Your Happines 10

481 51 7
                                    

Di tempat yang gelap, putra dapat melihat sosok gadis kecil yang tengah duduk di kursi dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Perlahan putra menghampiri sosok gadis kecil tersebut yang tak lain adalah kiraya, putri tunggalnya.

"kiraya sayang, kamu kenapa nak?" tanya putra dengan lembutnya.

Merasa sangat familiar dengan suara itu membuat kiraya membuka tangannya dan menatap putra dengan wajah berbinarnya.

"papah.!" pekik kiraya kembali terisak.

Gadis kecilnya itu langsung memeluk tubuh putra dan semakin mengeratkannya.

Putra mengelus punggung raya yang terus bergetar menandakan putrinya itu belum berhenti menangis.

"hey sayangnya papah kenapa ini hmm?" tanya putra menangkup wajah raya dengan lembutnya.

Raya masih terlihat terisak bahkan dadanya terasa sesak karena terlalu banyak menangis.

"papah gak boleh tinggalin raya." ucap raya dengan derain air matanya.
Putra terlihat kebingungan dengan ucapan putrinya itu, di hapusnya lagi air mata raya yang seakan tak mau berhenti mengalir saat itu.

"papah gak kemana-mana sayang. Papah disini bersama raya ya." hibur putra yang kembali merengkuh raya kedalam dekapannya.

"raya udah gak punya mamah, dan raya gak mau kalau raya gak punya papah juga. Huahh" kali ini tangisan putrinya itu semakin terdengar lebih kencang hingga membuat putra tak tega dengan putrinya itu.

"cup cup ya sayang. Papah disini, papah gak akan kemana-mana. Papah akan terus berada di samping raya ya." janji putra dengan lembutnya.

Sejenak raya menghentikan tangisannya dan menatap wajah sang ayah dengan berbinar-binar.

"janji?" tagih raya mengulurkan jari kelingkingnya.

Putra tersenyum geli, namun iapun menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking kecil raya.

"papah janji sayang." bisik putra sambil menciumi seluruh wajah putrinya itu.

***

Kania bernafas lega karena hampir saja ia kehilangan detak jantung putra.
Awalnya kania sudah merasa lemas dan patah semangat namun untung lah di detik terakhir detak jantung putra kembali dan membuat gadis itu menghela nafas leganya.

Kania menghampiri chika yang tengah duduk di ruang tunggu dengan raya yang berada di dalam dekapannya.

Chika langsung berdiri dan menghampiri kania yang terlihat sangat lelah.

2 hari lalu, chika begitu terkejut saat kania pamit padanya dan mengatakan bahwa putra dalam kondisi kritis.

Ia langsung teringat pada raya, dan tanpa memikirkan apapun chika bergegas kerumah sakit dimana kania bertugas. Chika begitu terenyuh saat melihat raya yang menangis di dalam gendongan sang suster chika menitikan air matanya seakan ia juga merasakan kesakitan yang bocah kecil itu rasakan.

Dengan cepat chika memindahkan tubuh gadis kecil tersebut dan menciumi seluruh wajah raya, ia berjanji ia yang akan menjaga raya saat kondisi putra yang masih belum stabil.

Putra rupanya mengidap penyakit gagal ginjal yang sudah sangat parah, dan di karenakan putra tak pernah mengobati penyakitnya itu hingga tanpa di duga penyakit itu telah merongrongi organ sarafnya hingga putra sempat kehilangan kesadarannya selama 2 hari. Bahkan beberapa menit lalu putra hampir saja kehilangan nyawanya.

"bagaimana kondisi putra nia?" tanya chika dengan wajahnya yang masih pucat di karenakan rasa khawatirnya.
"mas putra sudah melewati masa kritisnya mbak. Tapi kita harus segera mencari donor ginjal karena ginjal mas putra sudah sangat rusak." jelas kania dengan kelelahan yang masih jelas tergambar di wajahnya.

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang