Your Happines 32

541 63 4
                                    

Wajah putra seketika memucat saat si kecil nan nakal raya meminta nya dan chika untuk menaiki wahana halilintar. 
Putra sudah tau bahwa ini adalah akal-akalan dari chika, karena wanita itu terlihat menahan tawanya secara diam-diam. 

"raya jangan yang ini ya sayang. Kamu mau bunuh papah?" tanya putra memasang wajah melasnya. 

Kiraya sama sekali tak menghiraukan putra, ia memilih melipat kedua tangannya di depan dada dan berdiri membelakangi sang ayah. 

"aunty bilang papah, raya gak mau bicara sama papah." ucap raya melirik ke arah chika. 
Jelas saja chika semakin ingin tertawa, namun lagi-lagi ia berusaha keras untuk menahannya. 

"nak papah itu tak-"

"aya gak mau dengar.!" ucap raya menutup telinganya.
Putra benar-benar dibuat pusing dengan tingkah putrinya ini.

"baiklah, papah akan naik wahana ini tapi dengan satu syarat." ujar putra tiba-tiba. 
Ia melirik ke arah chika yang seketika mengkerutkan dahinya. 

Putra meraih tubuh kiraya dan membalikannnya. Di tatapnya mata kiraya yang begitu mirip dengannya. 

"papah akan naik itu, tapi papah mau-"

Putra sengaja menggantungkan ucapannya dan kembali melirik chika dengan tatapan jahilnya. 
Dan tentu saja tatapan putra itu mampu membuat chika panik sendiri karena ia tau pria itu tengah membuat rencana yang akan merugikannya.

"papah mau aunty chika tidur dirumah kita malam ini dan menyiapkan sarapan untuk kita besok pagi." jelas putra tersenyum penuh kemenangan saat melihat chika membulatkan matanya. 

"boleh.!" teriak raya cepat tanpa menunggu jawaban dari chika. 

"baiklah, ayoo chika kita naik itu." tiba-tiba saja putra sudah menarik tangan chika. Namun wanita cantik tersebut segera menghentikan langkah nya. 

"mas, kita gak usah naik itu ya. Aku tau kamu takut sama ketinggian kan?" ucap chika dengan gugupnya.

"engga kok, aku udah lama gak naik itu malah. Ayoo lah raya pengan kita naik itu." kali ini putra terlihat lebih bersemangat dibanding sebelumnya dan justeru chika lah yang terlihat enggan saat ini. 

"ayo aunty naik sama papah.!" bujuk raya sambil mendorong tubuh chika.

"tapi sayang aunty gak bisa nginep dirumah kamu." jawab chika cepat.
Kiraya seketika menjadi murung, bahkan senyuman manisnya pun sudah terlihat memudar dari wajahnya. 

Chika tentu saja tidak akan tega membiarkan gadis kecilnya itu murung. Ia pun dengan terpaksa Menuruti keinginan kiraya. 

"baiklah." jawab chika akhirnya. Dan secepat itu pula raya kembali bersemangat dan tentu saja hal itu membuat chika dan putra tersenyum bahagia. 
Bahkan keduanya kompak saling bertukar pandangan.

"nahh ayoo cepat naik papah aunty.!" teriak raya dengan girangnya. Ia bahkan mendorong tubuh putra dan chika untuk menaiki wahana halilintar tersebut. 

Dan disinilah keduanya saat ini, putra yang duduk dengan wajah tegangnya dan chika yang duduk dengan wajah geli nya.  Sedang si kecil raya sudah di titipkan oleh putra pada seorang petugas keamanan ditempat itu.

"mas apa kita turun aja?" tanya chika yang sudah tak tega melihat wajah pucat putra. 
Pria tampan itu terlihat menggelengkan kepalanya dan tersenyum getir pada chika.

"apa kamu yakin mas?" tanya chika sekali lagi. Namun percuma saja jika putra mengatakan bahwa ia ingin turun saja dari wahana sialan ini, karena suara operator telah mengatakan bahwa permainan ini akan segera dimulai dan itu artinya putra juga harus menyiapkan jantungnya. 

Your HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang