Vote and comments !!!
***
Dennisa merapihkan bukunya yang berserakan di meja, setelah memasukan buku tulisnya serta tempat pensilnya ia mengambil dua kamus sastra bahasa jerman dan juga inggris yang tebalnya lebih dari lika ratus lembar. Ia mendengus kasar dengan malas memeluk kamus sastra tersebut.
Kakinya melangkah keluar kelas menuju parkiran, matanya mencari orang yang dikenalnya. Senyumnya mengembang saat ia menemukan Amanda yang di pinggir halte, pasti ia ingin menyebrang tapi tak ada orang yang menemaninya. Tipikal Amanda tidak bisa menyebrang sendirian.
"Yaelah itu anak pasti nggak bisa nyebrang dah" gumamnya lalu melangkahkan kakinya mendekati Amanda.
Sementara Amanda sendiri masih menunggu dipinggir jalan sembari menunggu adiknya yang kembali ke kelas. Yang tidak disadarinya ialah seseorang yang sedang mengamatinya dari balik setir mobil Jazz berwarna putih. Seseorang yang sudah memiliki rencana buruk bagi Amanda.
Dennisa dengan cepat menghampiri Amanda bersamaan dengan mobil yang mulai melaju kencang menuju Amanda, Dennisa yang menyadari hal ganjil itu pun segera lari menarik tangan Amanda menyingkir hingga kamus yang dibawanya ia lempar kearah mobil tersebut, membuat sang penyetir kaget dan membanting setir dan berakhir menabrak tong sampah depan sekolah.
Kejadiannya sangat cepat, Amanda yang ada dalam dekapan Dennisa masih bergetar takut, siswa dan siswi mengerubungi mereka berdua dan juga si pengendara mobil yang masih belum keluar.
Dennisa masih menenangkan Amanda ia menyuruh orang untuk memanggil Adela dan Agatha dan juga Yasfa serta Rizky. Setelah sampai Adela dan Agatha Dennisa menyerahkan Amanda pada Adela, ia menghampiri sang pengendara mobil.
***
"HEH CABE KELUAR LO SEKARANG !!" bentak Dennisa membuat sang pengendara yang masih shock karna kamus melayang depan mobilnya itu ciut.
Bukan tanpa alasan ia marah seperti ini, baginga Amanda sama seperti kakaknya sendiri. Amanda yang menyelamatkannya saat ia tersesat diawal sekolah, Amanda yang membantunya saat ia butuh izin dari kedua orangtuanya, Amanda yang tak segan menemaninya saat ia butuh seorang teman dan kakak.
"HEH LO KELUAR NGGAK ? ATAU MAU GUE PECAHIN INI KACA MOBIL LO HAH ?!"
Semua siswi yang melihat itu pun bergidik ngeri, ini kali kedua mereka melihat Dennisa marah setelah adu mulut dengan Annisa. Sudah dikatakan bukan bahwa Dennisa itu paling nyinyir diantara mereka berempat.
Sementara si pengendara keluar dengan tangan gemetar, ia sangat takut dan sedikit menyesali perbuatannya ini. Jika akhirnya begini ia akan merencanakan lagi rencana lebih matang, bukan malah seperti ini.
"OH JADI LO YANG BUAT SI MANDA GINI HEH ? SADAR DIRI DONG CELINE WIDJAYA LO ITU SIAPA DISINI HAH ?!" bentak Dennisa lagi sampai-sampai membuat seluruh perhatian orang-orang menuju padanya.
"Gue nggak sengaja" balas Celine dengan suara bergetar dan enggan menatap Dennisa
"Heh ! Lo nggak sengaja ? Jelas-jelas jalan masih gede dan lo malah mepet ke sisi heh ? Lo buta apa rabun jauh sih ?!" balas Dennisa tajam, jangan lupa adu bacot sama dia nggak bakalan kelar begitu saja jika belum ada yang lerai
"Gue nggak sengaja ngerti nggak sih lo ? Dia aja yang berdiri ditengah jalan !" balas Celine yang lama-lama kesal karna Dennisa
"Oh jadi lo nyalahin si Manda gitu, ayo ikut gue !" desis Dennisa sambil menarik tangan Celine kencang, ia menarik Celine dan berpindah tempat ke sebrang jalan lalu berdiri di tempat Amanda tadi berdiri.
"Jadi ini yang namanya ditengah ?! Terus kalo gue berdiri disini ini namanya apa ? Sisi jalan gitu ?!" teriak Dennisa yang sekarang berdiri ditengah jalan, tak lama dari itu ia menghampiri Celine kembali
"Kalo itu tengah jalan gue bakal lewatin mobil gue dan lo berdiri disitu !" lanjutnya lagi, nekat ia berjalan kearah mobilnya membuat Celine membalakkan matanya kaget. Ia tak menyangka Dennisa seseram itu.
Agatha yang melihat situasi yang semakin memanas itu menghampiri Dennisa menarik tangannya menjauh sementara Adela menyeret Celine. Amanda sudah aman dalam dekapan Yasfa.
Ketiganya membawa mereka ke ruang Yayasan Sevit untuk menindak lanjuti kasus ini. Sementara Dennisa sendiri masih belum bisa memendam emosinya memberontak.
"AWAS LO CELINE LIAT BALASAN GUE BUAT LO YANG UDAH NYELAKAIN AMANDA !! TUNGGU AJA LO CABE BUSUK NGGAK TAU DIRI LO " teriak Dennisa menggema, ia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya saat ini bahkan Agatha sendiri kewalahan menghadapi Dennisa kali ini.
***
Sesampainya di ruang Yayasan, Celine duduk diapit oleh Adela dan Dewa. Sementara Dennisa bersama Agatha diujung ruangan. Amanda yang sudah tenang kembali menatap Celine jengah, ia tak habis pikir dengan apa yang Celine lakukan. Hell, memangnya ini sinetron FTV segala sampai berniat mencelakakan Amanda. Dan juga alasan yang dipakai Celine sangatlah tidak masuk akal.
Yasfa yang sedari tadi diam kini menatap Celine tajam, ia tak habis pikir dengan cara berpikir perempuan seperti Celine ini. Mati-matian ia menahan emosi dari tadi.
Sementara Celine sendiri terdiam, ia takut. Entah apa yang membuatnya takut seperti ini tapi ia tak bisa menampik rasa takut ini.
"Sebenarnya apa mau lo sih ? Gue bahkan nggak punya masalah sama lo !" kata Amanda menatap Celine yang sekarang tertunduk.
"Jawab dong punya mikit nggak sih ? Tadi aja nyinyir " samber Dennisa yang masih kesal, mendengar kata Dennisa Amanda menatap Agatha seolah mengisyaratkan untuk membawa Dennis keluar. Ia tahu perempuan itu tak segan-segan untuk membantai Celine saat ini.
Agatha menarik tangan Dennisa keluar dari ruang yayasan, tak lama dari itu saudara kembar Celine masuk denga wajah merah menahan amarah. Dia adalah Saldi Widjaya, Saldi mendapat kabar dari salah satu temannya yang melihat kejadian di depan sekolah tadi. Sejujurnya Saldi sangat marah dan kecewa pada Adik kembarnya itu.
Plak
Satu tamparan lolos Saldi berikan pada Celine, semua orang yang ada disana terkejut atas tamparan yang Saldi berikan. Sementara Celine sendiri sudah menangis dengan wajah yang memerah.
"Gue nggak habis pikir sama lo Celine, apa yang lo lakuin itu nggak bener ! Senakal-nakalnya gue, gue nggak pernah bikin anak orang hampir mati cuman gara-gara masalah yang nggak ada alasannya !" bentak Saldi
"Lo malu-maluin keluarga tak nggak ? Apa yang bakal Papa lakuin kalo dia tau ini ? Lo tau hah ? Papa sama Mama selalu menyalahkan diri mereka sendiri gara-gara kelakuan lo ini! " lanjut Saldi dengan amarah yang meluap, sungguh ia sangat marah sekali denga saudara kembarnya itu
"Sebenernya lo itu kembaran gue apa bukan sih hah ? Kelakuan lo itu yang bikin gue nggak percaya lo itu kembaran gue !" kata Saldi lirih membuat Celine terisak keras, ia mengaku bersalah.
Amanda mendekat kearah Saldi yang masih berdiri didepan Celine, ia mengusap bahu Saldi. "Udah Sal, mending lo sekarang bawa kembaran lo pulang. Malasah ini kita lanjutin aja besok " kata Amanda membuat Saldi mengangguk lalu membawa pulang Celine
Dennisa yang baru masuk kembali ke ruangan mendengus kasar, " Dasar cabe awas aja kalo ketemu lagi " gerutunya
Amanda yang mendengar gerutuan itu tersenyum tipis, entah bagaiman jadinya kalo tadi tidak ada Dennisa, " Udahlan Dens, nggak papa. Btw makasih udah nyelamatin gue tadi" kata Amanda tersenyum yang dibalas senyuman kecil oleh Dennisa
"Kadang gue mau tau kok lo baik banget sih Man ?" tanya Dennisa membuat Amanda tertawa kecil
****
With Love
💕💕💕
Mrs Typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [ Selesai ]
Teen Fiction#6 in Amanda Dingin. Satu kata yang mewakili dari sosok gadis berhijab itu. Tak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh. Dia Amanda Putri sosok paling dingin yang ada di Sevit International Highschool. ©copy right 2018 Sorry for typo !! Don't copy...