BAB 17 || SYAHIRAH

393 23 1
                                    

Aldo sebenarnya malas untuk menemui Alea pada malam hari. Tepatnya usai maghrib. Alasan Aldo malas pergi menemui Alea karena belakangan ini Della selalu datang ke rumah Alea. Entah apa yang mereka bicarakan selama dua minggu terakhir ini. Aldo juga tidak tahu apa alasan Della yang selalu datang ke rumah Alea dan Aldo juga bingung mengapa Alea menerima kedatangan Della setiap hari. Memangnya Alea tidak merasa bosan? Akan tetapi, karena ada yang ingin dibicarakan oleh Aldo, ia pun mau tidak mau harus menemui Alea.

Sepanjang jalan Aldo masuk ke dalam untuk menghampiri Alea yang untungnya sedang di dapur, Della selalu memperhatikannya. Mata Della terus mengikuti ke manapun Aldo pergi. Alea yang sedang membuat minuman terkejut karena Aldo tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Alea memberikan sumpah serapah ke Aldo karena sudah membuatnya kaget.

"Salah sendiri. Siapa suruh bikin minumnya serius banget," cibir Aldo.

"Ngapain lo di sini? Sana gih, temenin Della ngobrol," kata Alea yang sudah selesai membuatkan minuman dan menyodorkan nampannya ke Aldo.

Aldo mengangkat sebelah alisnya. "Ngapain lo kasih ke gue? Kasih aja sendiri," tolaknya. "By the way, Della ngapain sih, main kebrumah lo mulu? Emangnya lo nggak bosen?"

Alea menatap Aldo. "Kan, kan. Lo tuh cowok, Do. Kok, keponya melebihi cewek, sih?" katanya

"Biarin, kek. Kan cowok juga perlu info. Makanya kepo. Emangnya cewek doang yang boleh kepo?" kata Aldo agak sewot.

"Dih, ngegas," kata Alea.

"Lo belum jawab pertanyaan gue." Aldo mengingatkan.

Alea berdecak. "Biasalah. Lo sendiri ada perlu apa nemuin gue?" Bukan menjawab, Alea mengalihkan topik pembicaraan dengan pertanyaan.

"Lo enggak mau ngadain acara pertemuan gitu di rumah lo? Kumpul-kumpul lagi sama empat temen lo itu?"

"Kenapa? Pasti lo mau ketemu sama Syahirah, kan?" tebak Alea yang tentu saja jawabannya 'iya'. Aldo menyengir karena Alea dapat menebak maksud dan tujuannya dengan benar. "Modusnya bisa banget," cibir Alea. "Gue tanya mereka dulu bisanya kapan. Kan lo tau sendiri, masing-masing udah punya kesibukan."

"Ya udah, lo tanyain di grup chat lo berempat. Kalo bisa sih, secepatnya. Bayangin aja, Le. Udah dua bulan gue nggak ketemu dia," kata Aldo mendramatisir.

"Najis lo." Alea mendengus geli. Lalu, ia membawa nampannya ke ruang tamu. Della sudah menunggunya cukup lama.

Saat Alea sudah pergi ke ruang tengah, Aldo menepuk jidatnya. Ia baru saja ingat sesuatu. "Lo belum jawab pertanyaan gue. Lo utang jawaban sama gue, Le!" teriak Aldo dari dapur, entah apakah Alea mendengarnya atau tidak.

***

Syahirah mengambil foto yang terletak di atas nakasnya. Syahirah duduk di pinggir kasurnya sambil memandangi foto yang sudah diberi bingkai. Foto tersebut adalah foto keluarganya lima tahun yang lalu. Saat itu usianya masih tiga belas tahun dan kakaknya masih berusia delapan belas tahun.

Syahirah memandangi wajah mamanya dan ayahnya bergantian. Sungguh. Dia sangat merindukan keduanya. Sudah dua bulan mamanya berada di rumah mba Yuli dan sudah dua minggu juga mamanya belum memberi kabar. Sudah lima tahun pula ia tidak bertemu ayahnya. Terakhir, sekitar tiga bulan yang lalu ia bertemu ayahnya di dalam mimpinya. Dan itu adalah pertemuannya yang terakhir. Ayahnya tidak pernah datang ke mimpinya lagi.

Reno masuk ke dalam kamar Syahirah setelah mengetuk pintu kamarnya. Ia ingin memberitahu kalau mamanya sudah pulang dan sekarang mamanya sedang menunggu di ruang tengah. Reno menyentuh pundak adiknya. Syahirah tersentak kaget.

Syahirah (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang