Your Happines 03

658 50 11
                                    

"ya pah. Terimakasih,chika juga sayang papah."  setelah chika selesai berbicara dengan ardi chika hendak kembali ke ranjangnya,  namun ketika berbalik ia melihat sosok sang suami yang berdiri di belakangnya dengan menyilangkan tangan di depan dadanya. 

"kamu belum bicara apapun pada aku hari ini darl." chika tersenyum lebar karna mendengar putra kembali memanggilnya dengan panggilan sayangnya. 

"bicara tentang apa?" chika meletakkan ponselnya diatas meja dan kembali menatap putra. 

"apa masalah aku harus menikahi rafa?" lanjut chika dengan senyuman jailnya. 

"dasar tukang mengadu." gerutu putra pelan. Ia kembali menatap chika dan mengajak isterinya itu duduk di sofa kesayangan mereka. 

"jadi kamu dari mana hari ini? " tanya putra mulai serius. 

Chika kembali tersenyum karna kebiasaan mereka yg dulu sudah kembali lagi,  ya keduanya memang selalu terbuka satu sama lain.  Dan dimalam hari keduanya akan duduk Bersama dan menceritakan kegiatan Mereka seharian itu.

Chika mulai menceritakan apa saja kegiatannya hari ini dan pasti saja ia akan menyebut nama rafa karna memang seharian ini ia selalu bersama dengan rafa. 
Dan seperti biasanya putra akan mengeluh karna chika lebih banyak menghabiskan waktu dengan manusia bodoh itu. 

"kenapa kamu tidak bilang sama aku kalau kamu buka panti lagi hmm?" tanya Putra dengan lembut. 

Ia benar-benar banyak tertinggal cerita dari chika semenjak lista hamil karna ia lebih sering tidur bersama lista. 

"karna belakangan ini kamu tidak Punya waktu untuk aku." bisik chika lirih. 
Putra yang sayup-sayup mendengar ucapan chika mengkerutkan dahinya. 
"kamu bilang apa?"

Chika langsung menggelengkan kepalanya dan kembali merekahkan senyuman palsunya yg sempurna menipu putra. 

"kamu kan sibuk belakangan ini.  Ada kiraya dan juga pekerjaan kantor jadi mana sempet kita ngobrol begini." jelas chika yg membuat putra hanya menganggukkan kepalanya lemah. 

"darl. Dengar,  apapun itu jika aku menyakiti kamu sengaja maupun tidak aku mohon maafkan aku." ucap putra tiba-tiba. 
Entah mengapa belakangan ini merasakan sebuah perasaan takut, entah perasaan takut akan apa itu.  Terlebih lagi tiba-tiba saja ia mengeluarkan ucapan mengapa chika tidak menikahi rafa saja. sungguh itu ucapan yg tidak sengaja keluar dari bibirnya.

"ada apa?  Kamu tidak pernah menyakiti aku. Dan harus kamu tau, aku tidak akan meningggalkan kamu  kecuali kamu yg memintanya."
Perasaan putra semakin tak menentu ketika kata perpisahan itu keluar dari bibir chika. 

Ia langsung meraih tangan chika dan mencium punggung tangan chika dengan cukup lama.

"itu adalah hal bodoh jika aku melakukan itu." lirih putra menatap wajah chika dengan sayup.

"siapa yang tau." jawab chika sekenannya. 

Keduanya sejenak terdiam dengan pemikiran masing. 
'aku akan tetap mencintai kamu sayang. Dan takkan aku biarkan kamu pergi dari hidupku'

'entah benar atau tidak. Aku takut kamulah yg meminta aku untuk pergi mas.'

Bisik pemikiran keduanya. 
Chika lantas langsung membuang jauh jauh pemikiran nya itu dan meyakinkan dirinya bahwa putra hanya mencintainya.

Dan putrapun berusaha meyakinkan chika bahwa selamanya hanyalah chika yang akan menjadi wanita pujaannya. Wanita yang akan selalu ia inginkan. 

"apakah kamu tidur disini malam ini?" tanya chika memecahkan keheningan diantara keduanya. 

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang