Your Happines 04

558 58 46
                                    

Chika membuang nafas nya dengan kasar. Wajah nya nampak sangat kusut,  namun ada perasaan sedikit lega disana. 

Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya. Dan belum sempat ia menaiki tangga untuk menuju kamarnya ia mendengar namanya dipanggil.  Dan ia hafal betul dengan suara itu. 

"chika." panggil putra dengan nada dinginnya. 

"mas,  kamu sudah pulang?  Tapi bukankah kamu bilang bahwa ka-"

"dari Mana kamu?" tanya putra semakin mengintimidasi chika. 

"ada masalah di panti. Dan-"

"jadi panti itu lebih penting daripada keselamatan putri aku?" bentak putra dengan penuh emosinya. 

Chika terhenyak mendengar betakan putra. Dan ini adalah kali pertamanya pria itu membentak dirinya seperti ini setelah 5 tahun berumah tangga. 

"apa maksud kamu? Jelas raya lebih pent-"

"jika raya lebih penting kamu tidak akan membiarkan mereka pergi diantar oleh supir. Dan apa kamu tau apa yg hampir terjadi pada mereka hah?!" bentak putra.

"apa kamu tidak bisa mendengarkan perintah aku sekali saja? Kamu selalu saja menentang aku." amuk putra yang kini sudah menggengam lengan chika dengan murkannya. 

"A-apa maksud kamu?" tanya chika yang terlihat sangat gemetar dan takut dengan kemarahan sang suami.

"kamu membiarkan lista pergi ke dokter dengan kondisi lemah dan diantar oleh supir. hampir saja mobil mereka masuk jurang..!!" jelas putra masih dengan suara tingginya.

Chika sungguh terkejut dengan ucapan sang suami.

"apa?  Lalu bagaimana kondisi mereka?" tanya chika lebih khawatir.  Walau ia masih belum mengerti dengan semua ini. 

"tidak usah berpura-pura khawatir.  Lista sudah menceritakan semuanya pada aku.  Termasuk ucapan kamu yang membuat aku begitu kecewa "

Wajah chika terlihat sangat terkejut.  Entah apa yang dibicarakan putra saat ini.  'ucapan kamu yang membuat aku kecewa'. Apa maksud ucapannya itu. 

"ucapan yg mana?" tanya chika dengan polosnya. putra langsung tersenyum miring pada chika. 

"kamu bilang pada lista bahwa,  kamu cemburu dengannya. Bahkan kamu bilang bahwa lista wanita murahan yang merebut aku dari kamu ? Apa benar?"

"apa?  Aku ti-"

"kenapa ? Apa kamu iri dengan lista yg memberi aku anak?  Bukankah itu yang kamu inginkan. Dan sekarang setelah dia memberikan anak untuk aku kamu justu merendahkannya dan menghinanya  Kamu harus ingat chika dia adalah ibu dari anak aku."

Telak ucapan putra itu membuat hati chika mencelos jatuh.  Ia tidak menyangka bahwa lista bisa membuat cerita seperti ini. Dan ia yakin lista juga mengarang cerita tentang dirinya yg menyuruh lista untuk pergi bersama supir.  Padahal jelas-jelas chika menyuruh lista untuk beristirahat dan ia akan mengatur ulang jawab check-up nya. 

"sekarang aku tau kenapa Tuhan tidak mau memberikan anak untuk kamu.  Karna kamu memang tidak layak." tuding putra yang sudah dikuasai oleh kemarahannya.

Sungguh kali ini ucapan putra sudah menyakiti hatinya, hingga dengan reflek ia langsung menampar pipi putra.

"aku tidak percaya kamu bisa bicara seperti pada aku  put." balas chika tak kalah tajamnya.  Bahkan kini ia sudah tak memanggil putra dengan panggilan 'mas' seperti biasanya.

"aku sadar, Aku hanya perempuan mandul. tapi kamu tidak berhak menghina aku seperti itu. Kamu sudah tau bahwa aku mandul lalu kenapa kamu dulu memohon agar aku menerima lamaran kamu hah?! Dan sekarang kamu justru menghina aku karna kekuranganku itu."

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang