Vote and comments !!!
***
Sabtu pagi ini cuaca begitu membuat Amanda kembali bergelung dalam selimutnya. Biasanya ia selalu menekuni aktivitas olahraga paginya. Tapi tidak untuk hari ini, mungkin ia sedang malas.
Derap langkah seseorang masuk kedalam apartemennya. Seorang laki-laki dengan kaos putih dibalut jaket hitam dan celana jeans itu membuka pintu apartnya. Dia masuk dengan langkah santainya. Dia membuka jaket hitamnya lalu menyimpannya diruang santai apartemen ini. Hal yang pertama ia lakukan adalah membangunkan si pemilik apart ini, iya Amanda. Dan orang yang tadi itu ialah Yasfa.
Yasfa membuka pintu kamar milik Amanda, ia tersenyum melihat Amanda yang masih tidur. Yasfa mengedarkan pandangannya, kamar ini di dominasi dengan warna putih. Ia mendekat kearah Amanda yang tidur menghadap jendela besar.
Yasfa membuka tirai jendela besar itu, cuaca masih terlihat diliputi kabut tipis. Lalu ia mendekat kearah Amanda. Ia meniup beberapa kali kearah wajah Amanda membuat tidur Amanda terusik. Belum lagi selimut yang terus ditarik-tarik.
"Ars bangun eh, udah pagi !"ucap Yasfa, Amanda hanya menggeram.
"Ars bangun ehh" sekarang Yasfa ikut berbaring disebelah Amanda dengan tangan yang terus-menerus menampar pelan pipi Amanda.
"Apa sih Yas, masih ngantuk "jawab Amanda sambil memunggungi Yasfa dan mengeratkan pelukannya pada guling. Yasfa terkekeh pelan lalu memeluk pinggang Amanda dari belakang. Menyimpan dagunya dibahu gadis yang ia sayangi.
"Bangun Ars... Gue udah bawain ketupat tahu Mang Amin tuh " ucap Yasfa, Amanda yang mendengar ketupat tahu membuka matanya sedikit. Yasfa menenggelamkan wajahnya diceruk leher Amanda. Ia sangat suka dengan wangi tubuh Amanda, menenangkan. Sesekali Yasfa mengendus disekitar leher Amanda.
"Yas jangan ngendus, geli tau ih !!" protesan itu keluar dari Amanda, sedikit demi sedikit kesadarannya mulai muncul. Yasfa terkekeh lalu melepaskan pelukannya. Ia bangkit dan menatap Amanda yang sedang mengucek matanya.
"Pagii.. Ayo tuh ketupatnya masih anget loh !"ucap Yasfa, Amanda mengangguk lalu menyuruh Yasfa duluan keruang makan sedangkan ia pergi ke kamar mandi.
***
Setelah selesai sarapan pagi, Amanda dan Yasfa duduk disofa yang ada diruang santai miliknya. Amanda memakan kripik kentang kesukaannya serta ditemani serial kartun anak kesukaannya. Yasfa menatap Amanda yang fokus dengan televisi, ia tersenyum lalu mengelus-elus kepala Amanda yang dibalut hijab biru gelap itu.
"Ars ada acara nggak hari ini ?"
"Nggak ada, palingan sore nanti gue ngelatih anak-anak Putra Tiga buat turnamen tiga bulan mendatang. Ada apa emangnya ?"
"Jalan yuk. Sekalian beli kado buat si kampret Dewa, minggu depan dia ulang tahun."
"Oh iya ya, dia ulang tahun. Yaudah deh ayo, eh tapi udah selesai Marsha and The Bear yakk bentar lagi juga selesei."
Yasfa hanya mengangguk, ia tahu kebiasan Amanda yang satu ini. Weekend pagi yang selalu ia habiskan dengan menonton televisi. Ia sangat bersyukur karena ia masih bisa bertemu Amanda. Kejadian dulu adalah kejadian yang sangat buruk menurutnya. Ia tak ingin kehilangan Amanda untuk tang kedua kalinya. Sebisa mungkin ia menjaga Amanda dengan baik.
Serial kartun kesukaannya telah berakhir, Amanda mengerucutkan bibirnya. Ia kesal, menurutnya kartun tersebut sangar kurang durasinya. Padahal ia sudah satu jam menonton tapi tidak cukup sama sekali.
"Kok abis sihhh.. Ihh kan lagi rame-ramenya mahal udahan !"gerutunya pelan membuat Yasfa terkekeh.
"Sana ceper mandi nanti kita jalan, gue traktik es krim deh !"ucap Yasfa membuat Amanda berbinar lalu dengan gesit pergi kearah kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Teen Fiction#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...