Your Happines 07

535 50 11
                                    

Putra harus menelen kekecewaannya karena rupanya yang menemani raka ke taman kota adalah sang suster bukan chika.

Menurut info dari sang suster chika tengah ada tugas keluar kota bersama dengan pengurus yayasannya, dan baru akan pulang lusa.

Namun putra tak ingin menunjukkan kekecewaannya kepada raya karena putrinya itu terlihat sangat gembira saat bermain bersama raka dan juga anak-anak seusia nya yang lain.

Iapun hanya memandangi raya dan raka dari bangku taman saja, karena sudah ada suster yang menjaga mereka dari dekat.

"papah.!" teriak raya dari jauh sebari melambaikan tangannya.

Putra membalas lambaian tangan sang putri dan senyuman diwajahnya, Senyuman yang mampu memikat hati wanita manapun juga.

Termasuk sosok wanita yang entah siapa yang menatap putra dengan tatapan memujanya, namun ia hanya menatap putra dari jauh karena tak berani mendekati pria yang kembali memasang wajah dinginnya itu.

"entah kenapa aku hanya bisa melihat kamu dari jauh. Tanpa ada keberanian untuk mendekat. " lirih wanita itu dengan senyuman mirisnya.

Iapun terus saja berada di dalam mobilnya sambil menatap ke arah putra yang justeru tatapannya menatap ke arah sang putri yang masih asyik bermain.

***

Di sisi lain chika dan raffa tengah makan siang berdua, raffa sengaja mengajak chika untuk pergi berdua karena ada 1 hal yang ingin di sampaikan oleh pria itu pada chika.

Setelah makanan keduanya tandas, dengan sedikit gugup raffa meminum air putih yang ada di depannya.
Pria itu terlihat berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

Namun sayang, raffa lupa bahwa yang duduk di depannya itu ada chika sahabatnga sejak dulu. Tentu saja chika dapat melihat kegugupan di wajah raffa dan membuat chika mengkerutkan dahinya.

"ada apa fa?" tanya chika menatap sahabatnya itu dengan curiga.
Dilihatnya lagi raffa yang panik saat chika menanyainya, jadilah kecurigaan chika semakin besar kepada raffa.

"chik, ada yang mau bicarain sama kamu." ujar raffa akhirnya menatap wajah chika yang masih menunggu.

Pria itu dengan hati-hati menarik tangan chika dan digenggamnya dengan sangat erat.

Chika yang mendapat perlakuan seperti itu dari raffa seketika menelan salivanya dengan gugup. Raffa pernah melakukan hal ini padanya dan ujungnya lagi-lagi chika menyakiti sahabatnya itu. Namun apakah kali ini raffa akan melakukan hal yang sama lagi untuk kesekian kalinya?

Chika menunggu dengan gelisah hingga saat raffa yang terlihat ingin membuka suaranya chika tiba-tiba berharap ia ditulikan saat ini juga.

"aku masih mengharapkan kamu chika." ucap raffa semakin mempererat genggamannya.

"sungguh chika, aku masih mencintai kamu. Dan hari ini aku mohon berhenti untuk menolak aku chik. Cinta aku tulus sama kamu selama ini, dan seberapa besar pun aku berusaha melupakan perasaan aku itu terhadap kamu namun nyatanya aku gak bisa chik. Perasaan ini masih tetap sama untuk kamu." jelas raffa dengan nada bergetarnya.
Ia memejamkan matanya sejenak untuk mengatur detak jantungnya yang selalu saja berdebar saat berada di dekat chika.

"fa.."

"aku mohon jangan katakan itu lagi chik. Aku sungguh tak masalah jika kita tidak memiliki anak chika. Kita sudah punya raka, dan aku pikir itu sudah lebih dari cukup." potong raffa yang sungguh tak ingin mendengar kata penolakan itu lagi dari chika.

"fa, kenapa kamu gak bisa mengerti aku?" tanya chika lirih. Ia sangat prustasi setiap kali ia harus menghadapi masalah seperti ini.

"kamu yang gak mengerti perasaan aku chika. Aku tulus sayang sama kamu, tapi apa? Kamu gak pernah melihat aku sedikitpun. Yg ada di pikiran kamu selama ini hanya putra dan putra saja.!" suara raffa yang terdengar meninggi seketika membuat chika terpaku. Karna baru kali ini chika melihat raffa yang sepertinya sangat marah padanya.

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang