Your Happines 31

442 63 8
                                    

Putra terus saja memasang wajah kesal sampai akhirnya mereka masuk ke dalam arena dufan.
Sebenarnya ini adalah tempat yang tidak pernah ingin diinjak lagi oleh putra setelah kejadian beberapa tahun lalu.

Masih sangat jelas dalam benak putra bagaimana chika yang merengek meminta pergi ke dufan saat mereka masih berstatuskan pasangan kekasih. Putra sudah berusaha menolak ajakan chika namun apa daya, rasa cinta nya pada wanita cantik itu akhirnya membuat putra tak tega melihat wajah memelas chika hingga ia pun mewujudkan keinginan wanitanya itu.

Dari pertama mereka masuk putra sudah mengatakan bahwa ia tidak akan menaiki satu wahanapun yang ada di area tersebut, namun lagi-lagi chika merengek dan membujuk putra untuk menaiki satu wahana saja.
Dan. Kembali putra tidak bisa menolak, dan alhasil pria itu pun menuruti kemauan chika.
Tapi siapa sangka rupanya wanita cantik itu mengajak putra untuk menaiki wahana halilintar. Putra yang takut dengan ketinggian seketika menjerit histeris saat permainan di mulai dan setelah selesai pria tampan itu segera mengeluarkan gejolak yang ada dalam perutnya.

"mas, tenanglah." hibur chika sekali lagi.
Putra tak mau menjawab, ia hanya diam saja dengan wajah yang mulai memucat.

"papah naik itu." ajak kiraya menunjuk sebuah wahana komedi putar. Putra masih bisa bernafas lega karena putrinya mengajak nya untuk menaiki wahana yang masih tidak terlalu extrim.

"ayoo kita naik itu." ajak chika terdengar bersemangat.
Ketiganyapun segera memasuki wahan komedi putar yang diinginkan oleh kiraya. Mereka tidak perlu mengantri lama karena putra membeli tiket vip untuk ketiganya.

"papah tunggu disini aja ya, kalian naiklah." suruh putra sambil mengeluarkan ponselnya. Kiraya hanya menganggukkan kepalanya dan mulai menarik tangan chika.

Akhirnya chika lah yang menemani kiraya menaiki wahana santai tersebut sedang putra lebih memilih untuk mengabadikan moment yang begitu indah itu.

Putra ikut merasa senang saat melihat tawa kiraya dan chika yang sangat lepas, sepertinya ia tidak pernah melihat putri kecilnya itu merasa bahagia seperti saat ini. Dan putra bersyukur karena alasan putrinya itu bahagia adalah sosok wanita yang ia cintai.

Selanjutnya putra terlihat mulai bisa menikmati kebersamaan mereka. Untunglah usia raya masih di bawah umur sehingga tidak semua permainan bisa dinaiki oleh gadis kecil itu dan hal itu membuat putra lega bukan main.

"huuhhh.. Raya capek" keluh raya yang terlihat membungkukukkan tubuhnya dan menopang kedua tangannya di atas lutut.

"yah payah masa baru lari segitu aja udah capek." ledek putra yang tengah memegang kamera dan mengabadikan moment tersebut.

"raya capek ya sayang?" tanya chika mengacak rambut raya yang di ikat satu. Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya sambil memamerkan gigi putihnya.

"gimana kalau kita makan ice cream dulu?" ajak putra yang semakin terlihat bersemangat. Raya langsung menegakkan tubuhnya serta mengangguk-anggukkan kepalanya.

"ayoo papah.!" jawab rayan penuh semangat.

"tapi gendoong ya." lanjut raya mengulurkan kedua tangannya pada putra.

Mengerti keinginan sang putri, putra langsung menggendong kiraya serta memberikan kecupan di pipi raya.

Putra membawa chika dan kiraya ke sebuah cafe, dan sesuai janjinya putra memesankan tiga mangkuk ice cream sesuai dengan rasa kesukaan mereka masing-masing.

Kiraya lah yang terlihat paling bersemangat, bahkan gadis kecil itu beberapa kali mengambil ice cream dari mangkuk sang ayah dan memakannya.

"ya ampun sayang itu kan punya papah." protes putra ketika kiraya mengambil ice cream nya yang entah sudah keberapa kalinya.
Kiraya hanya tertawa kecil mendengar protesan sang ayah dan memilih melanjutkan memakan ice creamnya.

Chika yang melihat tingkah ayah dan anak itu hanya bisa tersenyum geli. Ia menepuk lengan putra dengan lembut membuat pria tampan itu melirik ke sisi kanannya.

"ice aku masih banyak nih mas." kata chika dengan lembutnya. Ia melirik ke arah mangkuk ice cream nya yang memang masih penuh.

Putra meraih sendok kecil yang berada dalam mangkuk chika, ia mengambil sedikit ice cream rasa vanilla itu. Putra mengarahkan sendok berisi ice itu tepat dihadapan mulut chika, dan tentu saja wanita cantik itu sukses dibuat terkejut oleh sikap pria tampan tersebut.

"ayo buka mulut kamu." suruh putra menatap wajah chika yang masih terkejut. Dengan ragu chika mulai membuka mulutnya, dan ice cream kesukaannya itu pun sudah sempurna berada dalam mulutnya.

Chika mengamati putra yang juga mulai memakan ice creamnya dan senyuman pria itu pun tak pernah luput dari bibirnya, dan tentu saja hal itu membuat chika begitu terpesona dengan ketampanan putra.

"emmm. Aku ke toilet dulu ya sayang."

Entah pada siapa kata 'sayang' itu di ucapkan putra karna pria itu sedari tadi hanya menatap chika. Jadi jangan salahkan jika wajah chika kini sedikit memerah karena merasa kata 'sayang' itu memang di ucapkan untuknya.

Chika masih menatap putra walaupun bayangan pria itu telah menghilang dari pandangannya. Dan seketika chika pun tersadar ia segera melirik ke arah kiraya yang masih asyik menyantap ice cream nya yang tinggal tersisa sedikit.

"kiraya," panggil chika lembut. Gadis kecil itu segera mengalihkan tatapannya pada chika dengan senyuman manisnya.

"ya aunty?" tanya kiraya.

"aunty punya sebuah rahasia. Kamu mau tau gak enggak sayang?" ucap chika tersenyum penuh arti. Tentu saja kiraya yang mendengar kata rahasia seketika begitu bersemangat.

"mau aunty mau.!" sorak raya dengan sangat antusiasnya.

Chika semakin melebarkan senyumannya, ia segera melambaikan tangannya ada kiraya sebagai isyarat agar gadis kecil itu mendekatinya.

Dengan penuh semangat kiraya melompat dari tempat duduknya dan menghampiri chika.

Chika mendekatkan wajahnya pada telinga kiraya dan membisikkan sesuatu pada bocah kecil nan lucu itu.Seakan mengerti dengan bisikan chika kiraya hanya menganggukkan kepalanya dan bahkan terlihat jelas kiraya menahan tawanya saat itu.

"okee sayang?" tanya chika menunjukkan telapak tangannya pada kiraya.

Raya segera memberikan telapak tangannya dan menempelkannya pada telapak tangan chika.

"siap aunty. Hehhe" jawab raya sebari terkekeh pelan.

Chika kembali memasang senyuman jailnya dan menatap kiraya dengan gemasnya. Raya hanya membalas senyuman chika dan mengerlingkan sebelah mata pada chika.

Tak lama kemudian sosok yang mereka tunggu pun tiba. Putra kembali duduk di samping chika dan menatap curiga pada kedua wanita yang amat ia sayangi itu.

"kok kalian natap papah kaya gitu sih?" tanya putra menatap curiga pada chika dan juga kiraya.

"engga ada." jawab raya dengan santainya. "papah aya mau lanjut main lagi yukk." ajak kiraya yang sudah turun dari tempat duduknya dan menghampiri sosok putra.

"main apa lagi ? Papah capek loh aya." jawab putra memasang wajah lelahnya.

Raya yang merasa permintaannya di tolak seketika menundukkan kepalanya dan memanyunkan bibirnya.

Putra menghembuskan nafas nya dengan kasar, raya sangat tau bagaimana cara meluluhkan hati putra dan jika sudah melihat wajah murung dari raya putra pasti tidak akan tega menolak keinginan putrinya itu.

"ya udah ayo kita main lagi," ucap putra akhirnya. Ia menghampiri sosok kiraya dan berjongkok dihadapan putrinya itu. "tapi janji hanya satu permainan lagi." lanjut putra mengulurkan anak kelingkingnya.

Raya yang sudah lebih dulu merasa senang segera melebarkan senyumannya dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia mengaitkan jari kelingking kecilnya dengan jari kelingking putra yang besar.

"promise pah." jawabnya sambil memamerkan gigi-gigi putih nya.

To Be Continued

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang