BAB 10 || SYAHIRAH

541 29 0
                                    

Setelah acara wisuda selesai, Aldo langsung pulang ke rumah untuk menyiapkan beberapa baju dan memasukkannya ke dalam tas. Ia berencana pergi ke Jakarta hari ini. Waktu keberangkatannya nanti sore, siang ini ia hanya berkemas dan setelah itu ia mengistirahatkan dirinya karena merasa sangat lelah.


Pukul 15.00 WIB, Aldo bangun dari tidurnya. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap pergi. Selesai memakai pakaiannya dan sepatu, Aldo menyampirkan tali tas gembolnya di kedua bahunya. Ia berangkat ke Jakarta seorang diri, hanya bermodal uang tunai satu juta dari orang tuanya. Sedangkan untuk tiket kereta, ia sudah memesannya dari dua hari yang lalu setelah mendapat izin dari kedua orang tuanya. Sebenarnya, Aldo berencana pergi ke Jakarta sudah dari dua minggu yang lalu setelah mendapat surat keterangan lulus, namun orang tua Aldo melarangnya. Ya, orang tua Aldo sempat tidak memberi izin. Karena Aldo kekeuh, alhasil kedua orang tuanya pun mengalah.

Alasan Aldo memaksa ingin pergi ke Jakarta, bukan lain adalah karena Syahirah. Dia ingin sekali melihat perempuan itu secara langsung di acara wisudanya yang diadakan esok hari, itupun Aldo mendapat informasi dari Alea, sepupunya.

Kini Aldo sudah berada di stasiun, tepatnya sudah berada di dalam kereta dan sudah duduk dibangkunya. Aldo sedang tersenyum seorang diri kala membayangkan Syahirah memakai kebaya dan ber-make up. Pasti akan terlihat sangat cantik dan anggun.

Sesampainya di Jakarta. Aldo langsung mencari pangkalan ojek. Ia berharap masih ada tukang ojek yang beroperasi di jam dua pagi.

Aldo tersenyum lebar ketika melihat ada beberapa tukang ojek pangkalan ditempatnya. Di dalam hati, Aldo berharap, mereka bukanlah orang jahat yang sedang mencari sebagai tukang ojek.

"Permisi, bang," kata Aldo dengan sopan.

"Ya?"

"Abang, tukang ojek, bukan?" tanya Aldo dengan hati-hati.

"Ya, tentu. Ada apa? Mau naik?" tanya salah satu dari tiga tukang ojek. Dan, tukang ojek yang bertanya pada Aldo itu menggunakan jaket Levis.

"Iya."

"Ayo, saya antar! Mau ke mana emang masnya?" kata tukang ojek yang memakai jaket Levis sambil mengambil kunci motornya dan beranjak dari duduknya. Tukang ojek itu bersiap mengantar Aldo ke tempat tujuan.

"Jalan kencana, ya, bang? Abang tau, kan?" ucap Aldo.

"Tentu," kata tukang ojek itu dengan yakin. "Gue narik dulu, ya, bro! Pelanggan pertama," katanya pada temannya. Aldo naik ke atas motor dan duduk diboncengkan, setelah tukang ojek itu naik ke motornya.

"Yo, hati-hati!" sahut teman-temannya.

***

Aldo sudah berada di depan gerbang yang menjulang tinggi ke atas. Tingginya dua kali melebihi tinggi badannya. Lalu Aldo pergi memencet bel. Sudah tiga kali dia memencet bel, tapi belum ada yang membukakan gerbang. Aldo melihat jam yang melingkar ditangannya. Sudah pukul tiga pagi. Berarti selama diperjalanan dia tertidur selama dua jam.

Aldo memencet bel lagi. Tapi, hasilnya nihil. Tidak ada respon atau sahutan dari dalam gerbang. Aldo menghela napas panjang. Ia bersender pada gerbang dan duduk dilesehan di depan gerbang. Masih ada waktu dua jam untuk menunggu sampai pukul lima pagi.

Syahirah (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang