ? Lo yang rebut posisi gue dan juga ngerebut Dewa dari gue"
"Pardon me ? Gue sama sekali nggak merebut posisi lo ataupun Dewa dari lo. Perlu gue ingatkan siapa yang rebut siapa !" Dennisa menatap tajam Annisa dan tanpa mereka sadari semua orang mulai merapat ke pinggir lapang.
***
Hening menyelimuti ruang OSIS ini, baik Amanda, Adela ataupun Agatha tidak ada yang bersuara. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing.
"Eh iya, Dens mana ya ? Kok nggak kesini, dia nggak masuk apa ?" celetuk Adela membuat mereka bertiga sadar bahwa Dennisa belum menghampiri mereka setelah chat tadi pagi.
Ceklek
Mereka bertiga menoleh kearah Rayzaldi, ketua OSIS angkatan Amanda. " Eh lo pada disini ?? Kirain gue di lapang loh" kata Ray
Mereka bertiga menatap Ray dengan pandangan bingung, " Emang ada apa Ray ? Pengumuman ya ?" balas Agatha
"Bukan Tha, itu temen kalian si Denisa lagi adu bacot sama si Annisa. Ketua Komdip yang baru juga ada disana buat misahin mereka" balas Ray seketika mereka bertiga berdiri dan membuka pintu dengan keras.
Brak
"Btw makasih infonya Ray" teriak Adela lalu berlari menyusul kedua temannya, Amanda dan Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Teen Fiction#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...