Your Happines 22

416 67 17
                                    

Chika yang di temani tari akhirnya datang menemui dokter yang juga adalah teman dari ibunya itu.

Setelah memberikan riwayat pemeriksaannya kepada dokter paruh baya itu, chika pun kembali menjalani pemeriksaan dan kali ini lebih intens lagi.

Chika baru tau rupanya dokter ini adalah dokter yang terbaik di london dan rupanya ia hanya sedang melakukan kunjungan ke rumah sakit itu hingga pantas saja chika memang tidak pernah melihat dokter tersebut selama ia melakukan pengobatan dirumah sakit itu. 

"chika kamu harus benar-benar menjaga makanan mu ya sayang. Lambung mu memang bermasalah, tapi kalau kamu mulai makan teratur dan menjaga makanan. Aunty yakin kamu akan segera sembuh." ucap sang dokter yang justeru merasa chika baik-baik saja.

"kamu harus mengawasi chika tari." ucap nya melirik ke arah tari yang duduk di samping chika.

"oh ya, apa kamu ada waktu hari ini?" tanya nya lagi. 

Tari sejenak menatap ke arah chika dan ardi yang juga duduk di sisi sebelah kiri chika.

"hmm. Sepertinya aku harus segera pulang don, apa tidak bisa kita mengatur ulang untuk bertemu?" tanya tari yang merasa tak enak pada chika.
Ia tau chika butuh istirahat dan rasanya ia tidak tega jika harus meminta putrinya itu untuk menunggu. 

"mam, chika sedikit lapar. Chika dan papah akan tunggu di kantin bawah bagaimana?" ucap chika yang mengerti perasaan sang ibu. 

"tapi sayang kondisi kamu-"

"mah, ayolah. Aunty dona sudah katakan chika baik-baik saja. Dan chika yakin kalian berdua pasti ingin melepaskan rindu kan?" tanya chika dengan kekehan kecilnya. 

"jadi tidak masalah chika dan papah menunggu mamah di kantin. Ya kan pah?" tanya chika meminta persetujuan ardi.

"tentu sayang." jawab ardi dengan anggukkan kepalanya. 

"ayolah tari, 15 menit." bujuk dokter dona sebari melirik ke arah arlojinya. 
Walau masih ragu akhirnya tari mau menganggukkan kepalanya membuat chika seketika tersenyum lebar. 

"ayo pah." chika menggandeng tangan ardi dan kedua anak dan ayah itupun bergegas meninggalkan ruang dokter dona dan menuju kantin rumah sakit.
Sepanjang perjalanan menuju kantin ardi terus saja menggandeng tangan chika dengan erat seakan chika adalah anak kecil yang sangat ia jaga.

"anty.!" teriakan bocah kecil yang cukup chika kenal seketika menghentikan langkah keduanya.
Chika terdiam mematung di tempatnya saat melihat pemandangan yang ada jelas di depan mata nya saat ini.

Dimana putra yang tengah berdiri di belakang kursi roda sedang kania lah yang duduk diatas kursi roda tersebut sebari menggendong seorang bayi kecil. Sedang kiraya terlihat berdiri di sisi Putra dengan senyuman manisnya.

Merasa tak ada pilihan lain chika pun menguatkan dirinya untuk menghampiri pria yang sampai saat ini masih sangat ia cintai. 

"ka-kania?" sapa chika dengan suara pelannya. 

Kania terlihat salah tingkah, pasalnya ia sudah sangat lama tidak melihat sosok chika. dan ketika mereka bertemu chika harus melihat kondisi kania yang tengah menggendong bayi.
"apa ini anak kamu?" tanya chika sedikit membungkukkan kepalanya. Ia mengelus pipi bayi kecil yang terlihat tengah tidur lelap dalam dekapan sang ibu. 

"i-iya mbak." jawab kania menundukkan kepalanya. 

"selamat ya nia. Mbak gak sangak bahwa akhirnya kamu dan mas-"

"euh putra menikah juga." ucap chika meralat kata nya dan tersenyum palsu.

Kania yang hendak membuka suaranya langsung di hentikan oleh Putra yang sudah meremas bahu wanita cantik itu.

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang