BAB 2 || SYAHIRAH

877 45 3
                                    

Teringat perkataan Azki pada hari Jum'at, Syahirah membuka lemari pakaiannya untuk mencari kerudungannya yang tidak tahu ia simpan di mana. Yang Syahirah ingat adalah ibunya yang selalu membelikan kerudung setiap bulannya. Namun, jarang Syahirah pakai. Syahirah memakai kerudungnya disaat mengaji saja.

Syahirah mencari kerudungannya diantara tumpukan baju. Selang beberapa menit mencari, akhirnya ia menemukan kerudung segiempatnya yang lumayan banyak dan bermacam-macam warnanya. Syahirah mengambil satu kerudung dengan warna asal dan pergi ke depan cermin, tanpa menutup pintu lemarinya kembali.

Pintu kamarnya ada yang mengetuk, tapi tidak dihiraukan oleh Syahirah. Ia fokus memakai kerudung segiempatnya. Terakhir kali ia mengenakan kerudungnya pada saat lebaran tahun lalu. Karena lebaran tahun ini, ia mengenakan kerudung yang langsung dipakai. Begitu juga saat mengaji beberapa hari yang lalu.

Pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan sosok ibunya. Ibunya sedikit terkejut ketika melihat anaknya yang tiba-tiba mengenakan hijab. Lalu, ibunya berjalan masuk ke dalam dan menghampiri Syahirah. Ibunya berdiri di belakang Syahirah dan menatap anaknya melalui pantulan cermin dengan tatapan heran sekaligus senang.

"Masya Allah, Sya. Kamu mau pergi kajian di mana? Tumben banget pakai kerudung?" kata Mamanya saking herannya.

"Mama mah, ngeledek. Aku nggak mau ke pengkajian."

"Terus kamu mau ke mana? Enggak ada hujan, nggak ada badai kamu tiba-tiba berhijab?"

"Mama berlebihan, deh," kata Syahirah. Lalu dia menatap ibunya. "Aku cantik, nggak, ma?" tanyanya.

"Cantik. Lebih cantik daripada kamu tidak pakai hijab," jawab ibunya jujur.

Syahirah hanyalah seorang perempuan biasa. Lahir di keluarga yang sederhana dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Hidup Syahirah selama ini lurus-lurus saja, tidak macam-macam. Seperti remaja biasanya. Hidup Syahirah selalu diisi dengan kasih sayang dari keluarganya. Tetapi, akhir-akhir ini, Syahirah menginginkan rasanya dicintai oleh seseorang. Syahirah juga memiliki teman-teman yang senantiasa, Insya Allah, selalu ada di sisinya, baik suka maupun duka. Teman-temannya suka main kerumahnya. Terkadang main ke tempat yang lain, dan kadang ia yang main ke rumah teman-temannya.

Namun, semenjak ia menyukai seorang Azki. Laki-laki alim yang pandai mengaji dan suaranya yang merdu. Hidup Syahirah sedikit berubah. Apa yang dikatakan laki-laki itu, Syahirah akan menurutinya. Seakan-akan, Syahirah terhipnotis. Selagi yang dikatakan oleh Azki adalah hal kebaikan, Syahirah akan menerimanya dan berusaha melakukannya. Jika yang dikatakan adalah hal keburukan, Syahirah tidak akan mendengarkannya, kalau bisa akan menjauhinya.

"Oh iya, mama ke kamar Sya, pasti ada perlu, kan?" ucap Syahirah baru teringat akan kedatangan ibunya ke kamarnya.

"Untung kamu peka, Sya," ucap ibunya. "Mama mau minta ditemani kamu ke pasar, Sya. Sekarang."

"Ayo, ma!" Syahirah pergi menutup lemarinya.

"Kamu yakin mau pakai kerudung dengan baju berlengan pendek?" tanya ibunya ragu.

"Tapi kan, enggak pendek-pendek banget, ma. Lihat tuh, sesiku lengan bajunya."

"Iya sayang, mama tau. Tapi, kalau kamu berniat mau menutup aurat, jangan setengah-setengah niatnya," kata ibunya memberitahu. "Harus berlengan panjang, seperti mama," kata ibunya lagi sambil memperlihatkan baju yang dikenakannya.

"Oh, iya. Hehe ...." Syahirah membuka lemarinya lagi dan mengambil cardigan warna hitamnya yang berlengan panjang, tidak lupa dia tutup lagi lemarinya. Kemudian, ia pakai cardigannya. "Memangnya, kak Reno ke mana ma?" tanya Syahirah sambil berjalan keluar dari dalam kamarnya.

Syahirah (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang