Aldo menyempatkan diri pergi ke rumah Alea, sebelum dirinya berangkat ke kampus. Di dalam hati, Aldo berharap sepupunya itu belum berangkat ke kampus. Ada hal yang ingin Aldo tanyakan dengan Alea. Hanya butuh sepuluh langkah untuk sampai di rumah Alea. Karena rumah Alea berada di seberang jalan tepat di depan rumahnya. Jadi, Aldo tidak perlu bersusah payah mengeluarkan kendaraan untuk ke rumah sepupunya.
Aldo melihat ada dua mobil sedang terparkir rapi di halaman rumah Alea. Yang satu berwarna putih dan satu lagi berwarna merah. Kalau mobil yang berwarna putih itu Aldo sih, tahu siapa pemiliknya. Siapa lagi kalau bukan Alea, pecinta warna putih. Ya, kalau tidak putih, ya hitam. Sedangkan mobil yang berwarna merah itu, Aldo tidak tahu siapa pemiliknya. Ayah Alea memiliki mobil warna hitam, jadi tidak mungkin milik orang tuanya Alea.
Untuk mengurangi rasa penasarannya, Aldo pun masuk ke dalam rumah sepupunya. Di ruang tamu Aldo melihat Alea sedang berbicara dengan perempuan yang sebaya dengan Alea dan Aldo merasa familiar dengan perempuan yang kini sedang menatap dirinya.
"Nah, itu orangnya," kata Alea saat melihat Aldo yang sedang berdiri di dekat pintu. Aldo mengangkat sebelah alisnya.
Aldo baru ingat, perempuan itu adalah Della. Perempuan yang kemarin mengajaknya berkenalan dan mengaku teman SD Alea. Pantas saja Aldo merasa familiar, seperti merasa pernah bertemu.
Della berdiri. "Lo sekarang percaya kan, kalo gue temen SD-nya Alea?" kata Della ke Aldo. Alea menatap Aldo dan Della bergantian. Lalu, Alea ikut berdiri.
Aldo melangkahkan kakinya ke arah Alea. Kemudian berdiri di samping sepupunya itu. "Iya, gue percaya. Terus, kalo gue udah percaya, lo mau apa?" tanya Aldo sambil merangkul Alea.
"Gue mau kenal sama lo. Maksud gue, gue pengin lebih dari itu. Gue suka sama lo, Do!" ucap Della terang-terangan mengungkapkan perasaannya.
Alea tercengang. Aldo menurunkan tangannya dari bahu sepupunya. Dia menatap Della tidak percaya.
"Mending lo sukanya sama cowok lain aja deh, La. Soalnya Aldo ...," Aldo langsung menutup mulut Alea. Aldo melarang sepupunya itu untuk memberitahu Della tentang dirinya yang sudah menaruh hati ke perempuan lain, yaitu ke Syahirah. Hal itupun membuat Della jadi penasaran.
"Maaf, ya, Della. Tapi, gue nggak suka sama lo. Bukannya gue ngerasa sok ganteng, ya, walaupun kenyataannya gue ganteng, sih," ucap Aldo. Setelah itu, ia melepaskan tangannya dari mulut Alea. Alea memelototi Aldo sambil menyikut tulang rusuk laki-laki itu. Aldo meringis kesakitan.
Tidak lama kemudian, Aldo melenggang pergi dari rumah Alea. Della menatap kepergian Aldo begitu saja sambil bertanya-tanya di dalam hatinya.
"Gue saranin lo cari cowok yang sayang sama lo, La. Percuma lo suka sama dia, tapi dianya enggak suka sama lo. Sekuat apapun lo berusaha membuat dia suka sama lo, ujung-ujungnya akan sia-sia," ujar Alea ketika Aldo sudah tidak terlihat lagi dari pandangan.
Della menatap Alea dengan bingung. "Aldo sudah punya pacar?" Della bertanya untuk memastikan.
Alea menggeleng. "Belum punya, sih, dan belum jadi pacar juga. Tapi, hatinya sudah terblokir untuk satu orang, tidak bisa di ganggu," jelas Alea. Della mengangguk-angguk. Sebenarnya, Della sedikit merasa kecewa.
***
Syahirah melaksanakan shalat dzuhur di mushola yang berada di kampusnya. Tapi, kali ini ia tidak ikut berjama'ah karena ia datang ke musholanya telat. Dino yang sudah selesai shalat, menunggu Syahirah di bangku panjang yang tak jauh dari mushola. Setelah shalat, karena sudah tidak ada mata kuliah lagi, Dino berencana mengajak Syahirah ke masjid yang ada di jalan suka damai. Waktu itu, Dino pernah pergi ke sana bersama Azki dua kali. Seminggu sebelum laki-laki itu berangkat ke Medan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah (COMPLETE) ✔
Teen FictionJodoh itu rahasia Allah. Tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi jodoh Syahirah nanti. Untuk pertama kalinya Syahirah jatuh hati pada si pemilik suara yang merdu saat bersalawat dan mengaji. Si pemilik suara merdu itu bernama Muhammad Nur Azki. ...