Hari terakhir ujian nasional telah usai dilaksanakan beberapa menit yang lalu untuk sesi yang pertama. Syahirah yang sudah menyelesaikan ujiannya kembali ke kelas untuk mengambil tasnya dan pulang. Tidak lama Syahirah masuk ke kelas, Viko tiba di kelas. Melihat Syahirah berjalan ke arah pintu dengan tasnya, Viko langsung menahan Syahirah.
Syahirah menatap lengannya yang dipegang oleh Viko. Viko yang menyadarinya langsung melepaskan tangannya dari lengan Syahirah.
Lalu, Syahirah melihat sekeliling kelasnya yang masih sepi, hanya ada mereka berdua saja dan tas-tas dari teman-teman sekelasnya yang masih betah berada di lab komputer. Kemudian, Syahirah mundur selangkah saat Viko maju selangkah. Syahirah memegang erat tali tasnya yang sudah tersampir dikedua bahunya. Dia gugup karena Viko menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa.
"Ada apa, Ko? Ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan?" tanya Syahirah sedikit salah tingkah karena tatapan Viko yang terus menatapnya.
Tanpa basa-basi lagi. Viko langsung menyatakan perasaanya dengan lugas. Membuat Syahirah berdiri mematung. Syahirah mencoba memahami perkataan Viko.
Lalu, Nisya tiba-tiba masuk ke kelas tepat setelah Viko menyatakan perasaannya ke Syahirah. Mungkin Nisya mendengarnya, karena wajah Nisya yang semula ceria menjadi murung. Nisya segera mengambil tasnya dengan terburu-buru. Syahirah yang baru saja menyadari kehadiran Nisya, segera menghampiri perempuan itu dan memanggil namanya supaya perempuan itu berhenti dan mendengarkan penjelasnnya, namun diacuhkan.
Syahirah yang ingin mengejar Nisya yang sudah ke luar kelas, ditahan lagi lengannya oleh Viko. "Mau ke mana, Sya?" tanya Viko yang merasa pembicaraan diantara mereka belum selesai bicara. Lebih tepatnya, Syahirah yang belum memberikannya jawaban.
"Lepasin, Vik! Gue mau susul Nisya!" Gaya bicara Syahirah berubah, tandanya perempuan itu kesal.
"Jawab pertanyaan gue dulu!" kata Viko yang tidak menghiraukan Syahirah yang sudah marah padanya.
"Pertanyaan apa?" Syahirah balik bertanya. "Awas, Vik. Gue mau kejar Nisya! Lo enggak liat tatapan Nisya tadi? Huh?!" Perasaan Syahirah hari ini bercampur aduk tepat setelah laki-laki yang ada di depannya ini mengungkapkan perasaannya. Syahirah takut dan tidak mau kehilangan teman terbaiknya. Ia ingin segera menemui Nisya dan menjelaskan kesalahpahaman ini.
"Sya, berhenti untuk peduli sama orang lain!" ujar Viko membuat Syahirah tambah kesal.
"Kalau gue berhenti untuk tidak peduli, maka gue nggak akan peduli sama pernyataan lo tadi!" sarkas Syahirah sambil menatap Viko dengan tatapan tajam. "Minggir!" Syahirah yang ingin pergi ke luar kelas, lagi-lagi dihalangi Viko. Sekarang laki-laki itu berdiri di ambang pintu. Menghalangi jalan Syahirah untuk lewat.
"Jangan kayak anak kecil gini dong, Vik!"
"Gue cuma mau dengar jawaban dari lo! Sekarang, jawab gue Sya!" pinta Viko memaksa.
"Gue nggak suka sama lo, dan gue nggak cinta sama lo. Gue cuma anggap lo sebagai sahabat. Udah puas, sekarang?" Dia khawatir dengan Nisya dan khawatir jika teman-teman sekelasnya akan kembali ke kelas.
"Terus, lo sukanya sama siapa?" tanya Viko membuat Syahirah jengkel. Sikap Viko hari ini sungguh menyebalkan. Syahirah belum pernah melihat sikap kerasa kepala Viko sebelumnya dan dia juga tidak pernah tahu kalau Viko memiliki sifat memaksa.
"Syahirah sukanya sama Azki! Puas? Seharusnya Viko sudah tau itu!" jawab Syahirah dengan terpaksa. Dan dia berharap orang yang disuka tidak mendengarnya.
Viko menyingkir dari ambang pintu, membiarkan Syahirah untuk lewat. Tapi, saat Syahirah ke luar dari kelas, secara tidak sengaja Syahirah berpapasan dengan Azki dan Alea. Keduanua memasang wajah pura-pura tidak tahu apa-apa. Padahal, keduanya tahu apa yang sedang terjadi, bahkan keduanya mendengar sangat jelas apa yang dikatakan oleh Syahirah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah (COMPLETE) ✔
Teen FictionJodoh itu rahasia Allah. Tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi jodoh Syahirah nanti. Untuk pertama kalinya Syahirah jatuh hati pada si pemilik suara yang merdu saat bersalawat dan mengaji. Si pemilik suara merdu itu bernama Muhammad Nur Azki. ...