BAB 28 || SYAHIRAH

408 23 0
                                    

Dino sudah berada di luar Bandara menunggu Azki ke luar dari dalam Bandara. Dino menyandarkan tubuhnya di mobil sambil memainkan game mobile legend di handphone-nya. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, Azki pun keluar dari Bandara dan dia pun berdiri dihadapan temannya.

Azki berdehem, tapi tidak dihiraukan oleh Dino. "Assalamu'alaikum, akhi."

Dino mengalihkan pandangannya dari handphone-nya. "Wa'alaikum salam." Dino memasukan handphone-nya ke saku dan tersenyum kearah Azki. Secara tidak terduga Dino memeluk Azki dan membuat Azki terhuyung ke belakang.

"Kangen." kata Dino membuat Azki yang mendengarnya merasa jijik.

"Geli, No." Azki dengan paksa melepaskan pelukan Dino darinya karena ada beberapa pasang mata melihat kearah mereka berdua. Dino menyengir, lalu membawakan tas ransel Azki untuk ditaruh dibagasi mobil.

Azki masuk ke dalam mobil dan duduk di depan di samping pengemudi. Dino menyusul masuk ke dalam mobil dan duduk dibagian pengemudi. Dino mulai melajukan mobilnya meninggalkan Bandara.

"Lo lama di Jakarta?" tanya Dino setelah lama terdiam.

"Enggak, ane cuma liburan aja di sini."

"Terus sekarang lo mau ke mana?" Azki mengangkat bahunya tidak tahu. "Ikut gue aja, yuk?" kata Dino.

"Ke mana?"

"Nanti juga lo tau."

***

Dino membawa mobilnya memasuki lingkungan rumah sakit. Dia memakirkan mobilnya diparkiran khusus mobil. Azki bertanya-tanya mengapa Dino mengajaknya ke rumah sakit. Dino sudah melepaskan sabuk pengamannya, sedangkan Azki masih terdiam.

"Ayo!" ajak Dino sambil membuka pintu mobil. Azki segera melepaskan sabuk pengamannya. Dino mengunci mobilnya ketika Azki sudah keluar dari dalam mobilnya.

"Siapa yang sakit?" Pertanyaan Azki tidak diindahkan oleh Dino. Mereka berdua masuk ke dalam rumah sakit.

Laki-laki itu bingung. Azki terus bertanya-tanya di dalam hatinya siapa yang sakit. Pasalnya, jika orang tua Dino yang sakit, Azki tidak membawa apapun untuk mereka. Jika temannya yang sakit, Azki juga tidak membawa apapun. Tidak ada yang dia beli tadi saat dijalan. Dino menghentikan langkahnya di depan lift. Menekan tombol ke atas.

"Sebenarnya kita mau jenguk siapa, No? Kok, gue tanya lo dari tadi diem aja? Terus gue juga nggak bawa buah. Lo juga nggak bawa apa-apa, tangan kosong." tanya Azki penasaran. Pintu lift terbuka. Dino masih diam tidak menjawab. Mereka berdua masuk ke dalam lift dan disusul beberapa perawat dan beberapa pasien. Dan pintu lift pun tertutup.

Pintu lift terbuka lagi dilantai empat. Dino keluar dari dalam lift yang disusul Azki. Azki memerhatikan beberapa pengunjung rumah sakit yang berlalu-lalang mencari kamar rawat inap entah itu anak, orang tua, atau sanak saudara.

Dino berbelok kearah kamar nomor 411. Di bangku tunggu, Azki bisa melihat ada seorang wanita paruh baya dan seorang laki-laki yang lebih tua darinya tengah duduk sambil bersandar pada tembok.

"Assalamu'alaikum." Dino memberi salam sambil menyalimi punggung tangan keduanya. Azki ikut melakukan apa yang dilakukan Dino.

"Bu, kak Reno. Gimana keadaan Syahirah? Sudah lebih baik?" tanya Dino.

Syahirah? Batin Azki sambil menatap Dino. Apa maksudnya?

"Alhamdulillah, nak. Sekarang dia lagi istirahat. Kamu mau menjenguknya?" kata Mai.

Syahirah (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang