Your Happines 16

419 55 18
                                    

"jangan pikir saya kemari karena saya sudah memaafkan kamu." ucapan pedas yang keluar dari bibir rohman membuat putra mendongkakkan kepalanya dan menatap rohman dengan perasaan malu bercampur sedih.

"ayah." tegur nur yang langsung menghampiri sang suami. "ingat janji ayah." lanjut nur dengan tatapan memperingati pada rohman.

"ayah hanya berjanji untuk menjenguk raya, Bukan dia." jawab rohman cepat sambil menatap sang isteri dengan tatapan datarnya.

"ayah, sudah dong. 3 tahun yah." lagi-lagi nur kembali menegur sang suami.
Ia tau memang suaminya ini sangat menyayangi chika dan rohman juga memang sangat kecewa dengan sikap putra hingga bahkan sampai hari ini rohman tidak ingin bertemu dengan Putra jika tidak nur yang memaksa nya.

"yah." panggil putra memberanikan diri untuk membuka suara.

Ia masih menatap sang ayah dengan tatapan sendu penuh rasa bersalah.

"putra akui, putra melakukan kesalahan besar 3 tahun lalu. Tapi sungguh putra sudah mendapatkan hukuman dari semua kesalahan putra yah." aku putra menundukkan kepalanya.

Putra kembali merutuki dirinya sendiri karena telah mencampakkan chika 3 tahun lalu dengan mempercayai lista yang adalah seorang ular.

"dan putra mohon, ayah mau memaafkan putra yah." pinta putra berusaha meraih tangan rohman.

Putra yang hendak mencium tangan sang ayah namun seketika itu juga di hentakkan oleh rohman. pria paruh baya itu bahkan tidak mau menatap ke arah putra barang sedetikpun.

"asal kamu tau, sampai hari ini saya masih teringat bagaimana pak ardi menghina saya karena kamu. Karena kebodohan kamu yang terlalu mempercayai wanita itu hingga kamu merusak hubungan baik saya dan ardi. Kamu ingat? Saya sudah mengingatkan kamu sebelumnya. Tapi apa? Kamu tidak menghiraukan peringatan saya," rohman sejenak menghentikan ucapannya dan menatap tajam ke arah putra. "lalu apa lagi? Sekarang kamu menerima semua akibat kebodohan kamu itu.!" akhirnya ardi mengeluarkan semua unek-uneknya kepada putra. Ia memang belum melupakan bagaimana ardi menghina nya dan keluarganya.

Rohman tidak bisa menyalahkan atau marah pada ardi karena memang semua kesalahan itu terjadi karena putranya. Dan rohman pun harus rela kehilangan chika sang menantu yang sangat ia sayangi layaknya putri kandungnya sendiri.
Setelah mengeluarkan semua unek-uneknya Rohman segera meninggalkan putra sedang nur terlihat mengelus punggung putranya itu.

"kamu yang sabar ya." hibur nur sambil tersenyum pada putra.

"iya bu, Sekali lagi maafin putra." pinta putra yang langsung mencium tangan sang ibu penuh hormat.

"putra memang salah bu." lanjut putra lagi. Kali ini dengan cepat nur menarik tubuh putra ke dalam dekapannya.

Tak ada kata yang mampu nur katakan, ia hanya bisa memeluk tubuh putranya itu dan berharap pelukan itu bisa menghilangkan beban yang di pikul oleh putra semata wayangnya itu.

"sudah ya nak." nur menghapus air mata putra dengan kedua tangannya.

"ibu dan ayah akan beberapa hari disini, Kamu tidak keberatan kan?" tanya nur. Putra menggelengkan kepalanya dengan cepat saat mendengar ucapan nur. Ia tentu tidak keberatan sama sekali, justeru putra merasa sangat senang.

"ayah dan ibu bisa tinggal disini berapa lamapun kalian mau. Putra justeru sangat bahagia." jawab putra yang mulai membentuk lekukan tipis di bibirnya.

"ibu boleh tanya?" kembali nur memasang wajah seriusnya. Putra menganggukkan kepalanya.

"siapa wanita tadi?" tanya nur lagi, dan kali ini wanita paruh baya itu terlihat tersenyum meledek pada putra.

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang