#20 - Caramel Praline
⭕⭕⭕
4 Bulan setelahnya.
Ada banyak perubahan yang terjadi di hidupku.
Satu bulan lalu, Michael dan Valen resmi berpacaran. Hubunganku dengan Luke juga baik-baik saja. Walaupun sempat canggung, namun, berkat frekuensi bertemu kami yang lumayan ( terimakasih kepada acara kantor papa ) hubungan kami menjadi lebih baik. Kadang aku bermain bersama bandnya ( Calum termasuk ), menonton film berdua, atau sekedar belajar matematika dengannya.
Aku tidak menyimpan rasa benci kepada Calum. Tidak sedikitpun. Ternyata benar bahwa waktu itu menyembuhkan dan luka itu mendewasakan.Bagiku, semua terjadi karena alasan tertentu.
Calum..dia membingungkan. Ada saat dimana aku menghabiskan waktu bersamanya seharian dan ia akan bertingkah seperti pacarku; all sweet act, all sweet talk, you know that. Namun, beberapa hari setelahnya, ia akan kembali bersama Rhae. Seolah-olah apa yang kami lakukan beberapa hari sebelumnya bukan apa-apa baginya.
Because to me, it meant everything.
Dan Luke... well, Luke is Luke. Dia adalah lelaki yang selalu ada saat aku membutuhkannya. Lelaki yang dengan bodohnya selalu menjadikanku prioritas, meski jelas aku menjadikan dirinya pilihan.
Aku pikir kami semua sama. Sama-sama mencari seseorang yang tepat untuk dijadikan company. Sama-sama mencari orang untuk berlindung, tapi sama-sama tidak tahu apa yang sebenarnya kami lakukan.
⭕⭕⭕
Malam ini, ada acara di sekolahku yang rutin di lakukan setiap tahunnya ketika Halloween tiba. Semua siswa, mulai dari kelas 10, 11, dan 12 akan diperbolehkan berdandan menyerupai karakter-karakter tertentu, terserah kami memilih menjadi apa.
Nama acaranya Halloween's Walk. Teknisnya begini, di halaman belakang sekolahku ada semacam labirin. Dan kami semua disuruh masuk ke dalam labirin tersebut secara bergantian hanya untuk mencari jalan keluar kembali.
Dengan penerangan yang minim, serta suara-suara menyeramkan yang sengaja diputar, dan tingkah iseng yang dilakukan anak OSIS seperti; meloncat di depanmu dengan muka penuh darah, melempar tiruan potongan organ manusia ketika kamu sedang sibuk mencari jalan keluar atau mencolek bahumu ketika kamu sudah ketakutan setengah mati.
Acara ini perpaduan antara jurit malam, wahana rumah hantu, dan jalan sehat. Tebak saja sendiri kenapa ada jalan sehatnya.
Tahun ini aku dan beberapa teman sekelasku memilih untuk berdandan seperti murid-murid Hogwarts. Setelah tahun sebelumnya aku memilih menjadi Red Riding Hood.
"LIGHTS OUT!"
Sial. Aku terdiam di tempat. Aku lupa memberi tahu, ada istilah bernama lights out di acara gila ini. Ketika seruan itu terdengar, maka otomatis lampu yang sudah minim, akan dimatikan total selama kurang lebih 10 menit.
Peneranganmu satu-satunya adalah gelang di tanganmu yang berpendar kecil. Cahaya biru untuk kelas sepuluh, cahaya merah untuk kelas sebelas dan cahaya hijau untuk kelas dua belas. Dan kami hanya diperbolehkan untuk bekerja sama dengan satu angkatan. Tidak boleh dengan adik atau kakak kelas.
Aku mengangkat tanganku ke udara, berharap seseorang didekatku melihat cahaya hijau yang dipantulkan dari gelangku agar mendekat. Karena walaupun anggota OSIS berhenti mengerjai kami selama lights out, tetap saja ini lebih menyeramkan.
Satu menit berlalu
Tiba-tiba aku mendengar langkah kaki mendekat dan ketika aku membalikan badanku, aku melihat Luke disana.
"Anjir, Luke. Parah gue takut," ucapku sambil mengarahkan cahaya ke wajahnya, memastikan orang itu benar Luke.
Luke tersenyum dan berjalan mendekat, memelukku cepat. "Ssshh..it's okay now. Di dekat gue tadi, ada safety post. Terus gue liat dari atas sana dan jalan keluarnya nggak jauh dari kita sekarang ini. Lo hanya perlu ngikutin gue dari belakang, ok?"
Aku mengangguk, memegang erat lengan Luke yang dibalut pakaian ala pemburu hantu di film Ghostbusters.
Ketika baru beberapa langkah, seseorang memanggil namaku. "Chaca?!"
Kami spontan membalikkan badan hanya untuk melihat Calum dengan tatapan kagetnya.
Wah, gila nih.
"Bener Chaca, 'kan?" tanyanya. "Gue tadi sempet ngikutin lo, Ca. Tapi keputus sama kakak-kakak sialan yang ngerjain gue dulu. Dan begitu ngeliat sinyal tadi, gue tahu itu lo. Gue mau ngajak lo jadi tim, tapi kayaknya udah keduluanan, ya?" Calum masih berdiri disitu dengan pakaian yang identik dengan pakaian yang Luke kenakan.
Baik aku dan Luke tidak membalas apapun. "Gue masih inget kalau lo takut gelep, takut ruang sempit, Ca. Gue masih inget kalau lo nggak suka-"
Lah
"Bukan waktu yang tepat untuk ngomongin semua hal yang lo inget tentang dia, pengecut." sela Luke cepat. "Bukan waktu yang tepat juga untuk main perasaan disini. Lo kira hati dia dufan apa, yang bisa lo mainin seenak lo? Man up, man." lanjut Luke dingin.
Calum terkesiap. Mungkin tidak menyangka temannya akan mengucapkan hal setajam itu kedirinya.
"Ayo, Al," ajak Luke dan dengan mata yang mulai basah aku menyambut uluran tangan Luke, meninggalkan Calum tanpa berkata apa-apa. Tapi aku masih bisa mendengar kalimat yang Calum ucapkan setelahnya;
"Ca. I still care about you, I never stop.I just stop showing it, and that's two different things."
Namun aku juga teringat perkataan Luke di telepon satu minggu lalu ketika aku menangis dan meneleponnya pukul 12 malam. "Calum sama Rhae lagi? Please, sekali ini aja, Al, gue mohon berenti nangisin Calum napasih?"
Dan malam ini, aku menuruti perintah Luke untuk berhenti menangisi Calum.
Tapi aku mengingkari kata hatiku sendiri, yang sebenarnya memintaku untuk berlari ke arah Calum dan memeluknya.
⭕⭕⭕
Anjay bahasa aq
Luke b lyke "anjir udh ditinggal mantan kawin disni dijdiin nomer dua mulu lagi kpn gue bahagia woyy??"
Sabar maz luk
vomments dong :( mau nanya nih, jawab ya awas ga jwb, fav character siapa? Trus nge ship siapa? Terus opini ttg cerita ini sejauh ini dong!! Hh
AWAS GA DI JWB
HEThank u thank u
Regards,
Ridha yg pgn cerita ini selesai scptnya. jgn bosen pls ngeliat nama q :((