Your Happines 06

542 40 2
                                    

Entah bagaimana saat ini chika harus bersikap.
Ia sebenarnya tak mau mengingat masa lalunya bersama putra namun mengapa pria itu justeru kini kembali mendekatinya dan meminta rujuk kembali, putra pun sudah menceritakan kehidupan nya selama ini setelah ditinggalkan oleh chika.

Kehidupannya memang sudah tak ada warna lagi, ia hanya akan tersenyum jika raya yang memintanya dan itupun pasti adalah senyuman kepalsuan. Karena sesungguhnya senyuman putra telah lenyap bersamaan dengan kepergian chika 3 tahun yang lalu.

Dengan hati-hati chika menarik tangannya yang berada di dalam genggaman putra.

"maaf mas, tapi aku tidak bisa rujuk lagi dengan kamu." jawab chika dengan menundukkan kepalanya.

Ia tak berani menatap kedua mata putra karena ia takut ia akan kalah dan akan kembali luluh jika menatap mata pria yang sesungguhnya masih mengisi ruang hatinya.

Wajah putra jelas menunjukkan kekecewaannya, namun dengan segera ia menutupinya dengan senyuman palsunya.

"heuh. Maafkan aku, seharusnya aku tidak mengajak kamu rujuk. Aku memang tidak pantas untuk kamu." jelas putra dengan senyuman mirisnya.

Chika menggelengkan kepalanya dengan cepat. "bukan kamu yang tak pantas untuk aku, tapi akulah yang tak pantas untuk kamu mas. Aku masih chika yang dulu chika yang mandul, dan takkan bisa memberikan keturunan." lanjut chika dengan nada perihnya.

Sampai saat ini chika memang tak bisa melupakan perkataan putra 3 tahun lalu. Ia terus mengingat itu, dan itulah alasan nya mengapa ia juga tak menerima lamaran raffa selama ini.

Ia tak mau merusak kebahagiaan orang lain lagi, sudah cukup ia merusak kebahagiaan putra dengan menikahinya dan ia tak mau merusak kebahagiaan raffa. Pria itu sudah sangat baik dan chika pikir raffa berhak mendapatkan wanita yang sempurna.

Sedang putra benar-benar merasa di tampar dengan ucapan chika yang lebih tepat bagaikan sindiran untuknya, namun ia cukup sadar bahwa apa yang dikatakannya 3 tahun lalu sangat membekas di hati wanita yang begitu ia cintai itu.

"sudahlah, kamu bisa mencari wanita yang baik dan sempurna mas. Dan jangan khawatir aku sungguh sudah memaafkan kamu." ujar jessica dengan senyuman tulusnya.

Putra terdiam dan tak berkutik sama sekali, harapannya untuk bisa memiliki chika lagi sudah pupus karena sepertinya wanita itu tidak akan pernah mau kembali padanya.

Merasa sudah cukup keduanya berbincang, chika dengan segera mengakhiri pertemuan nya dengan putra. Ia pun berpamitan pada putra dan hanya dijawab dengan anggukan dan senyuman oleh putra.

"raya tante pulang dulu ya sayang." pamit chika saat ia mengajak raka untuk pulang.

Terlihat sekali dari sudut matanya raya tak ingin berpisah dengan raka yang sudah menjadi temannya mulai hari ini. Keduanya terlihat akur dan begitu cocok ketika bermain, dan merekapun terlihat bak seorang adik dan kakaknya.

"tante, besok aya boleh maen lagi sama laka kan ?" tanya raya dengan manjanya.

Chika melihat bagaiman keinginan raya yang sangat besar,iapun menjadi tak tega untuk menolak permintaan gadis kecil itu.

"tentu sayang, besok sore raya ajak mbak suster ke taman kota ya. Raka akan tunggu raya disana." jelas chika dengan mengelus rambut panjang raya.
Wajah raya langsung berseri-seri ketika chika mengijinkannya untuk bermain lagi dengan raka.

Namun rupanya bukan hanya raya yang bahagia, karna putra pun terlihat tersenyum ketika mendengar chika mengijinkan raya dan raka bermain bersama besok sore.

"hole. Hole. Besok kita maen lagi ya laka." ujar raya dengan girangnya.

Chikapun ikut tersenyum, dan setelah di rasa cukup chika menggendong raka dan membawanya keluar dari cafe tersebut.

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang