BAB 18 || SYAHIRAH

390 22 0
                                    

Aldo pergi memakirkan motornya. Parkiran hari ini sangat padat sekali karena dipenuhi oleh motor-motor siswa lainnya. Hari ini para mahasiswa dari fakultas MIPA mengikuti seminar nasional yang diadakan dikampus. Dan diikuti oleh beberapa mahasiswa lain dari luar kampus.

Usai memakirkan motornya. Dia berjalan dengan santai menuju gedung kampus. Dari jarak lima meter, dia bisa melihat seorang perempuan tengah berdiri di luar pintu masuk kampus. Seperti sedang menunggu seseorang. Aldo pun berjalan mendekat kearahnya.

Saat tahu perempuan yang tengah berdiri itu Syahirah. Senyum Aldo langsung mengembang begitu lebar. Dia sangat senang bisa bertemu dengan perempuan itu. Sepertinya Allah mendengar doa-doa Aldo selama hampir tiga bulan terakhir ini. Berdoa supaya bisa bertemu dengan Syahirah dan akhirnya sekarang bisa bertemu.

"Lagi nunggu siapa?" Itulah kalimat yang keluar dari mulut Aldo. Serasa dirinya sudah dekat dan akrab sekali dengan Syahirah. Nyatanya, tidak sedekat itu. Seharusnya yang dia lakukan itu menyapa terlebih dulu dengan memberi salam.

Syahirah menoleh ke samping dan melihat siapa yang mengajaknya berbicara. "Aldo? Assalamu'alaikum."

Aldo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Aldo menyengir sehingga memperlihatkan gigi-giginya yang putih dan rapih. Dia malu karena tidak memberi salam lebih dulu. "Hehe ... assalamu'alaikum?" katanya.

"Wa'alaikum salam. Lagi nunggu Dini," jawab Syahirah.

Aldo mengangguk-angguk sambil mendesiskan kata 'oh'. Kemudian tidak ada percakapan lagi. Jantungnya yang berdegup kencang membuatnya jadi gugup dan bingung. Dia pun jadi salah tingkah sendiri. Aldo mengambil handphone-nya yang ada di saku celana untuk menghilangkan rasa gugup dan kecanggungan. Terlebih lagi Syahirah sibuk dengan handphone-nya.

Suara dentingan notifikasi yang berasa dari handphone Syahirah membuat Aldo langsung menoleh. Dia mengintip pesan Whatsapp yang sedang dibaca oleh Syahirah.

Dino

Gue enggak ikut seminar hari ini, Sya. Tiba-tiba badan gue panas.

Jadi, teman yang ditunggu Syahirah itu cowok, batin Aldo. Dia oun menghela nafas. Ada rasa sedikit sakit dihatinya ketika mengetahui siapa yang mengirim pesan ke Syahirah.

"Teman lo jadi datang?" kata Aldo basa-basi. Padahal dia sudah mengetahui kalau teman Syahirah itu tidak datang karena sedang sakit.

Syahirah menggeleng. "Dia sakit. Ya udah, ayo masuk Do! Eh, tapi kan kamu beda kelas sama aku?"

"Enggak apa-apa. Gue nemenin lo. Lagian kan ini acara seminar. Lagian kan kita satu fakultas. Jadi enggak masalah kali kalo enggak sama teman sekelasnya." jelas Aldo. Syahirah pun mengangguk.

***

Selesai seminar. Aldo mengajak Syahirah ke kantin terlebih dulu untuk makan. Walau di seminar sudah dapat nasi kotak dan sebotol air mineral. Tetap saja, bagi Aldo itu kurang. Dia sangat lapar karena dari semalam dia belum makan apa-apa. Hanya minum air putih saja.

Syahirah tidak ikut makan. Dia hanya memesan minum untuk menemani Aldo makan. Tadi dia sudah makan nasi kotaknya, jadi dia masih merasa kenyang.

Syahirah tertawa geli melihat Aldo makan yang sampai dua ronde. Tadi, saat di pertengahan acara, Aldo sudah memakan nasi kotaknya. Lalu, sekarang dia makan mi ayam yang sama-sama mengandung karbohidrat. Dia baru tahu kalau laki-laki seperti Aldo itu makannya banyak. Padahal badan Aldo tidak gemuk, tidak terlihat seperti orang yang makannya banyak. Syahirah benar-benar tidak menyangkanya dan tersenyum geli.

Syahirah (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang